Senin, 6 Oktober 2025

Spesialis Finansial Jepang Sugawara Ushio Menentang RUPS Secara Online

Kalau ada perusahaan yang tak suka dengan pemegang saham dengan mudah mereka bisa berpura-pura tidak mendengar atau tidak tahu.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Mantan pimpinan Yakuza afiliasi Yamaguchigumi, Sugawara Ushio, bos Watanabe gumi dan salah satu pimpinan Sato gumi sedang membaca buku barunya Under Protocol terbit tanggal 28 Februari 2018. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sugawara Ushio, spesialis finansial Jepang yang juga mantan bos Watanabe gumi dan salah satu pimpinan Sato gumi Yakuza Jepang menentang keras Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jepang dalam bentuk online.

"Saya sangat menentang keras online RUPS. Itu kan budaya Jepang yang kental sekali. Kita bergabung bersama berbicara mengenai kemajuan perusahaan bersama-sama. Kalau lewat online kan tidak bertemu muka, tidak jelas apa yang terjadi, tak tahu bagaimana suasana sebenarnya dan banyak keterbatasan terjadi," papar Sugawara khusus kepada Tribunnews.com, Minggu (30/5/2021).

Dia juga menekankan adanya kemungkinan penyelewengan oleh pihak perusahaan yang menyelenggarakan RUPS tersebut.

"Itu jelas hanya menguntungkan pihak perusahaan saja, melemahkan pihak pemegang saham masing-masing," kata dia.

Baca juga: RUPS di Jepang akan Dilakukan Secara Online, Apakah Bisa Dipercaya?

Kalau ada perusahaan yang tak suka dengan pemegang saham dengan mudah mereka bisa berpura-pura tidak mendengar atau tidak tahu dengan adanya pertanyaan dari pemegang saham tersebut.

"Atau bahkan "mematikan" hubungan komunikasi dengan berbagai alasan teknis lalu minta maaf setelah RUPS," jelasnya.

"Jadi banyak kerugian dari pihak pemegang saham. Di atas semuanya, RUPS itu di Jepang adalah bagian dari budaya Jepang yang sangat penting sejak dulu."

"Tak ada yang bisa menggantikan hal itu selain bertemu langsung, bukan dengan cara online, untuk menyampaikan komunikasi dua arah dengan baik," kata dia.

"Juga ada pihak keamanan menjaga RUPS, jadi memang hanya 100 persen diskusi antara pengelola manajemen dengan pemegang saham."

"Tak ada yang perlu ditakutkan dan sudah benar bertemu langsung satu sama lain. Jangan diberikan alasan pandemi corona segala macam untuk menjadikan online. Kalau pun pemegang saham jauh juga bisa memberikan surat kuasa ke orang yang dekat lokasi RUPS, tak ada masalah untuk itu bukan," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berbagai perusahaan di Jepang akan dilakukan secara virtual atau online.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kelompok finansial besar Jepang MUFG.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kelompok finansial besar Jepang MUFG. (MUFG)

Banyak yang bertanya apakah hal ini dapat dipercaya dan apakah dapat mencerminkan pendapat pemegang saham?

"Menyusul penyebaran virus corona, banyak perusahaan bersiap menggelar rapat umum pemegang saham secara online saja. Masalahnya adalah apakah kita dapat mencerminkan pendapat pemegang saham dan pelaksanaan hak suara dengan benar, bahkan jika kita hanya online?" ungkap seorang pemegang saham di Tokyo kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/5/2021).

Bagaimana kalau masuk orang yang tak bertanggungjawab secara online?

Bagaimana kalau ada pengaturan komunikasi yang membatasi pemegang saham berbicara?

"Memudahkan pengelola untuk mengontrol dan menjauhkan pemegang saham yang tak disenangi atau tak disukai. Banyak masalah akan muncul," tambahnya.

Z Holdings, yang memiliki Yahoo dan LINE, mengusulkan untuk mengubah aturan internal untuk mengadakan rapat pemegang saham secara online hanya pada rapat pemegang saham bulan depan.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kelompok finansial besar Jepang MUFG. (MUFG)
Saat ini, tidak diizinkan oleh undang-undang untuk mengadakan rapat umum pemegang saham secara online saja, tetapi Diet (parlemen Jepang) saat ini sedang memperdebatkan RUU untuk mengubah undang-undang agar mengizinkannya sebagai tindakan khusus untuk pengendalian infeksi virus corona.

Baca juga: Kaisar Jepang Naruhito Melakukan Penanaman Pohon di Shimane Secara Online

Z Holdings sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkannya setelah tahun depan jika undang-undang tersebut diubah, dengan mengatakan bahwa itu akan mengurangi risiko infeksi dan juga memungkinkan pemegang saham yang sulit untuk mengunjungi tempat tersebut untuk berpartisipasi.

"Sebagai perusahaan internet, kami ingin menciptakan lingkungan di mana pemegang saham dapat hadir secara setara. Kami ingin memanfaatkan pengetahuan internal kami dan menunjukkan kepada dunia bahwa kami dapat melakukannya di cara ini," kata Tadashi Ozaki, General Manager Departemen Perencanaan Stok.

Selain itu, "Takeda Pharmaceutical Company Limited" dan "LIXIL", sebuah perusahaan peralatan perumahan besar, juga mempertimbangkan hal yang sama.

Di sisi lain, jika kehadiran pemegang saham dibatasi secara online, perusahaan tidak akan melanjutkan diskusi secara sepihak, tetapi akan mencerminkan pendapat pemegang saham secara tepat, dan mengkonfirmasi identitas dan menggunakan hak suara untuk mencegah peniruan identitas pemegang saham.

Pemeliharaan sistem yang dapat menangani kegagalan komunikasi adalah masalah.

Pada rapat umum pemegang saham yang hanya online, masalah perlu dipikirkan lebih lanjut dan juga manfaatnya.

Selain mengurangi risiko infeksi Covid-19, diharapkan lebih banyak pemegang saham yang dapat berpartisipasi, seperti memudahkan pemegang saham yang kesulitan hadir karena tinggal jauh untuk berpartisipasi.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved