Rabu, 1 Oktober 2025

Banjir Menerjang Jerman dan Belgia, Lebih dari 60 Orang Tewas dan 70 Lainnya Hilang

Lebih dari 60 orang tewas dan lebih dari 70 hilang setelah hujan lebat memicu banjir parah di Jerman barat dan negara tetangga Belgia

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Bernd LAUTER / AFP
Seorang pria berjalan melewati banjir menuju rumah-rumah yang hancur di Schuld dekat Bad Neuenahr, Jerman barat, pada 15 Juli 2021. Lebih dari 60 orang tewas dan lebih dari 70 hilang setelah hujan lebat memicu banjir parah di Jerman barat dan negara tetangga Belgia 

Empat orang tewas dalam insiden terpisah setelah ruang bawah tanah dibanjiri di Cologne, Kamen dan Wuppertal.

Pihak berwenang memperingatkan bahwa sebuah bendungan bisa jebol.

Perdana Menteri Rhineland-Palatinate (Rheinland-Pfalz) Malu Dreyer mengatakan:

"Ini adalah bencana. Ada yang tewas, hilang dan banyak orang masih dalam bahaya."

"Semua layanan darurat kami beraksi sepanjang waktu dan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri."

"Saya menyampaikan simpati saya kepada para korban bencana banjir ini," tambahnya.

Rekaman video dari kota spa Jerman Bad Neuenahr menunjukkan properti yang rusak, mobil dan truk berserakan di jalan-jalan, dan pohon tumbang dan puing-puing mengambang.

Di Belgia, di antara sembilan korban jiwa adalah dua orang yang meninggal akibat hujan deras.

Sebuah gambar yang diambil pada 15 Juli 2021 menunjukkan pemandangan jalan yang banjir di kota Verviers, Belgia, dekat Liege, setelah hujan lebat dan banjir melanda Eropa barat.
Sebuah gambar yang diambil pada 15 Juli 2021 menunjukkan pemandangan jalan yang banjir di kota Verviers, Belgia, dekat Liege, setelah hujan lebat dan banjir melanda Eropa barat. (ANTHONY DEHEZ / BELGA / AFP)

Seorang gadis 15 tahun hilang setelah hanyut oleh sungai yang meluap.

Sekitar 10 rumah runtuh di Pepinster setelah sungai Vesdre membanjiri kota Belgia timur.

Penduduk dari 1.000 rumah lebih telah dievakuasi.

Sekitar 200.000 properti alami mati listrik di Jerman, kata Westnetz, perusahaan jaringan distribusi listrik terbesar di negara itu.

Banyak pula gardu induk tidak dapat dijangkau untuk perbaikan karena jalan masih terhalang.

Pakar cuaca mengatakan bahwa hujan di wilayah tersebut belum pernah terjadi sebelumnya.

Partai politik Hijau menyebut banjir disebabkan oleh pemanasan global.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved