Uni Eropa Larang Maskapai Belarusia Lintasi Eropa Buntut Pengalihan Pesawat dan Penahanan Jurnalis
Uni Eropa memutuskan melarang maskapai penerbangan Belarusia untuk melintasi langit Eropa buntut pengalihan pesawat dan penangkapan seorang jurnalis
TRIBUNNEWS.COM - Uni Eropa (UE) memutuskan melarang maskapai penerbangan Belarusia untuk melintasi langit Eropa buntut pengalihan pesawat dan penangkapan seorang jurnalis.
Pada pertemuan di Brussel, para pemimpin dari 27 negara anggota juga meminta maskapai penerbangan UE untuk tidak terbang di atas Belarusia.
UE juga menjanjikan sanksi ekonomi lebih lanjut, BBC melaporkan.
Diberitakan sebelumnya, jurnalis bernama Roman Protasevich (26), sedang dalam penerbangan menuju Lituania dari Yunani, Minggu (23/5/2021).
Tetapi tiba-tiba pesawat yang dinaikinya diminta segera mendarat karena adanya ancaman bom.
Baca juga: Jurnalis Oposisi Belarusia yang Ditangkap Muncul dalam Vdeo, Beberapa Tanda Hitam Terlihat di Dahi
Baca juga: Panggil Dubes Belarusia, Inggris dan Uni Eropa Layangkan Protes soal Insiden Ryanair
Otoritas Belarusia mengawal pesawat Ryanair dengan jet tempurnya, meminta pesawat itu mendarat di Minsk, ibu kota Belarusia, bukannya di Lituania.
Setelah pesawat mendarat, polisi Belarusia langsung membawa Roman Protasevich.
Negara-negara Barat menyebut aksi itu sebagai "pembajakan pesawat."
Pada hari Senin, pihak berwenang Belarusia merilis video Protasevich yang diduga direkam di bawah tekanan sejak dirinya ditangkap di bandara Minsk.
Baca juga: Jurnalis di Belarusia Ditangkap setelah Pesawat yang Dinaikinya Diminta Mendarat di Bandara Lain
Baca juga: Demi Tangkap Jurnalis Oposisi, Pemerintah Belarusia Kerahkan Jet Tempur
Dalam klip tersebut, wartawan itu mengatakan dia dalam keadaan sehat dan mengaku melakukan kejahatan yang telah dituduhkan kepadanya oleh negara Belarusia.
Namun para aktivis, termasuk pemimpin oposisi utama negara itu, mengkritik video tersebut.
Dikatakan bahwa Protasevich dipaksa untuk mengakui kesalahannya.
Presiden AS Joe Biden menyebut tindakan pemerintah Belarusia "keterlaluan".
Biden mengatakan aksi itu adalah "serangan yang memalukan terhadap perbedaan pendapat politik dan kebebasan pers".
Sementara itu, ayah dari Roman Protasevich mengatakan kepada BBC bahwa dia khawatir putranya akan disiksa.
Dmitri Protasevich mengatakan pada hari Senin bahwa dia "sangat takut" tentang bagaimana putranya akan diperlakukan oleh pihak berwenang di Belarusia.
"Kami berharap dia akan mengatasinya. Kami bahkan takut memikirkannya, tapi mungkin saja dia bisa dipukuli dan disiksa. Kami sangat takut akan hal itu," katanya dalam video call.
"Kami sangat kaget dan sangat kesal," katanya.
"Hal semacam ini seharusnya tidak terjadi di abad ke-21 di jantung Eropa."
"Kami berharap seluruh komunitas internasional, termasuk Uni Eropa, akan memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada pihak berwenang."
"Kami berharap tekanan tersebut akan berhasil dan pihak berwenang akan menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan yang sangat besar."

Maskapai besar Eropa kini mulai mengubah rute penerbangan dari wilayah udara Belarusia.
Inggris telah menangguhkan izin operasi maskapai penerbangan negara Belarusia Belavia.
Para pemimpin Uni Eropa telah meminta negara-negara anggotanya untuk mengambil tindakan serupa.
Bagaimana Pesawat Dialihkan?
Pesawat Ryanair FR4978 terbang pada Minggu (23/5/2021) dari ibu kota Yunani, Athena menuju Vilnius, Lithuania.
Sebelum mencapai Lithuania, pesawat diminta oleh otoritas Belarusia untuk segera mendarat di bandara terdekat karena ada ancaman bom.
Otoritas Belarusia membawa jet tempur MiG-29 untuk mengawal pesawat itu.
Menurut data di Flightradar.com, FR4978 sebenarnya lebih dekat ke tujuan sebenarnya di Vilnius, Lithuania, daripada ke Minsk.
Pesawat bahkan harus melakukan belokan tajam untuk mendarat di Minsk.

Sementara itu, Tadeusz Giczan - editor Nexta, outlet media yang digunakan Protasevich untuk bekerja - men-tweet bahwa agen dari layanan keamanan Belarusia KGB telah naik ke pesawat dan menjadi sumber ancaman bom itu sendiri.
Franak Viacorka, teman Protasevich, mengatakan kepada program Today BBC Radio 4 bahwa Protasevich sudah merasakan sesuatu yang aneh di bandara Athena karena ia melihat seseorang mengikutinya.
Beberapa penumpang menggambarkan melihat Protasevich tampak gugup saat insiden itu terjadi.
"Dia menolek ke orang-orang dan berkata ia akan menghadapi hukuman mati," kata Monika Simkiene kepada kantor berita AFP.
Penumpang lain mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Protasevich sempat membuka overhead loker setelah diberitahu tentang pengalihan tersebut.
Protasevich mengeluarkan laptop dan telepon dan memberikannya kepada seorang teman wanita.
Viacorka mengatakan wanita itu, yang merupakan pacar Protasevich dan ditangkap bersamanya, tidak terlibat sama sekali dalam apa pun.
Tetapi otoritas Rusia tetap mengejarnya karena dia adalah orang yang dekat dengan Protasevich.
Wanita itu diidentifikasi bernama Sofia Sapega, warga negara Rusia.
"Ini adalah kasus pembajakan yang disponsori negara," kata kepala eksekutif Ryanair Michael O'Leary kepada radio Irish Newstalk, Senin (24/5/2021).
"Tampaknya pihak berwenang bermaksud untuk memecat seorang jurnalis dan teman seperjalanannya ... kami yakin ada beberapa agen KGB yang diturunkan di bandara juga," kata O'Leary.
Mengapa Roman Protasevich menjadi target?
Roman Protasevich adalah mantan editor Nexta, media dengan saluran Telegram.
Ia meninggalkan Belarusia pada 2019 untuk hidup di pengasingan di Lituania.
Dari sana ia meliput peristiwa pemilihan presiden 2020, setelah itu didakwa melakukan terorisme dan menghasut kerusuhan.
Nexta memainkan peran kunci bagi oposisi selama pemungutan suara, yang dimenangkan oleh Lukashenko dan dianggap dicurangi.
Protasevich pertama kali menarik perhatian pihak berwenang saat remaja, di mana ia dikeluarkan dari sekolah setelah ikut aksi protes pada tahun 2011.
Protasevich kini bekerja untuk saluran Telegram yang berbeda, Belamova.
Ia turun tangan untuk menulis untuk Belamova setelah blogger Igor Losik ditangkap oleh otoritas Belarusia pada Juni tahun lalu.
Ia berada di Athena untuk menghadiri konferensi ekonomi bersama dengan Svetlana Tikhanovskaya, pemimpin oposisi yang mengklaim kemenangan dalam pemilihan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Belarusia