Wanita Ancam Bunuh dan Lukai Kamala Harris, Terkuak Melalui Video: Saya Bersumpah, Kamu akan Mati
Seorang wanita di Miami telah didakwa karena diduga mengancam akan membunuh Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita di Miami telah didakwa karena diduga mengancam akan membunuh Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris.
Menurut pengaduan pidana yang diajukan di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Selatan Florida, pelaku bernama Niviane Petit Phelps.
"Niviane Petit Phelps secara sadar dan sengaja membuat ancaman untuk membunuh dan melukai tubuh Wakil Presiden Amerika Serikat yang melanggar Title 18, United States Code Section 871, dari 13 Februari hingga 18 Februari," kata pengaduan tersebut, dilansir CNN.
Terkuaknya ancaman Phelps terhadap wakil presiden AS tersebut terjadi pada 3 Maret 2021.
Kala itu, Agen Khusus David Ballenger menerima laporan tentang ancaman untuk membunuh Harris.
Baca juga: Kamala Harris Dijadwalkan Kunjungi Meksiko dan Guatemala
Baca juga: Joe Biden Tunjuk Kamala Harris Pimpin Upaya Membendung Arus Imigrasi ke AS
Ancaman dikirim oleh Phelps kepada pasangannya yang dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Wakulla.
Phelps menyatakan ancamannya melalui sebuah video yang dikirim kepada pasangannya.
Pasangannya pun mengaksesnya melalui JPay, sebuah aplikasi komputer untuk berbagi media antara orang yang dipenjara dan tidak dipenjara.
Seorang agen khusus Secret Service yang ditugaskan untuk menangani kasus tersebut memperoleh video dan foto yang dikirimkan oleh Phelps kepada pasangannya.
"Video (yang relevan dengan penyelidikan ini) secara umum menggambarkan Phelps mengeluh dan berbicara dengan marah di depan kamera tentang kebenciannya pada Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris."
"Namun, dalam video tersebut, Phelps juga membuat pernyataan tentang pembunuhan Wakil Presiden Harris," tulis dalam pengaduan.
Dalam salah satu video, Phelps menyatakan, "Kamala Harris, kamu akan mati. Tinggal menghitung hari."
Dalam video lain pada 18 Februari 2021, Phelps menyatakan, "Saya akan pergi ke lapangan tembak.... Saya bersumpah demi Tuhan, hari ini adalah hari kamu akan mati. 50 hari dari hari ini, tandai hari ini."
Dua hari setelahnya, sebuah foto menampilkan Phelps di arena tembak.
"Pada 22 Februari 2021, Phelps mengajukan izin senjata bersembunyi," tulis pengaduan.

Baca juga: Kamala Harris Jadi Wapres Perempuan Pertama di AS, Sang Suami Dijuluki Second Gentleman
Baca juga: Presiden Biden di White House, Wapres Kamala Harris Tinggal di Gedung Berumur 128 Tahun
Baca juga: Video Detik-detik Saat Kamala Harris Nyaris Jatuh Terpeleset di Tangga Saat Pelantikan Wapres AS
Pada 3 Maret 2021, Dinas Rahasia dan detektif dari Departemen Kepolisian Miami-Dade pergi ke kediaman Phelps untuk mencoba mewawancarainya.
Namun, dia menolak untuk berbicara dengan mereka pada saat itu.
Dua hari kemudian, menurut laporan, Phelps mengeluhkan majikannya yang telah memberinya cuti administratif.
Hingga pada 6 Maret 2021, seorang agen Secret Service datang ke rumah Phelps untuk mencoba mengajaknya berbicara.
Menurut pengaduan tersebut, Phelps terbawa emosi pada saat itu.
Ia marah mengenai Kamala Harris yang menjadi Wakil Presiden.
"Tetapi dia 'sudah selesai sekarang.' (tidak mempermasalahkan itu lagi)," kata pengaduan.
Phelps juga mengungkapkan, alasan bahwa dia marah kepada Kamala Harris adalah bahwa dirinya yakin wakil presiden perempuan pertama di AS itu sebenarnya bukanlah orang kulit hitam.
Baca juga: Pria Misterius Bersepatu Curi Perhatian di Pelantikan Joe Biden-Kamala Harris, Ternyata Ini Sosoknya
Baca juga: VIRAL saat Pelantikan Joe Biden dan Kamala Harris, Sosok Pria Misterius Berjuluk Sanitizer in Chief
Baca juga: Warga di Desa Thulasendrapuram India Bangga Kamala Harris Jadi Wakil Presiden Amerika Dampingi Biden
Dia juga beranggapan, selama pelantikan, Kamala Harris dengan tidak hormat meletakkan tangannya di tas kecilnya, alih-alih Alkitab.
"Phelps terus mengatakan bahwa seseorang mengatakan kepadanya bahwa Amerika akan memilih siapa yang mereka pilih, jadi Phelps telah mengesampingkan kemarahannya tentang Wakil Presiden."
"Phelps menyatakan bahwa dia sekarang sudah melewati itu," pengaduan menuliskan.
Baca artikel lain terkait Kamala Harris
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)