Cerita James, Pria yang Mencintai Profesinya Sebagai Pemburu Tikus Rumah
Sebuah jajak pendapat yang mencakup 160 negara menemukan bahwa hanya 15% orang yang merasa terikat dalam pekerjaan.
Sebuah studi oleh ekonom pemenang Hadiah Nobel Angus Deaton dan Daniel Kahneman menunjukkan bahwa angka ajaib itu bisa jadi $ 75.000 (Rp 1miliar).
Meskipun penghasilan lebih banyak meningkatkan kepuasan hidup karena Anda mampu membeli lebih banyak barang, itu tidak meningkatkan "kesejahteraan emosional".
Lebih banyak uang hanya membuat orang lebih bahagia dalam jangka pendek, kata Prof Laurie Santos
Prof Laurie Santos dari Universitas Yale mengatakan semakin banyak orang berpenghasilan, semakin banyak yang mereka inginkan.
"Di satu sisi, mendapatkan lebih banyak uang memang membuat kita lebih bahagia, tapi tidak untuk waktu yang lama. Ini resep kesengsaraan karena setiap kali Anda menaiki langkah gaji baru, tujuan gaji Anda semakin menjauh, bukan semakin dekat."
Gerakan kecil, perbedaan besar
Mark Simmonds, 58, dari Buckinghamshire di tenggara Inggris, mengatakan stres dan kecemasan saat memulai bisnis konsultasi 20 tahun lalu memicu gangguan sarafnya.
"Saya tidak siap secara emosional untuk menghadapi perubahan dari bekerja untuk orang lain untuk menjalankan bisnis saya sendiri," katanya.
"Suatu hari, saya sedang melihat komputer saya dan tiba-tiba saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan saya seperti membeku."
Mark Simmonds mengatakan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian introvertnya mengurangi stresnya secara signifikan
Pengalaman itu membuat Mark mengevaluasi kembali kariernya.
Sebagai seorang "introvert alami", dia menemukan cara kerja yang membuatnya merasa lebih nyaman.
Ini membantunya memulai konsultasi pelatihan manajemen baru dengan istrinya Mel.
"Ketika saya masih muda, saya pikir saya terlalu peduli dengan apa yang orang pikirkan," katanya.