Jumat, 3 Oktober 2025

KNU Sebut Militer Myanmar Telah Lakukan Pemboman dan Serangan Udara, Sebabkan 12.000 Orang Mengungsi

Kelompok etnis bersenjata Myanmar, KNU mengatakan militer telah melakukan pemboman dan serangan udara yang menyebabkan 12.00 orang mengungsi.

Penulis: Rica Agustina
AFP / Handout
Serangan yang terjadi di negara bagian Kayin timur telah menyebabkan lebih dari 12.000 orang mengungsi dan menewaskan banyak orang termasuk anak-anak. 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok etnis bersenjata Persatuan Nasional Karen (KNU) mengatkan, pemerintah militer atau junta Myanmar telah mengerahkan kekuatan berlebihan dalam menghadapi warga sipil.

Junta disebut melakukan pemboman dan serangan udara secara terus menerus pada 27 Maret 2021 sampai 30 Maret 2021.

Serangan yang terjadi di negara bagian Kayin timur itu telah menyebabkan lebih dari 12.000 orang mengungsi dan menewaskan banyak orang termasuk anak-anak.

"Serangan udara menyebabkan lebih dari 12.000 orang mengungsi yang telah meninggalkan desa mereka dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar," kata KNU dikutip dari Channel News Asia.

Kabar tindakan pemboman dan serangan udara juga disampaikan media lokal dan kelompok hak asasi etnis Karen.

Mereka mengatakan, pemboman dan serangan udara terjadi di seluruh negara bagian selama beberapa hari terkahir.

Baca juga: Berkunjung ke China, Menlu Retno Marsudi Aktif Galang Dukungan Soal Myanmar

Sekira 3.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Thailand pada Senin (29/3/2021).

Warga Myanmar tersebut menyebrangi Sungai Salween untuk mencari perlindungan di Negeri Gajah Putih.

Akan tetapi sebagian besar dari mereka kembali lagi ke Myanmar pada Rabu (31/3/2021), yang mana Thailand mengklaim tindakan itu mereka lakukan secara sukarela.

Sementara itu, juru bicara junta Zaw Min Tun membenarkan pihaknya telah melakukan pemboman dan serangan udara terhadap warga sipil.

Dikatakan Zaw Min Tun, militer sebenarnya hanya menargetkan Brigade ke-5 KNU.

Brigade ke-5 KNU adalah yang memimpin operasi perebutan pangkalan militer dan membunuh 10 perwira.

Zaw Min Tun juga membantah kabar bahwa mereka melakukan serangan selama berhari-hari.

Selebaran dari Free Burma Rangers yang dirilis ke AFP pada 29 Maret 2021 ini menunjukkan penduduk yang mengungsi di hutan di negara bagian Karen di Myanmar timur pada 28 Maret 2021, setelah daerah mereka menjadi sasaran serangan udara ketika Serikat Nasional Karen (KNU), Kelompok bersenjata etnis Karen merebut pangkalan militer.
Selebaran dari Free Burma Rangers yang dirilis ke AFP pada 29 Maret 2021 ini menunjukkan penduduk yang mengungsi di hutan di negara bagian Karen di Myanmar timur pada 28 Maret 2021, setelah daerah mereka menjadi sasaran serangan udara ketika Serikat Nasional Karen (KNU), Kelompok bersenjata etnis Karen merebut pangkalan militer. (SELEBARAN/AFP/Free Burma Rangers)

Militer hanya mengerahkan serangan pada saat KNU menyerang markas mereka pada akhir bulan lalu.

Pihaknya pun telah menandatangani perjanjian gencatan senjata nasional untuk menghentikan konflik.

"Kami melakukan serangan udara hanya pada hari itu," kata Zaw Min Tun.

"Kami telah menandatangani perjanjian gencatan senjata nasional. Jika mereka mengikuti NCA, tidak ada alasan konflik terjadi," sambungnya.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021, memicu pemberontakan besar-besaran di seluruh negeri dengan demonstran yang menuntut pemulihan demokrasi.

Arus informasi di negara itu juga telah terhambat setelah junta memotong layanan wifi, data seluler dan memberlakukan pemadaman internet setiap malam yang telah berlangsung selama hampir 50 hari.

Wilayah perbatasan Myanmar sebagian besar dikendalikan oleh berbagai kelompok etnis bersenjata yang telah lama menginginkan otonomi.

Wilayah di negara bagian Kachin utara yang dikuasai oleh Tentara Kemerdekaan Kachin juga mengalami peningkatan aktivitas militer baru-baru ini.

Sedangkan KNU sendiri telah menjadi lawan vokal junta militer dan bertekad akan melindungi ratusan aktivis antikudeta.

Baca juga: Korban Kejahatan Junta Myanmar Capai 543 Orang, 44 di Antaranya Anak-anak

Berita lain terkait Kudeta Myanmar

Berita lain terkait Krisis Myanmar

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved