Pendiri Antivirus John McAfee Tewas Gantung Diri di Penjara, Tak Lama Setelah Keputusan Ekstradisi

Keputusan pengadilan Spanyol hanya merujuk pada pelanggaran yang terjadi antara 2016 dan 2018.

Baca juga: Tren Investasi Kripto, Sentimen Pasar Terhadap TKO Dinilai Positif

Sejak menghasilkan banyak uang pada 1980-an dengan perangkat lunak antivirus yang masih menyandang namanya, McAfee telah menjadi guru cryptocurrency, mengklaim menghasilkan 2.000 dolar AS sehari.

Dia memiliki lebih dari satu juta pengikut di Twitter, di mana dia menggambarkan dirinya sebagai "pencinta wanita, petualangan, dan misteri".

Dalam sebuah tweet pada 16 Juni, dia mengatakan pihak berwenang AS percaya dia telah menyembunyikan crypto.

“Saya berharap saya melakukannya,” tambahnya. “Aset saya yang tersisa semuanya disita. Teman-temanku menghilang karena takut bergaul. Saya tidak memiliki apa apa. Namun, saya tidak menyesali apa pun,” katanya.

Istri McAfee, Janice, telah lama mengeluh bahwa dia tidak baik-baik saja di penjara dan menghadapi penundaan untuk mendapatkan perawatan medis yang layak di penjara di Spanyol.

Baca juga: 5 Cara Menghindari Investasi Kripto Bodong, Waspadai Skema Ponzi

"Pihak berwenang AS bertekad untuk membuat John mati di penjara," tweetnya pada hari Minggu.

“Media terus menjelekkan dia, sesuai narasi mereka, dan tidak ada harapan baginya untuk mendapatkan pengadilan yang adil di Amerika,” tambahnya.

McAfee, seorang keturunan Inggris-Amerika, menjadi berita utama setelah dia pindah ke Belize dan tetangganya di negara Amerika Tengah dibunuh secara misterius pada tahun 2012, sebuah kejahatan yang masih belum terpecahkan.

Setelah polisi menemukannya tinggal bersama seorang gadis berusia 17 tahun dan menemukan gudang senjata besar di rumahnya, McAfee menghilang selama sebulan.

Keluarga tetangga yang meninggal kemudian mengajukan gugatan  terhadap McAfee dan pada tahun 2019 pengadilan di Florida memenangkan gugatan dan memerintahkan McAfee untuk membayar keluarga lebih dari 25 juta dolar AS.

Pada 2015, McAfee ditangkap di AS karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Dia kembali menghilang dari publik hingga Januari 2019, ketika dia melarikan diri dari negara itu. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)