Minggu, 5 Oktober 2025

Junta Militer Guinea Akan Tempatkan Perwira sebagai Gubernur Militer di 8 Distrik Administratif

Junta Militer Guinea menunjuk perwira sebagai Gubernur Militer untuk mengambilalih kekuasaan di delapan wilayah di Guinea.

AFP PHOTO/CELLOU BINANI
Personel angkatan bersenjata Guinea melaju menuju wilayah Kaloum di Conakry pada Minggu (5/9/2021), setelah terdengar rentetan suara tembakan. Kudeta Guinea terjadi setelah tentara pemberontak menculik Presiden Alpa Conde.(AFP PHOTO/CELLOU BINANI) 

Keita menyebut penggantiannya oleh seolah Jenderal adalah momen "kegembiraan dan penyesalan".

Para tentara menurunkan foto Conde dari dinding kantor Gubernur Elhadj Madifing Diane.

Peristiwa itu terjadi di wilayah Labe Utara, Guinea.

Mereka menyerahkan foto itu kepada seorang letnan kolonel.

Latar Belakang Peristiwa

Conde dilantik menjadi presiden pada 2010.

Dia berjanji untuk mematahkan kekuasaan otoriter selama beberapa dekade.

Kemudian, presiden berusia 83 tahun itu memperoleh masa jabatan periode ketiga pada 18 Oktober 2020 lalu.

Dikutip dari washingtonpost.com, protes mematikan tahun lalu menjadi titik awal kekacauan di Guinea.

Puluhan demonstran tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan.

Para kritikus mengecam pemerintah karena menggunakan kekhawatiran atas virus corona untuk membatasi kebebasan berbicara.

Kolonel Mamady Doumbouya, pemimpin pasukan, muncul di stasiun TV pemerintah dengan bendera Guinea di pundaknya pada Minggu (5/9/2021).

Dia mengumumkan pembubaran konstitusi dan mengatakan perbatasan akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

"Tindakan kami bukanlah kudeta," kata Mamady, kepala pasukan khusus Guinea, dalam siaran Minggu.

“Itu hanya mencerminkan aspirasi sah dari orang yang ingin hidup di lingkungan di mana kebutuhan dasar manusia dapat dipenuhi.”

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved