POPULER Internasional: Ratu Elizabeth Potong Kue dengan Pedang | Kim Jong Un Ancam Penggemar K-Pop
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya aksi Ratu Elizabeth yang memotong kue menggunakan pedang
TRIBUNNEWS.COM - Inilah rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Ratu Elizabeth menarik perhatian publik dengan menggunakan pedang seremonial untuk memotong kue selama kunjungan kerajaan di sela-sela KTT G7 di Cornwall.
Di Spanyol, seorang pria membunuh kedua anaknya untuk menyakiti mantan istri.
Seorang wanita asal Afrika Selatan menarik perhatian dunia setelah dikabarkan melahirkan 10 orang bayi.
Namun sang suami, rupanya sudah menikahi wanita lain sebelumnya, menurut seorang wanita yang mengaku sebagai istrinya.
Sementara itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un menyebut K-Pop sebagai perusak generasi muda di negaranya dan berniat menghukum para penggemarnya.
1. Ratu Elizabeth Potong Kue Menggunakan Pedang, Kate Middleton dan Orang-orang di Sekitarnya Cekikikan
Ratu Elizabeth menarik perhatian publik dengan menggunakan pedang seremonial untuk memotong kue selama kunjungan kerajaan di sela-sela KTT G7 di Cornwall.
Aksi sang ratu itu memicu tawa dari Camilla, Duchess of Cornwall, Kate Middleton, Duchess of Cambridge serta orang-orang di sekitarnya.
Evening Standard melaporkan, Ratu dipinjami pedang oleh Lord-Lieutenant of Cornwall selama kunjungannya ke inisiatif Proyek Eden "The Big Lunch" pada hari Jumat (11/6/2021).
Ketika diberitahu oleh seorang ajudan bahwa dia bisa menggunakan pisau standar untuk mengiris kue, Ratu Elizabeth II bercanda: "Saya tahu ada. Ini lebih tidak biasa."
Baca: Nama Lilibet Diributkan, Harry dan Meghan Bantah Tak Bertanya Kepada Ratu Elizabeth II
Baca: Biden Dijadwalkan akan Lakukan Perjalanan Dinas Pertamanya Bulan Depan dan Bertemu Ratu Elizabeth II
Melihat sang ratu benar-benar memotong kue dengan pedang, kerumunan tertawa, termasuk Middleton.
Tetapi pada akhirnya, sang Ratu melanjutkan untuk memotong sisa kue dengan pisau biasa.
2. Ingin Menyakiti Mantan Istrinya, Pria Ini Tega Bunuh dan Buang Jasad Dua Putrinya ke Laut

