Pendidikan Lingkungan dari Toyama Jepang untuk Indonesia Didanai JICA
Menurut asosiasi, masalah sampah laut yang mengalir ke pantai semakin parah dari tahun ke tahun.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Japan International Cooperation Agency (JICA) mengadopsi proyek kerja sama teknis terkait lingkungan hidup dari Yasunobu Kubogi, ketua sebuah asosiasi dan didukung sepenuhnya oleh pemkot Toyama Jepang baru-baru ini.
"Kerja sama dilakukan 1 Juli lalu mengenai pendidikan lingkungan hidup di Indonesia," papar pejabat Pemkot Toyama, Kobayashi kepada Tribunnews.com, Kamis (5/8/2021).
Asosiasi Sosialisasi pendidikan lingkungan bagi Indonesia dari Toyama menekankan Indonesia yang dipimpin Kuboki melihat pentingnya pembelajaran dari penyakit polusi dan pengumpulan sampah yang pernah terjadi di Toyama.
Di Indonesia, di mana masalah lingkungan seperti pencemaran laut menjadi lebih serius, asosiasi berbadan hukum "Pendidikan Indonesia" itu telah bekerja selama 21 tahun untuk menyebarkan "pendidikan lingkungan tipe Toyama" seperti upaya mengingatkan tentang penyakit polusi dan upaya mengumpulkan plastik sampah kepada masyarakat Indonesia.
"Menyediakan pendidikan yang inklusif, tidak memihak, dan berkualitas tinggi untuk semua. Melihat ke luar negeri dari Toyama, kami terus mempraktikkan Tujuan Pendidikan Berkualitas untuk Semua Orang dari SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan)," ungkap Kuboki.
Tahun ini, sebuah proyek baru untuk mendigitalkan buku teks "lingkungan" dan menyebarluaskan pendidikan lingkungan di pulau-pulau terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau diadopsi oleh proyek kerja sama teknis akar rumput Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) bagi masyarakat Indonesia.
"Proyek akan dikerjakan tahun ini," ungkap Kobayashi.
Baca juga: 46 Persen Warga Asing di Tokyo Jepang Mengira Air PAM yang Diminumnya adalah Air Mineral
Indonesia terdiri dari sekitar 13.000 pulau dan memiliki garis pantai yang panjang.
Dengan sekitar 270 juta orang, populasi terbesar keempat di dunia terus bertambah dari tahun ke tahun.
Menurut asosiasi, masalah sampah laut yang mengalir ke pantai semakin parah dari tahun ke tahun.
Tidak ada kebiasaan memisahkan sampah, dan dikatakan bahwa pemandangan di mana persembahan ditinggalkan dan "sampah" dapat dilihat di mana-mana.
Kubogi, yang sempat mengunjungi Indonesia dikejutkan oleh fakta bahwa limbah dapur yang ditinggalkan menyebabkan bau tak sedap dan penyakit menular di daerah miskin di mana jalur kehidupan seperti pasokan air tidak berkembang dengan baik.
Memulai dukungan pendidikan pada tahun 2000 ketika membutuhkan pendidikan.
"Sampai saat ini, kami telah membuat kurikulum dan buku pelajaran dengan profesor universitas setempat dan pejabat pemerintah untuk membuka perpustakaan di daerah kumuh dan memperkenalkan mata pelajaran "lingkungan" ke sekolah menengah pertama. Keduanya dikatakan telah diperkenalkan di tempat dan membantu memperbaiki lingkungan," tambah Kuboki.
"Lingkungan internet di situs pendidikan relatif mapan dan kali ini kami memutuskan untuk mengerjakan digitalisasi bahan ajar untuk tujuan mendukung pendidikan di pulau-pulau terpencil," tambahnya.
Materi ajar akan mencakup pelajaran dari penyakit pencemaran yang terjadi di DAS Jinzu yang mengalir melalui Kota Toyama, penyakit Itai-itai, upaya SDG kota, dan pemisahan sampah oleh warga.
Pengalaman Toyama di masa lalu akan jadi contoh bagi Indonesia.
Baca juga: Nintento Jepang Memenangkan Perkara Tuntutan Paten dengan Colopl, Dapat Ganti Rugi 3,3 Miliar Yen
Terutama dalam kasus penyakit Itai-itai, begitu lingkungan tercemar, penyakit itu akan terus menimpa orang selama beberapa dekade.
Di masa depan, termasuk pelatihan pendidik lokal, kota berencana untuk melaksanakan proyek di Kabupaten Tabanan, Bali, yang menandatangani perjanjian kerja sama pada tahun 2014 untuk memecahkan masalah lingkungan.
Pada bulan Juli, Wali Kota Toyama, Hirohisa Fujii, yang juga terlibat dalam pembentukan asosiasi, hadir dan ada upacara penandatanganan untuk adopsi proyek JICA.
Wali Kota Fujii berharap bahwa "pendidikan lingkungan dari Toyama akan menyebar tidak hanya ke Indonesia tetapi juga ke Asia dan dunia."
Kubogi mengatakan, "Ada banyak masalah lingkungan lokal akibat bencana corona. Saya ingin melanjutkan agar proyek ini membantu menyelesaikan masalah," dan memperbarui semangatnya untuk menyelesaikan masalah.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: [email protected] subject: Belajar bahasa Jepang.