Virus Corona
Afrika Jadi Benua yang Paling Tertinggal dalam Vaksinasi
WHO mendesak setiap negara untuk melakukan vaksinasi terhadap setidaknya 40 persen populasinya pada akhir tahun ini.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, AFRIKA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak setiap negara untuk melakukan vaksinasi terhadap setidaknya 40 persen populasinya pada akhir tahun ini dan memastikan bahwa 70 persen populasi di dunia telah divaksinasi pada pertengahan 2022.
Dalam konferensi pers tentang virus corona (Covid-19) dan kesetaraan vaksin di Afrika yang merupakan rumah bagi lebih dari 1,2 miliar orang, Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa sejauh ini hanya dua negara di Afrika yang telah mencapai target 40 persen.
Angka ini tentu saja menjadi yang terendah di kawasan manapun di dunia ini.
"Itu bukan karena negara-negara Afrika tidak memiliki kapasitas atau pengalaman untuk meluncurkan vaksin Covid-19. Namun mereka telah ditinggalkan oleh seluruh dunia," kata Tedros.
Baca juga: Kemenkes Diminta Prioritaskan Vaksin Covid-19 Johnson and Johnson untuk Masyarakat Adat
Ia menjelaskan bahwa sikap tidak peduli banyak negara di dunia ini membuat negara-negara di Afrika berisiko tinggi menghadapi lonjakan kasus positif dan angka kematian akibat virus tersebut.
"Ini membuat orang berisiko tinggi terkena penyakit dan kematian, mereka berisiko terpapar virus mematikan saat banyak orang lainnya di seluruh dunia ini sedang menikmati perlindungan vaksin," tegas Tedros.
Baginya, semakin lama ketidakadilan berlangsung, maka semakin banyak virus yang menyebar dan bermutasi.
Sehingga semakin tinggi kemungkinan untuk munculnya lebih banyak varian yang membuat vaksin menjadi kurang efektif.
Untuk menghindari situasi ini, tahun lalu WHO bermitra dengan UNICEF, CEPI, GAVI serta aliansi lainnya untuk mendirikan fasilitas COVAX.
Sejauh ini, inisiatif tersebut telah mengirimkan lebih dari 260 juta dosis ke 141 negara.
Baca juga: Beban Kerja Vaksinasi Penyandang Disabilitas Lebih Ringan Jika Gunakan Vaksin Janssen, Ini Alasannya
Dikutip dari laman resmi United Nations, Rabu (15/9/2021), Tedros pun menyebutkan beberapa tantangan yang harus dihadap.
Mulai dari produsen yang lebih memprioritaskan kesepakatan bilateral, hingga banyak negara berpenghasilan tinggi yang menimbun pasokan vaksin global.
Ia juga menyoroti inisiatif serupa yang didirikan oleh Uni Afrika, Tim Tugas Akuisisi Vaksin Covid-19 yang dikenal sebagai AVAT.
Senin dan Selasa kemarin, perwakilan WHO pun bertemu dengan para pemimpin AVAT 'untuk menyepakati jalan menuju masa depan'.