Bayi Orca yang Terdampar di Selandia Baru Meninggal, di Tengah Pencarian Induknya yang Terpisah
Seekor bayi orca atau paus pembunuh yang terdampar di Selandia Baru dan diselamatkan sukarelawan meninggal.
TRIBUNNEWS.COM - Seekor bayi orca atau paus pembunuh yang terdampar di Selandia Baru dan diselamatkan warga meninggal.
Dilansir BBC, bayi paus itu mati setelah 10 hari lalu ditemukan terdampar di dekat Ibukota Wellington, Selandia Baru.
Para relawan yang iba mencoba melakukan pencarian untuk menemukan induknya di perairan terdekat.
Paus pembunuh yang diberi nama Toa itu diyakini berusia 6 bulan dengan panjang sekitar 2,5 m.
Baca juga: VIRAL Hiu Paus Muncul di Pantai Ngrenehan Gunungkidul, Kejutkan Pemancing hingga Tanggapan BKSDA
Baca juga: KISAH Nelayan Lobster AS 30 Detik di Mulut Paus Bungkuk: Saya Pikir Saatnya Saya Mati

Menurut laporan, bayi paus ini tidak akan bisa bertahan hidup sendirian di lautan karena terpisah dari keluarganya.
Nasib Toa membuat warga Selandia Baru iba, hingga dilakukan pencarian nasional yang diikuti ratusan relawan.
Toa yang memiliki arti 'prajurit' ini terpisah dari kawanannya dan ditemukan oleh dua remaja.
Saat itu Toa terdampar di perairan dangkal di Plimmerton, utara Wellington.
Konservasionis menempatkan bayi paus ini di kolam darurat.
Dia diberi makan melalui dot khusus setiap empat jam.
Armada pesawat dan pengamat dari darat menjelajahi ratusan mil garis pantai untuk mencari kelompok Toa dengan harapan ibunya dapat ditemukan.
Tetapi Whale Rescue, organisasi yang merawat Toa, melaporkan bahwa kondisi bayi paus ini tiba-tiba melemah pada Jumat.
Dokter hewan sudah bertindak, namun Toa tidak bisa diselamatkan.
"Kami harus melaporkan bahwa beberapa waktu lalu Toa meninggal dunia," kata organisasi itu.
"Seperti yang bisa Anda bayangkan, kami hancur."
Padahal tim pencarian berharap Toa bisa bersatu kembali dengan sang induk.

Baca juga: Cerita Penangkap Lobster Terjebak di dalam Mulut Paus Bungkuk: Dia Mencoba Menelanku, Aku Akan Mati
Baca juga: Bangkai Hiu Paus Terdampar di Pantai Dusun Teluk Lombok Utara, Sudah Keluarkan Bau Busuk
Namun jika gagal ditemukan, Toa rencananya akan disatukan dengan kawanan paus lain.
Manajer Spesies Laut di Departemen Konservasi, Ian Angus, mengatakan relawan melakukan segalanya untuk mencoba menyelamatkannya.
"Kami selalu sadar bahwa semakin lama dia berada di penangkaran, jauh dari ibunya, semakin besar kemungkinan kesehatannya memburuk," kata Angus.
"Toa meninggal dengan cepat, dikelilingi oleh cinta, dengan hari-hari terakhirnya dibuat senyaman mungkin."
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)