Perceraian antara seorang pria dengan mantan istrinya, membuat dua putri mereka kehilangan nyawanya.
Pernyelidikan awal, yang diterbitkan pada Sabtu (12/6), menunjukkan Tomas Gimeno, diduga membunuh dua putrinya yang masih kecil dan membuang mayat mereka laut lepas Pulau Tenerife, Spanyol.
Dokumen persidangan menyebutkan, pelaku membunuh anak-anaknya, Olivia (6) dan Anna (1) di rumahnya di Tenerife pada 27 April.
Penyelidik yakin bahwa Tomas memberi obat tidur kepada kedua putrinya, baru kemudian membunuhnya.
Paket obat terbuka berisi obat penenang dan pelemas otot ditemukan di ruang tamunya, lapor surat kabar Catalan El Periodico.
Baca juga: Disuruh Pacar 19 Tahun Lebih Tua, Pria di Singapura Tipu Orang Tua dan Adik Senilai Rp 1,6 Miliar
Polisi juga menemukan gulungan lakban bekas di perahu kosong milik Gimeno.
Dia diduga membawa mayat mereka menggunakan mobilnya ke perahunya dan membuang jasad mereka ke laut . Mayat anak-anaknya dibungkus handuk dan dimasukkan ke dalam tas olahraga sekitar pukul 22.30 malam yang sama.
Keesokan harinya, sebuah perahu milik ayah mereka dan kursi mobil bayi ditemukan mengambang di perairan Tenerife.
Tomas dikabarkan membawa pergi dua putrinya tiga bulan sebelumnya, setelah sempat ribut dengan pacar baru mantan istrinya.
"Rencana terdakwa adalah untuk menyebabkan mantan pasangannya rasa sakit yang amat sangat yang bisa dia bayangkan, dengan sengaja menyebabkan ketidakpastian tentang nasib yang diderita Olivia dan Anna di tangannya," kata dokumen pengadilan.
3. Wanita di Afsel Dilaporkan Melahirkan 10 Bayi, Istri Suaminya Tiba-tiba Muncul Ungkap Perselingkuhan
Seorang wanita asal Afrika Selatan menarik perhatian dunia setelah dikabarkan melahirkan 10 orang bayi.
Namun sang suami, rupanya sudah menikahi wanita lain sebelumnya, menurut seorang wanita yang mengaku sebagai istrinya.
Dilansir Mirror, Sibongile Gxekwa mengaku Teboho Tsotetsi adalah suaminya setelah muncul berita bahwa 'istri' suaminya, Gosiame Thamara Sithole melahirkan 10 bayi di Pretoria, Afrika Selatan.
Wanita berusia 47 tahun itu menyebut suaminya berselingkuh dengan Gosiame dan kemudian membawa kekasihnya ke rumah ibunya.
Ini adalah twist terbaru dari kisah rumah tangga Gosiame Thamara Sithole, yang masih diragukan apakah ia benar-benar melahirkan 10 anak.
Kelahiran tersebut awalnya dilaporkan oleh Pretoria News.
Baca juga: Rekor Dunia, Wanita Afrika Selatan Melahirkan 10 Bayi Kembar, Ibu dan Bayinya Sehat-Sehat Saja
Baca juga: Hamil Anak Kembar di Usia yang Sudah 50 Tahun Lebih, Ibunda Celine Evangelista: Memang Berisiko

Namun pemerintah Afrika Selatan mengatakan tidak dapat melacak Gosiame.
Pejabat setempat kemudian mengatakan mereka telah menemukan Gosiame.
Tetapi, mereka tidak dapat menemukan catatan rumah sakit tentang seorang wanita yang melahirkan 10 anak di daerah tersebut.
Mereka lantas mencoba untuk memastikan berapa banyak anak yang dilahirkan Gosiame.
4. Sebut K-Pop Perusak Negaranya, Kim Jong Un Ancam Fans BTS Hukuman Penjara, Bahkan Eksekusi Mati

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un menyebut K-Pop sebagai perusak generasi muda di negaranya.
Menyebut K-Pop sebagai "kanker ganas", Kim memberlakukan hukuman yang lebih keras pada warga yang mengonsumsi film-film Korea Selatan, drama Korea dan dan video K-pop.
Hukuman itu berlaku bagi fans BTS hingga Blackpink di negeri tersebut.
Seperti diketahui, K-Pop merupakan jenis musik asal Korea Selatan yang popularitasnya kian meningkat selama satu dekade ini.
Meski disukai banyak orang di seluruh dunia, daya tarik K-Pop rupanya tidak berlaku bagi Korea Utara yang dipimpin oleh Kim Jong Un.
Baca juga: BTS Pertahankan Posisi Teratas Boy Grup K-Pop Terpopuler Selama 37 Bulan Terakhir
Dilansir dari Koreaboo, baru-baru ini, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yang telah mengecam budaya K-Pop Korea Selatan. Kim Jong Un bahkan menyebut K-Pop sebagai 'kanker ganas'.

Media pemerintah Korea Utara memperingatkan bahwa K-pop akan membuat negara itu hancur layaknya dinding yang lembab.
Selain itu juga bisa merusak cara berpakaian, gaya rambut, ucapan, dan perilaku anak-anak muda di Korea Utara.
(Tribunnews.com)