Perubahan iklim: Benarkah jadi penyulut memburuknya kebakaran lahan dan hutan di berbagai penjuru dunia?
Dari Amerika Serikat, hutan Amazon di Brasil, Yunani, bahkan kawasan Siberia. Benarkah kebakaran lahan tahun ini lebih parah dari periode sebelumnya?
"Ini adalah tahun yang sangat buruk di seluruh wilayah Mediterania. Kami percaya bahwa ini disebabkan suhu di atas rata-rata sepanjang Juli di wilayah tersebut," ujar Yusuf Serengil, ilmuwan dari Fakultas Kehutanan di Universitas Istanbul.
Pemerintah Turki dikritik karena lengah. Saat kebakaran hebat terjadi, mereka tidak memiliki cukup pesawat untuk mengatasinya situasi.
Turki akhirnya mendapat bantuan dari Perancis, Spanyol dan beberapa negara lain.
Kebakaran lahan di Yunani juga memecahkan rekor, yaitu 12 kali lebih luas daripada rata-rata beberapa tahun sebelumnya.
Salah satu yang sangat terdampak akibat kebakaran ini adalah Pulau Evia. Lebih dari 2.000 orang dievakuasi melalui laut dari pulau tersebut.
Saat ini kebakaran lahan juga masih terjadji di wilayah Peloponnese, di antara kota Kalamata dan Patras.

Siberia terbakar
Asap tebal akibat kebakaran lahan menyelimuti sebagian Siberia. Menurut citra satelit, asap itu berhembus hingga Lingkar Arktik dan sekitarnya.
Kebakaran lahan di Siberia terjadi setiap musim panas dan biasanya dimulai di selatan, yakni di sekitar perbatasan China dan Mongolia.
Pada masa sebelumnya, kebakaran itu secara bertahap bergerak ke utara menuju Lingkar Arktik yang terpencil. Di sana api sulit dijangkau.
Musim kebakaran lahan ini telah melihat asap dari Siberia mencapai Kutub Utara untuk pertama kalinya dalam sejarah yang tercatat.
Dan saat ini ada tanda-tanda lain bahwa kebakaran lahan di kawasan itu bakal semakin parah. Rata-rata area yang terbakar di Siberia selama satu dekade terakhir lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya, menurut data Sukachev Forest Institute.
Republik Sakha (atau Yakutia) di timur laut Siberia menghadapi kebakaran hebat sejak pertengahan Juni. Kebakaran dengan intensitas tinggi ini mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida ke udara.
Volume karbon yang dilepaskan oleh kebakaran di Sakha tahun ini jauh melebihi beberapa tahun terakhir. Meski begitu, beberapa daerah di sekitar mereka belum mengalami musim yang buruk.

Para ilmuwan menyebut bahwa suhu yang lebih hangat dan kering di bagian utara Siberia meningkatkan risiko kebakaran. Perubahan iklim yang disebabkan manusia adalah faktor kunci dalam aktivitas kebakaran yang lebih ekstrem di kawasan ini.