Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

PM Muhyiddin Yassin Yakin Malaysia akan Mencapai Kekebalan Kelompok sesuai Jadwal

Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin yakin Malaysia bisa mencapai kekebalan kelompok sesuai jadwal yang ditargetkan rencana pemulihan nasional.

Bernama
Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengunjungi pusat vaksinasi (PPV) di Kuala Lumpur Convention Centre, 20 Juni 2021. Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin yakin Malaysia bisa mencapai kekebalan kelompok sesuai jadwal yang ditargetkan rencana pemulihan nasional. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin yakin Malaysia bisa mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity sesuai jadwal yang ditargetkan rencana pemulihan nasional.

Muhyiddin menyatakan kepercayaan dirinya itu menyusul meningkatnya pasokan vaksin Covid-19 dari negara pemasok utama ke Malaysia.

Dilansir Malay Mail, ia menyebut pemerintah akan bekerja lebih keras untuk memastikan pasokan tiba sesuai jadwal.

Ditemui setelah mengunjungi pusat vaksinasi (PPV) di Kuala Lumpur Convention Center, Minggu (20/6/2021), Muhyiddin berkata:

"Saya sadar bahwa banyak orang di luar sana yang bertanya, mengapa tidak melakukan ini, mengapa tidak melakukan lebih banyak lagi."

Baca juga: Israel Tuding Pimpinan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Bohong soal Serangan Gaza, Ini Kata Pengamat

Baca juga: Malaysia Pertimbangkan untuk Mencampur 2 Vaksin Covid-19 Berbeda untuk Meningkatkan Efikasi

Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengunjungi pusat vaksinasi (PPV) di Kuala Lumpur Convention Centre, 20 Juni 2021.
Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengunjungi pusat vaksinasi (PPV) di Kuala Lumpur Convention Centre, 20 Juni 2021. (Bernama)

"Khairy (Khairy Jamaluddin) sudah berkali-kali memberi tahu bahwa kita bisa mencapai kekebalan kelompok jika vaksinnya banyak."

"Tapi jumlah vaksin kita terbatas dan itu bukan karena kami tidak mau atau pemerintah menghalangi, tidak, kami ingin menyelesaikan semuanya di satu atau dua bulan."

"Tapi kami tidak bisa mengontrol pasokan vaksin itu karena pemasoknya dari luar negeri, jadi kita harus menunggu giliran, tetapi dijamin pasokan akan tiba dalam waktu yang dijadwalkan."

Menteri Sains Khairy Jamaluddin Tidak Mau Lagi Mengejar Kekebalan Kelompok

Menteri Sains Khairy Jamaluddin
Menteri Sains Khairy Jamaluddin (Instagram @khairykj)

Sementara itu, beberapa hari sebelumnya, Menteri Sains Khairy Jamaluddin mengatakan tidak lagi mengejar "herd immunity" di Malaysia karena diperkirakan Covid-19 akan menjadi endemik di negara itu.

"Saya sudah berhenti menggunakan istilah itu," katanya dalam webinar Rabu (16/6/2021), seperti yang dilaporkan The Straits Times.

"Saya sudah menyarankan Perdana Menteri untuk berhati-hati dalam menggunakan istilah 'kekebalan kelompok', karena pandangan saya sebagai menteri koordinator, melihat data dan sains, virus ini sangat mungkin endemik."

"Dan kita mungkin melihat Covid-19, dalam bentuk yang tidak terlalu mengancam, tetapi akan tetap bersama kita untuk beberapa waktu."

"Seperti apa dunia, atau seperti apa Malaysia pada 2022, adalah campuran dari orang-orang yang telah divaksinasi lengkap serta alat tes cepat yang dapat digunakan setiap hari, dan saya pikir kita perlu memperkenalkan itu sebagai bagian dari hidup kita."

Program Imunisasi Nasional (NIP) telah menetapkan target vaksinasi 80 persen dari populasi untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap Covid-19.

Pencampuran 2 Vaksin yang Berbeda

Khairy, yang juga menteri koordinator NIP, mengatakan pihak berwenang juga melihat data dunia nyata yang diterima dari Jerman tentang vaksinasi heterolog.

Vaksinasi heterolog itu menggunakan vaksin dari AstraZeneca untuk dosis pertama, kemudian Pfizer-BioNTech sebagai dosis kedua.

Baca juga: PM Malaysia Umumkan 4 Fase Pemulihan Nasional, Dimulai dengan Lockdown

Vaksinasi heterolog, kata Khairy, adalah metode menggunakan dua vaksin berbeda untuk meningkatkan kemanjuran terhadap varian yang berbeda.

Ia menambahkan, data sejauh ini menunjukkan bahwa cara itu telah meningkatkan antibodi penetralisir dan meningkatkan efektivitas yang lebih baik terhadap varian yang berbeda.

"Kami mengawasi ini dengan sangat cermat. Kami tidak ingin membuat keputusan cepat tentang ini sebelum mendapatkan lebih banyak data."

"Setelah kelompok kerja teknis jelas tentang hal itu, mereka akan memberi tahu komite yang saya pimpin bersama Menteri Kesehatan."

"Kami kemudian akan menerapkan vaksinasi heterolog," kata Khairy saat webinar bertajuk The Path To Herd Immunity yang diselenggarakan oleh The Oxford & Cambridge Society Malaysia pada Rabu (16/6/2021).

Ia mencatat bahwa ada kemungkinan bahwa mereka akan melakukan cara itu, karena banyak negara telah melakukannya untuk meningkatkan antibodi penetralisir dan kemanjuran.

"Selain itu, ketika menghadapi kendala pasokan vaksin, Anda bisa mencampurnya untuk memastikan efektivitas vaksin tetap ada," ujarnya.

Selama webinar, Khairy juga mengatakan pihak berwenang berpikir untuk memperpendek interval pemberian dosis AstraZeneca.

Tetapi ia mengakui ada kendala pasokan vaksin AstraZeneca.

"Sebagian pasokan AstraZeneca dari Covax tertunda dan beberapa pasokan dari Thailand juga sedikit tertunda."

"Jadi, kami sedang menghitung ulang jadwal pengiriman kami sekarang untuk melihat apakah kita dapat mempersingkat periode interval untuk AstraZeneca," katanya.

Interval dosis AstraZeneca saat ini adalah 12 minggu.

Baca juga: TANYA JAWAB Covid-19 Varian Delta: Alasan Mengapa Menjadi Perhatian hingga Efektivitas Vaksin

Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Varian Delta Bermutasi di 80 Negara, Perhatikan Gejalanya

Secara terpisah, Khairy mengatakan kementeriannya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk mempertimbangkan vaksinasi bagi mereka yang akan mengikuti ujian tahun ini.

Ia mengatakan vaksinasi itu akan mencakup guru, staf pendukung serta siswa tahun ujian nasional, karena Pfizer-BioNTech telah disetujui untuk mereka yang berusia 12 hingga 15 tahun.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya dari Malaysia

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved