Konflik di Afghanistan
Update Konflik di Afghanistan: ISIS-K Akui Luncurkan Roket ke Bandara Kabul, 1.200 Orang Dievakuasi
ISIS-K mengakui bertanggungjawab atas serangan enam roket Katyusha ke Bandara Bandara Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan.
AS mengatakan ingin membunuh pelaku bom bunuh diri dalam serangan pesawat tak berawak terbaru di Kabul.
Akan tetapi laporan media mengatakan beberapa anak tewas dalam insiden yang menghancurkan sebuah mobil yang sarat dengan bahan peledak.
AS Evakuasi 1.200 Orang dari Kabul
AS menerbangkan sekitar 1.200 orang dari Kabul pada hari Minggu (29/8/2021), kata Gedung Putih, saat evakuasi besar-besaran dari Afghanistan memasuki hari terakhirnya.
UE Harus Beri Dukungan pada Negara-negara Tetangga Afghanistan
Uni Eropa (UE) harus memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara tetangga Afghanistan untuk membantu mereka mengelola pengungsi yang melarikan diri dari Taliban, kata kepala kebijakan luar negeri blok itu dalam sebuah wawancara.
"Kita harus meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Afghanistan."
"Kita harus membantu mereka dengan gelombang pengungsi pertama,” kata Josep Borrell kepada surat kabar Italia Corriere Della Sera.
Borrell menambahkan, orang-orang Afghanistan yang melarikan diri tidak akan mencapai Roma, tetapi mungkin Uzbekistan.
"Orang-orang Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu tidak akan mencapai Roma sejak awal, tetapi mungkin Tashkent (Uzbekistan). Kita perlu membantu negara-negara yang akan berada di garis depan," katanya.

Rusia Serukan Konferensi untuk Membangun Kembali Ekonomi Afghanistan
Rusia telah mengusulkan konferensi internasional untuk membangun kembali ekonomi Afghanistan menyusul pengambilalihan negara oleh Taliban dan gelombang migrasi berikutnya.
"Semua negara kaya di dunia harus bertemu dengan perwakilan dari otoritas Afghanistan yang baru untuk membahas masalah rekonstruksi ekonomi dan sosial," kata utusan Moskow untuk Afghanistan, Samir Kabulov, mengatakan di televisi pemerintah.
Kabulov mengatakan dia melihat negara-negara yang telah mengerahkan pasukan di Afghanistan sebagai yang pertama dalam upaya seperti itu.
"Ini adalah masalah kehormatan dan hati nurani," kata Kabulov.
Namun, dia juga mengklarifikasi bahwa konferensi itu tidak berarti 'menyerahkan uang kepada Taliban', tetapi mengatakan uang itu diperlukan untuk mendukung mata uang nasional, misalnya.
Baca berita lain seputar Konflik di Afghanistan
(Tribunnews.com/Rica Agustina)