Minggu, 5 Oktober 2025

Taliban bersiap kuasai Afghanistan lagi, dukung hukuman brutal

Kelompok yang pernah menguasai Afghanistan itu masih mendukung hukuman-hukuman brutal, BBC menemukannya dalam liputan di wilayah Taliban.

Para anggota milisi Taliban yang kami temui berlokasi hanya 30 menit dari salah satu kota terbesar di Afghanistan, Mazar-i-Sharif.

"Ghanimat" atau harta rampasan perang yang mereka pamerkan termasuk sebuah mobil Humvee, dua mobil pick-up, dan sejumlah senapan mesin. Ainuddin, mantan siswa madrasah (sekolah agama) berwajah keras yang sekarang menjadi komandan militer setempat, berdiri di tengah kerumunan pasukan bersenjata lengkap.

Para pemberontak tampaknya merebut wilayah baru setiap hari setelah pasukan internasional ditarik. Terperangkap di tengah-tengah pertempuran mereka, ada penduduk yang ketakutan.

Puluhan ribu warga sipil di Afghanistan terpaksa meninggalkan rumah mereka - ratusan lainnya tewas atau terluka dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga:

Saya bertanya kepada Ainuddin bagaimana ia bisa membenarkan kekerasan ini, mengingat rasa sakit yang ditimbulkannya pada orang-orang yang ia klaim sebagai lawan.

"Ini pertempuran, jadi ada orang-orang yang mati," jawabnya dengan dingin, seraya menambahkan bahwa kelompok itu berusaha sebaik-baiknya untuk " tidak menyakiti warga sipil".

Pasukan Taliban di Balkh
BBC
Kombatan Taliban memamerkan mobil Humvee yang mereka rampas.

Saya menyebutkan bahwa Taliban-lah yang memulai pertempuran.

"Tidak," bantahnya. "Kami pernah memiliki pemerintahan dan itu digulingkan. Mereka [Amerika] yang memulai pertempuran."

Ainuddin dan anggota Taliban lainnya sedang merasakan momentum, dan mereka hampir kembali mendominasi setelah digulingkan oleh invasi yang dipimpin AS pada tahun 2001.

"Mereka tidak melepaskan budaya Barat... jadi kami harus membunuh mereka," katanya tentang "pemerintahan boneka" di Kabul.

Tak lama setelah kami selesai berbicara, kami mendengar suara helikopter di atas kami. Humvee dan para kombatan Taliban dengan cepat membubarkan diri.

Ini adalah pengingat akan ancaman terus-menerus yang ditimbulkan oleh angkatan udara Afghanistan kepada para pemberontak, dan bahwa pertempuran masih jauh dari selesai.


Kami berada di Balkh, sebuah kota bersejarah yang dianggap sebagai tempat kelahiran salah satu penyair sufi yang paling terkenal, Jalaluddin Rumi.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved