Virus Corona
Republik Moldova Jadi Negara Pertama di Kawasan Eropa yang Terima Vaksin COVAX
Skema COVAX merupakan hasil inisiasi Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), Gavi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CHISINAU - Republik Moldova telah menerima 14.400 dosis vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca pada 4 Maret lalu yang dikirimkan melalui fasilitas COVAX.
Skema COVAX merupakan hasil inisiasi Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), Gavi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF.
Republik Moldova adalah negara pertama di kawasan Eropa yang menerima vaksin ini sebagai bagian dari mekanisme pengadaan global fasilitas COVAX.
Baca juga: Fiji Jadi Negara Pasifik Pertama yang Terima Vaksin Covid-19 Via COVAX
Dikutip dari laman WHO Eropa, Rabu (10/3/2021), kedatangan vaksin tersebut menandai langkah bersejarah untuk memastikan distribusi yang adil terhadap vaksin Covid-19 secara global.
Ini tentunya akan menjadi operasi pengadaan dan pasokan vaksin terbesar dalam sejarah.
Pengiriman tersebut merupakan bagian dari batch pertama untuk Republik Moldova, yang akan berlanjut dalam beberapa minggu mendatang.
Setidaknya ada 1,3 miliar dosis vaksin yang didanai negara donatur dan akan diberikan kepada 92 negara yang memenuhi syarat untuk Komitmen Pasar Lanjutan COVAX, termasuk Republik Moldova.
92 negara itu nantinya akan memperoleh 20 persen vaksin dari cakupan populasi masing-masing negara.
Presiden Republik Moldova Maia Sandu mengatakan bahwa negaranya mengucapkan terima kasih atas inisiasi ini.
Baca juga: Vaksin dari Covax Tiba di Indonesia, WHO: Ada Harapan Akhiri Pandemi Covid-19
"Kami adalah negara pertama di Eropa yang menerima vaksin gratis melalui platform COVAX dan kami berterima kasih untuk itu. 14.400 dosis vaksin Covid-19 ini akan membantu kami untuk terus mengimunisasi tenaga kesehatan dan menekan penyebaran virus," kata Sandu, dalam agenda penyerahan vaksin di Bandara Internasional Chișinău, Republik Moldova.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada negara-negara maju yang telah mendonasikan anggarannya untuk vaksinasi bagi negara berpendapatan rendah.
"Kami berterima kasih kepada semua negara dan organisasi yang secara finansial mendukung platform global ini. Jerman dan negara anggota Uni Eropa (UE) lainnya, Amerika Serikat (AS), Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara, Kanada, Komisi Eropa, Jepang dan yang lainnya atas solidaritas mereka yang telah terbukti di masa-masa sulit ini untuk diberikan kepada semua," jelas Sandu.
Ucapan terima kasih itu juga khususnya ia sampaikan kepada WHO dan UNICEF yang telah melaksanakan tugasnya secara baik.
"Kami juga berterima kasih kepada WHO dan UNICEF atas upaya mereka untuk mendistribusikan vaksin secara adil," tegas Sandu.
Fasilitas COVAX ini diharapkan mengirimkan 24.570 dosis vaksin BioNTech-Pfizer dan sekitar 264.000 dosis vaksin AstraZeneca ke Republik Moldova pada 2021.
Sementara itu Perwakilan WHO di Republik Moldova, Dr Igor Pokanevych menegaskan bahwa vaksin menjadi senjata penting dalam memerangi virus ini.
"Vaksin akan menjadi alat baru yang penting dalam memerangi Covid-19 bersamaan dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung untuk mencegah penularan, termasuk mematuhi langkah-langkah pengujian dan karantina, pemakaian masker, kebersihan tangan dan jarak fisik (3M)," kata Dr Pokanevych.
Duta Besar Uni Eropa untuk Republik Moldova Peter Michalko mengatakan bahwa akses yang adil terhadap vaksin ini merupakan faktor penting dalam upaya mengakhiri pandemi.
"Uni Eropa dan negara anggotanya, yang bertindak bersama sebagai 'Tim Eropa' dengan bangga mendukung COVAX dalam mengirimkan vaksin kepada mitra kami. Dan hari ini kami melihat vaksin pertama melalui platform COVAX tiba di negara tersebut, Uni Eropa telah dan akan terus menjadi mitra yang dapat diandalkan dalam proses ini," tegas Michalko.
Hal yang sama disampaikan Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Moldova, Dereck J Hogan yang mengatakan bahwa AS mendukung skema pemberian bantuan vaksin ini melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
"Melalui USAID, AS mendukung fasilitas COVAX dalam membeli dan memberikan vaksin yang aman serta efektif untuk populasi paling rentan dan berisiko di Moldova, termasuk para tenaga perawatan kesehatan garis terdepan," papar Hogan.
Ia menambahkan, vaksin ini menjadi harapan bagi Republik Moldova untuk bisa menatap kembali masa depan.
"Vaksin ini sangat penting untuk mengendalikan pandemi Covid-19 dan memberikan harapan bahwa hari-hari yang lebih baik dan lebih bahagia sudah ada di depan mata," tegas Hogan.
Perlu diketahui, UNICEF memanfaatkan pengalamannya sebagai pembeli vaksin tunggal terbesar di dunia.
Lembaga ini juga bekerja sama dengan produsen dan mitra dalam pengadaan dosis vaksin Covid-19, proses pengiriman, logistik, serta penyimpanan.
Seperti yang disampaikan Perwakilan UNICEF Moldova, Maha Damaj.
"Vaksin adalah salah satu kemajuan terbesar dalam pengobatan modern. Pasokan berkelanjutan dari vaksin menjadi satu-satunya jalan keluar dari krisis ini dan kami harus memastikan bahwa vaksinasi tersedia untuk semua," kata Damaj.
Lebih dari 180.000 warga Moldova telah terinfeksi virus ini dan menyebabkan lebih dari 4.000 kematian.
Sebelumnya, Rumania menjadi negara yang mengirimkan donasi pertama vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Republik Moldova pada 27 Februari 2021, yang memungkinkan negara tersebut untuk memulai program vaksinasinya kepada tenaga kesehatan garis terdepan pada 2 Maret 2021.