Selasa, 7 Oktober 2025

Inggris Habiskan Ratusan Juta Pound Bantu Kelompok Pemberontak Suriah

Conflict, Stability and Security Fund (CSSF), badan bentukan pemerintah Inggris, mendanai proyek melibatkan kelompok-kelompok bersenjata Suriah.

Omar Haj Kadour-AFP
Seorang pejuang Suriah didukung pemberontak Turki menembakkan senapan 

Kelompok Hayat Tahrir Sham 

Sebuah tinjauan proyek pada September 2017 mencatat peluncurannya bertepatan kebangkitan Hay’at Tahrir al-Sham, kelompok bersenjata afiliasi Al Qaeda di Idlib.

Di sisi lain, pemerintah Inggris khawatir terhadap kelompok-kelompok jihad yang mengambil keuntungan untuk proyek bantuan mereka.

Menurut catatan laporan proyek itu, ada risiko kelompok terlarang mencampuri administrasi sipil atau mencoba untuk mengambil keuntungan yang diberikan program.

Kelompok ekstremis Hay'at Tahrir al-Sham, yang dibentuk pada awal 2017 dari penggabungan beberapa pasukan pemberontak termasuk Al Nusra, sekarang menguasai wilayah barat laut Suriah.

Kelompok ini memaksakan doktrin garis kerasnya pada empat wilayah tersebut yang ditinggali jutaan warga Suriah.

Orang-orang di daerah itu sekarang mengalami masalah kebebasan berekspresi atau berpendapat politik.

Mereka harus mengikuti aturan ketat tentang bagaimana mereka berpakaian dan memotong rambut mereka, sementara laki-laki dan perempuan tidak diperbolehkan bergaul di depan umum.

Pemerintah Inggris telah menyadari program CSSF rahasianya kontroversial, menggambarkan program yang mendukung oposisi Suriah sebagai sensitif secara politik.

Tetapi pemerintah secara konsisten mengutip alasan keamanan untuk tidak mengungkapkan kelompok pemberontak mana yang didukungnya.

Dokumen yang terungkap pada tahun 2016 menunjukkan Inggris percaya kelompok oposisi "moderat" termasuk Harakat al-Hazm.

Ini kekuatan yang berperang bersama jihadis di medan perang, dan Jaish al-Islam, kelompok Salafi yang didukung Saudi yang berusaha memaksakan teokrasi Sunni di Suriah. .

Pada 2015, sebuah kasus pengadilan Inggris mengungkap badan intelijen Inggris mendukung kelompok oposisi Suriah yang sama yang diikuti Bherlin Gildo, warga Swedia yang diadili karena pelanggaran terorisme.

Gildo diduga menghadiri kamp pelatihan teroris dan menerima pelatihan senjata untuk berperang di Suriah dan dilaporkan telah bekerja dengan Front Al Nusra.

Sejauh mana kelompok oposisi bersenjata di Suriah dapat dianggap “moderat” telah lama menjadi sumber perdebatan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved