Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Selandia Baru Deteksi Klaster Covid-19, Kasus Pertama dalam 2 Bulan

Pejabat Kesehatan Selandia Baru mengonfirmasi klaster baru Covid-19 setelah lebih dari dua bulan tak melaporkan satu pun infeksi Covid-19.

DAVID ROWLAND / AFP
ILUSTRASI Situasi Covid-19 di Selandia Baru - Pengujian dilakukan oleh petugas kesehatan di stasiun pengujian COVID-19 di Taman Eden, Stadion Olahraga Nasional, di Auckland, Selandia Baru pada 14 Agustus 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Kesehatan Selandia Baru mengonfirmasi klaster baru Covid-19 setelah lebih dari dua bulan tak melaporkan satu pun infeksi Covid-19.

Laporan terbaru ini memicu upaya pelacakan kontak di Auckland utara.

Seorang wanita berusia 56 tahun yang baru kembali dari Eropa dinyatakan positif 10 hari setelah menyelesaikan wajib karantina dua minggu.

Mengutip Al Jazeera, wanita tersebut telah memperhatikan gejala beberapa hari sebelum dites.

Pelacakan kontak sedang dilakukan setelah terungkap bahwa wanita dan suaminya menghabiskan beberapa hari berkeliling wilayah Northland.

Baca juga: Covid-19 muncul lagi di Taiwan, pilot asal Selandia Baru yang dianggap sebarkan virus dipecat

Sementara dia berpotensi menular karena diketahui telah mengunjungi sekitar 30 lokasi berbeda.

Menteri Kesehatan Chris Hipkins mengatakan, terlalu dini untuk memutuskan apakah penguncian penuh atau sebagian akan diberlakukan kembali.

"Kami tidak tahu asal atau jenis infeksi," katanya dalam konferensi pers pada Minggu (24/1/2021).

Pengujian dilakukan oleh petugas kesehatan di stasiun pengujian COVID-19 di Taman Eden, Stadion Olahraga Nasional, di Auckland, Selandia Baru pada 14 Agustus 2020.
ILUSTRASI Situasi Covid-19 di Selandia Baru - Pengujian dilakukan oleh petugas kesehatan di stasiun pengujian COVID-19 di Taman Eden, Stadion Olahraga Nasional, di Auckland, Selandia Baru pada 14 Agustus 2020. (DAVID ROWLAND / AFP)

Baca juga: Kecelakaan Helikopter Berisi Satu Keluarga di Selandia Baru: Istri Tewas, 3 Anak Ditemukan Selamat

Liburan ke Eropa

Wanita itu kembali ke Selandia Baru pada 30 Desember 2020, setelah menghabiskan empat bulan di Eropa.

Diketahui, wanita tersebut cukup lama tinggal di Spanyol dan Belanda.

Dia dibebaskan dari karantina di hotel Auckland pada 13 Januari 2021.

Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield mengatakan, wanita itu mengembalikan dua tes negatif saat diisolasi dan suaminya tidak menunjukkan gejala apa pun.

Ini menandai kasus penularan komunitas pertama yang diketahui di Selandia Baru sejak 18 November 2020.

Pihak berwenang sedang meninjau apakah wanita itu tertular virus saat berada di fasilitas karantina yang dikelola.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved