Selasa, 30 September 2025

Krisis Myanmar

Lagi, Amerika Serikat Menjatuhkan Sanksi pada 2 Perusahaan yang Mendanai Junta Militer Myanmar

Amerika Serikat kembali menjatuhkan sanksi pada dua perusahaan yang menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah militer atau Junta Myanmar.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AFP/Handout
Unjuk rasa antikudeta militer Myanmar - Amerika Serikat kembali menjatuhkan sanksi pada dua perusahaan yang menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah militer atau Junta Myanmar. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat kembali menjatuhkan sanksi pada pemerintah militer atau Junta Myanmar, Rabu (21/4/2021).

Kali ini, AS memasukkan Myanma Timber Enterprise dan Myanmar Pearl Enterprise ke dalam daftar hitam atau blacklist-nya.

Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan mengatakan, industri mutiara dan kayu tersebut diketahui menjadi sumber ekonomi bagi militer Myanmar.

Dengan penjatuhan sanksi tersebut, AS ingin menunjukkan komitmennya dalam meminta pertanggungjawaban oknum-oknum di balik kudeta dan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

"Tindakan hari ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk menargetkan saluran pendanaan khusus ini."

"Dan meminta pertanggugjawaban bagi mereka yang bertanggungjawab atas kudeta dan kekerasan yang berlangsung," kata Andrea Gacki, direktur Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan, dikutip dari Channel News Asia.

Baca juga: KTT ASEAN Bahas Krisis Myanmar di Tengah Uni Eropa Perluas Sanksi Kepada Junta Militer

Diketahui, 'negeri seribu pagoda' itu telah berada dalam krisis sejak kudeta 1 Februari 2021 ketika militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih, Aung San Suu Kyi.

Sejak pengambilalihan tersebut, aksi protes dari warga sipil terjadi setiap hari dan militer menggunakan tindak kekerasan untuk meredamnya.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok aktivis, mengatakan 738 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta.

Selain itu, 3.300 orang ditahan dan 20 orang lainnya telah dijatuhi hukuman mati secara tersembunyi.

Menanggapi tindakan-tindakan yang dilakukan militer, AS terus berupaya dengan menjatuhkan sanksi pada sumber pendapatan militer.

Adapun dampak dari penjatuhan sanksi pada Myanma Timber Enterprise dan Myanmar Pearl Enterprise adalah aset kedua perusahaan di AS dibekukan.

AS juga melarang warganya berurusan dengan perusahaan yang menurut Departemen Keuangan bertanggung jawab atas ekspor kayu dan mutiara dari Myanmar.

Foto ini diambil dan diterima atas izin sumber anonim melalui Facebook pada 1 April 2021 menunjukkan pengunjuk rasa membakar salinan konstitusi 2008 selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay Myanmar.
Foto ini diambil dan diterima atas izin sumber anonim melalui Facebook pada 1 April 2021 menunjukkan pengunjuk rasa membakar salinan konstitusi 2008 selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay Myanmar. (Handout / FACEBOOK / AFP)

Badan Investigasi Lingkungan, sebuah organisasi nirlaba yang mendokumentasikan pelanggaran industri kayu di Myanmar dan di tempat lain, mengatakan bulan ini Junta mendapat untung dari ekspor jati melalui Myanma Timber Enterprise.

Kayu jati itu kadang-kadang diekspor ke AS dan Eropa, digunakan untuk furnitur mewah dan untuk geladak kapal pesiar kelas atas, kata kelompok itu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan