Efek Jangka Panjang COVID: Pasien Berjuang untuk Dipercaya
Jutaan bekas pasien COVID masih alami gejala berat beberapa bulan setelah sembuh. Banyak yang harus berjuang keras untuk meyakinkan…
Awalnya, orang mengira Yas yang hanya ingin dipanggil dengan nama depan itu, bersikap berlebihan, apalagi karena ayahnya juga menunjukkan gejala kasus COVID jangka panjang yang lebih ringan dan mampu berbuat lebih banyak. Tetapi keluarga dan para dokter, sejak itu mulai mendukung dia.
"Itu sangat membuat frustrasi karena saya selalu mencoba yang terbaik, jadi rasanya tidak pernah cukup. Sejak orang-orang mulai mempercayai saya, kesehatan mental saya meningkat pesat," kata Yas kepada DW.
Berjuang untuk lebih banyak kesadaran
Setelah menghabiskan waktu berbulan-bulan, meyakinkan para dokter dan orang-orang sekitar, banyak pasien menemukan penghiburan satu sama lain.
Dalam kelompok dukungan online, di mana mereka berbagi pengalaman dan sumber daya, pasien tidak hanya dipercaya tetapi juga dipahami.
"Itu benar-benar membuat saya merasa divalidasi, dan merupakan salah satu alasan utama saya terus berusaha," kata Farrington.
Kembali ke Roma, Esperti telah menjadi aktivisuntuk masalah ini. Dia mendirikan Long COVID Italia, sebuah kelompok yang mempersatukan pasien, peneliti dan dokter yang terus berjuang untuk lebih banyak kesadaran seputar penyakit ini.
Karena selama COVID jangka panjang bukan prioritas kesehatan masyarakat, terlalu banyak orang yang harus menginvestasikan waktu, tabungan, dan energi mereka sendiri untuk sekadar dipercaya ujar Esperti.
"Kami membutuhkan pemerintah untuk meningkatkan dan memberikan perawatan, rehabilitasi dan dukungan keuangan," kata Esperti. "Karena aku telah kehilangan 18 bulan hidupku." (sc/as)