Sabtu, 4 Oktober 2025

Kim Jong Un Akui Kondisi Pangan di Negaranya Sedang 'Genting'

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengkaui bahwa negaranya berada dalam situasi pangan 'tegang'.

Tangkap Layar NK News
Kim Jong Un dan istrinya Ri Sol Ju menghadiri sebuah konser pada Selasa (16/2/2021).(Gambar: Rodong Sinmun) 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengakui bahwa situasi pangan di negaranya tengah "genting."

Dilansir Yahoo! News, kondisi itu menjadi perhatian karena Korea Utara sebelumnya pernah menderita kelaparan dahsyat pada 1990-an, di mana ratusan ribu orang meninggal.

Baca juga: Dampak Mundurnya Korut, Timnas Malaysia Butuh Bantuan Indonesia

Baca juga: Korut Mundur, Timnas Malaysia Kena Getahnya, Semua Poin Kemenangan Atas Indonesia Dibatalkan

Gambar tak bertanggal dan dirahasiakan ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melalui KNS menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang memeriksa 1524 Unit tentara Rakyat Korea Utara.
Gambar tak bertanggal dan dirahasiakan ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melalui KNS menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang memeriksa 1524 Unit tentara Rakyat Korea Utara. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Negara miskin yang tengah berada di bawah berbagai sanksi internasional atas program pengembangan nuklir dan rudal balistik itu telah lama berjuang mencari 'makan' sendiri, kini menderita kekurangan pangan kronis.

Terjemahan: Kim Jong Un telah mengakui bahwa situasi makanan Korea Utara "genting", lapor media pemerintah. Pengakuan mengkhawatirkan di negara yang menderita kelaparan menghancurkan pada 1990-an di mana ratusan ribu meninggal.

Korea Utara menghadapi lebih banyak tekanan ketika pandemi virus corona melanda seluruh dunia, serangkaian badai musim panas dan banjir yang melanda negara tersebut.

Pada pertemuan pleno komite pusat Partai Buruh Korea yang berkuasa, Kim Jong Un mengklaim ekonomi tahun ini membaik.

Kantor berita resmi KCNA melaporkan pada Rabu (16/6/2021) bahwa produksi industri disebut tumbuh 25 persen dari tahun sebelumnya.

"Tetapi, nampaknya ada serangkaian penyimpangan karena sejumlah tantangan," tambah Kim Jong Un.

"Situasi pangan masyarakat sekranag semakin tegang karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produski biji-bijian, sebab rusak akibat topan tahun lalu," tutur Kim Jong Un.

Baca juga: Kim Jong Un Larang Rakyat Korut Pakai Skinny Jeans, Khawatir Bisa Pengaruhi Rezim

Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: 4 Warga Korut Ditembak di Depan Umum | Selalu Gagal Hamil, Ternyata Dia Pria

Kim Jong Un telah mengakui bahwa situasi makanan Korea Utara
Kim Jong Un telah mengakui bahwa situasi makanan Korea Utara "tegang", lapor media pemerintah. Pengakuan mengkhawatirkan di negara yang menderita kelaparan menghancurkan pada 1990-an di mana ratusan ribu meninggal (Twitter AFP)

Seperti diketahui, serangkaian topan musim panas yang melanda Korea Utara telah memicu banjir yang menghancurkan ribuan rumah dan menggenangi lahan pertanian.

Kim Jong Un lantas menyerukan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak bencana alam seperti itu, dengan mengatakan bahwa memastikan panen yang baik adalah "prioritas utama".

KCNA melaporkan, pertemuan pleno komite pusat Partai Buruh juga membahas pandemi virus corona yang berkepanjangan.

Pyongyang memiliki infrastruktur medis yang buruk dan kekurangan obat-obatan kronis dan analis mengatakan wabah virus corona akan mendatangkan malapetaka di negara yang terisolasi itu.

Korea Utara memberlakukan penguncian ketat ketika menutup perbatasannya pada Januari tahun lalu untuk menghentikan penyebaran virus dari negara tetangga China, tempat virus itu pertama kali muncul sebelum melanda dunia.

Namun, Korea Utara bersikeras bahwa mereka tidak memiliki kasus virus, klaim yang diragukan oleh para analis dan Korea Utara telah membayar harga ekonomi yang sangat besar untuk blokade tersebut.

Perdagangan dengan China, jalur kehidupan ekonomi Korea Utara, telah melambat, sementara semua pekerjaan bantuan internasional menghadapi pembatasan ketat.

Baca juga: Kominfo Ajak Pengguna Internet Lawan Arus Disinformasi di Tengah Pandemi

Dampak pandemi "kemungkinan besar memperburuk" situasi kemanusiaan di Utara, dengan sekitar 10,6 juta orang membutuhkan, kata juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Dalam pengakuan lain tentang kesulitan Korea Utara, Kim Jong Un pada April kemarin mengatakan kepada warganya untuk bekerja keras untuk "situasi terburuk yang pernah ada".

Kelaparan nasional yang diderita Korea Utara pada 1990-an menewaskan ratusan ribu orang setelah jatuhnya Uni Soviet membuatnya tanpa dukungan penting.

Berita lain terkait Kim Jong Un

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved