Sempat Promosikan Ramuan Herbal Cegah Virus Corona, Menkes Sri Lanka Dinyatakan Positif Covid-19
Menteri Kesehatan Sri Lanka, yang mempromosikan ramuan herbal untuk cegah virus corona, kini justru didiagnosis positif Covid-19.
Sang menteri telah diminta untuk mengisolasi diri dan semua kontak dekatnya langsungnya telah diisolasi.
Baca: Gadis di Sri Lanka Nekat Lakukan Aksi Bakar Diri Setelah Kisah Asmaranya Tak Mendapat Restu Sang Ibu
Baca: Sempat Ditahan Otoritas Sri Lanka karena Terkait Narkoba, Kucing Ini Berhasil Kabur
Berita tes positif Wanniarachchi mencuat beberapa jam setelah Sri Lanka menyetujui penggunaan darurat vaksin AstraZeneca/Oxford.
Dosis pertama diharapkan tiba di negara itu minggu depan.
Sri Lanka bukan satu-satunya tempat di mana pejabat tinggi mempromosikan pengobatan yang tidak terbukti ampuh melawan Covid.
Tahun lalu, Presiden Madagaskar Andry Rajoelina dikritik karena mempromosikan ramuan herbal yang diklaimnya dapat mencegah virus.
Ia disebut sedang membagikan tonik ke komunitas miskin di ibu kota.
Dilansir Kompas.com, Senin (11/5/2020) Andry Rajoelina menuding Barat telah merendahkan pengobatan trasidional Afrika, terkait permintaan menguji jamu Covid-19 temuannya.
"Jika bukan Madagaskar, dan jika itu adalah negara Eropa yang benar-benar menemukan obat ini, apakah akan ada banyak keraguan? Saya kira tidak," katanya dikutip dari AFP.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah berulang kali memperingatkan, Covid-Organics jamu yang diyakini Rajoelina ampuh mengobati virus corona, belum diuji secara klinis.
Minuman herbal ini berbahan dasar artemisia, tanaman untuk mengobati malaria, beserta ramuan organik lainnya.
"Ilmuwan Afrika.. tidak boleh diremehkan," katanya kepada France24 dan Radio France International (RFI).
"Saya pikir masalahnya adalah (minuman) itu berasal dari Afrika dan mereka tidak bisa mengakui... bahwa negara seperti Madagaskar... hadir dengan formula ini untuk menyelamatkan dunia," ucap Rajoelina yang meyakini Covid Organics bisa menyembuhkan pasien dalam 10 hari.
Guinea Ekuatorial, Guinea-Bissau, Niger, dan Tanzania telah menerima pengiriman barang ini, yang diluncurkan bulan lalu.