Senin, 6 Oktober 2025

Afghanistan: Lari dari Taliban, pengungsi tidur di jalanan ibu kota Kabul

Taliban mengambil alih kota penting Ghanzi, kota yang secara strategis penting dan meningkatkan kemungkinan kelompok militan ini menguasasi

Taliban mengambil alih kota penting Ghazni, ibu kota yang secara strategis penting ibu kota provinsi yang ke-10 yang jatuh dalam kurang dari seminggu.

Ghazni terletak di jalan utama Kabul-Kandahar, yang menghubungkan markas-markas Taliban di selatan ibu kota Kabul.

Dengan mengambil alih Ghazni dapat meningkatkan peluang Taliban menguasasi Kabul.

Hampir sepertiga negara dari 34 provinsi telah berada di bawah kekuasaan Taliban.

Banyak warga yang tinggal di jalan-jalan di ibu kota Kabul.
AFP
Banyak warga yang tinggal di jalan-jalan di ibu kota Kabul.

Dengan banyaknya wilayah di utara negeri itu telah jatuh ke tangan Taliban, ribuan warga meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat aman di Ibu Kota Kabul.

Ketika sampai di sana, banyak dari para pengungsi ini berakhir di gudang-gudang kosong atau di jalanan. Mereka harus berjuang untuk mendapatkan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya seperti obat-obatan dan barang-barang sanitasi.

peta Afghanistan.
BBC

Namun mereka merasa tidak punya banyak pilihan — pilihan mereka hanyalah hidup serba susah di Kabul, atau kemungkinan tewas di kampung halaman.

Sekarang, ribuan orang telah berkumpul di tempat-tempat penampungan darurat di pinggiran kota.

Baca juga:

Asadullah, seorang pedagang kaki lima berusia 35 tahun dari provinsi Kunduz, tiba di ibu kota bersama istri dan dua anak perempuannya awal pekan ini setelah Taliban membakar rumahnya.

"Saya bekerja di jalanan, berjualan makanan dan rempah-rempah ... tapi ketika Taliban menyerang kami pergi ke Kabul," katanya kepada BBC.

"Sekarang kami tidak punya uang untuk membeli roti, atau membeli obat-obatan untuk anak saya."

Asadullah
BBC
Asadullah bekerja sebagai pedagang kaki lima di kampung halamannya di Provinsi Kunduz, berjualan makanan dan rempah-rempah.
Dua putri Asadullah
BBC
Asadullah, dua putrinya, dan istrinya tidur di jalanan setelah tiba di Kabul.

Asadullah dan keluarga mudanya menghabiskan malam-malam mereka di jalanan.

"Seluruh rumah dan barang-barang kami terbakar, jadi kami pergi ke Kabul dan berdoa kepada Allah untuk menolong kami. Roket dan mortar menghantam rumah kami ... ada pertempuran hebat dalam tujuh hari terakhir, kami tidak punya roti untuk dimakan dan semua toko roti, toko, dan pasar tutup."

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved