Kamis, 2 Oktober 2025

Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong Kritik Korea Selatan: Kelompok yang Benar-benar Aneh

Kim Yo Jong menyebut otoritas Korea Selatan bersikap aneh terhadap parade militer yang diselenggarakan pemerintah Korea Utara.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Sri Juliati
Patrick Semansky / POOL / AFP
Adik Kim Jong Un dari Korea Utara, Kim Yo Jong tiba untuk upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 di Stadion Pyeongchang pada 9 Februari 2018. Kim Yo Jong menyebut otoritas Korea Selatan bersikap aneh terhadap parade militer yang diselenggarakan pemerintah Korea Utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, baru-baru ini mengkritik pemerintah Korea Selatan.

Ia menyampaikan kritiknya saat menghadiri pertemuan akhir Kongres Partai ke-delapan.

Hal itu berkaitan dengan parade militer yang diadakan di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, selama akhir pekan lalu.

Dilansir CNN, Kim Yo Jong menyebut otoritas Korea Selatan bersikap aneh terhadap parade militer yang diselenggarakan pemerintah Korea Utara.

Baca juga: Kim Yo Jong, Adik Kim Jong Un: Pemerintah Korea Selatan adalah Kelompok yang Benar-benar Aneh

Baca juga: Kongres Berakhir, Kim Jong Un Berambisi Tingkatkan Kemampuan Militer Korea Utara

Dia menganggap pemerintah Korea Selatan terlalu 'curiga' dengan apa yang dilakukan Utara.

"Kami hanya mengadakan parade militer di ibu kota, bukan latihan militer yang menargetkan siapapun atau meluncurkan apapun."

"Mengapa mereka repot-repot mengikuti apa yang terjadi di Utara," kata Kim dalam pernyataan yang diterbitkan kantor berita KCNA.

"Orang Selatan adalah kelompok yang benar-benar aneh (dan) sulit dimengerti," imbuhnya.

Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri sebuah acara di Ho Chi Minh Mausoleum, Hanoi, 2 Maret 2019.
Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri sebuah acara di Ho Chi Minh Mausoleum, Hanoi, 2 Maret 2019. (AFP/POOL/JORGE SILVA)

Baca juga: Analisis: Rencana Besar Kim Jong Un untuk Tumbuhkan Ekonomi Korea Utara, Hadapi Kenyataan Pahit

Baca juga: Meski Klaim Nol Kasus Covid-19, Korea Utara Minta Dikirimkan Vaksin 

Semua itu bermula dari Kongres Partai Kedelapan selama seminggu lalu.

Kongres diadakan sebagai acara berkumpulnya para penguasa di Korea Utara.

Kongres tersebut merupakan pertemuan untuk membahas keberhasilan dan kegagalan di tahun-tahun lalu dan menetapkan agenda dalam waktu dekat.

Biasanya, kongres ini diadakan setiap lima tahun sekali.

Namun, acara tersebut diberhentikan oleh ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il, setelah tahun 1980.

Kim Jong Un kemudian kembali menyelenggarakannya pada 2016.

Baca juga: Iran Ingatkan Korea Selatan Tidak Mempolitisasi Penyitaan Kapal Tanker

Ilustrasi parade militer, salah satu hal menarik tentang Korea Utara yang tak banyak orang tahu.
Ilustrasi parade militer, salah satu hal menarik tentang Korea Utara yang tak banyak orang tahu. (ABC News)

Para ahli berspekulasi, Korea Utara akan menandai berakhirnya Kongres dengan parade militer.

Namun, hingga Rabu (6/1/2021) sore di Semenanjung Korea, media pemerintah Korea Utara belum merilis gambar atau video apapun terkait acara itu.

Hingga pada Senin (11/1/2021), Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, pihaknya telah mendeteksi tanda-tanda parade militer.

Acara itu berlangsung di Korea Utara pada Minggu (10/1/2021) malam waktu setempat.

Ternyata, acara tersebut dipublikasikan melalui video propaganda, bukan menayangkannya secara langsung.

Kim Yo Jong pun mengonfirmasi parade telah terjadi.

Adik perempuan Kim Jong Un itu mengejek Korea Selatan karena membuang-buang waktu memantau aktivitas negaranya.

Meskipun, parade tersebut menawarkan informasi tentang sistem senjata negara yang sangat rahasia.

Kim juga berpendapat, mata-mata Seoul merupakan indikasi dari pendekatan bermusuhan terhadap sesama orang Utara.

"Apakah mereka benar-benar tidak ada yang bisa dilakukan selain membiarkan badan militer mereka melacak perayaan di Utara?" ujar Kim Yo Jong.

Baca juga: Meski Klaim Nol Kasus Covid-19, Korea Utara Minta Dikirimkan Vaksin 

Kim Yo Jong Turun Jabatan

Kim Yo Jong merupakan satu di antara orang yang paling dipercayai kakaknya.

Namun, jabatan Kim justru diturunkan setelah Kongres Partai.

Ia diturunkan dari wakil direktur departemen pertama menjadi wakil direktur departemen.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) menandatangani buku tamu di sebelah saudara perempuannya Kim Yo Jong (kanan) selama KTT Antar-Korea dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di gedung Peace House di sisi selatan desa Panmunjom pada tanggal 27 April 2018.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) menandatangani buku tamu di sebelah saudara perempuannya Kim Yo Jong (kanan) selama KTT Antar-Korea dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di gedung Peace House di sisi selatan desa Panmunjom pada tanggal 27 April 2018. (Korea Summit Press Pool / AFP)

Menurut analisis peneliti Korea Utara, Martin Weiser, dilansir NK News, penurunan pangkat Kim dianggap berkaitan dengan fokus Kim Jong Un pada perombakan politbiro.

Kim Jong Un disebut ingin memasukkan lebih banyak pakar ekonomi ke dalam partai.

Sementara itu, pakar lain berspekulasi posisi Kim Yo Jong dapat memanaskan hubungan antar-Korea di masa depan.

Spekulasi tersebut didasarkan pada arahannya kepada angkata bersenjata Korea Utara untuk meledakkan kantor penghubung antar-Korea di kota Kaesong pada musim panas lalu.

Tindakannya dianggap mewakili ketidaksenangan Pyongyang terhadap Seoul.

Baca juga: Awal Tahun 2021, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Tulis Surat untuk Rakyatnya

Meskipun jabatannya turun, Kim ikut berfoto saat menghadiri pertemuan Kongres.

Itu berarti, dia tidak mungkin dicopot sepenuhnya dari partai.

Namun, media pemerintah Korea Utara menayangkan rekaman aneh saat pertemuan Kongres.

Kim Yo Jong terlihat berjalan ke samping.

Dia tidak berjalan beriringan dengan para pejabat lain dan saudara laki-lakinya, Kim Jong un.

Padahal, Kim Yo Jong sering melakukan hal itu sebelumnya.

Cheong Seong-chang, seorang rekan di Program Asia Wilson Center dan peneliti senior di Sejong Institute, mengatakan meskipun jabatan Kim diturunkan, dia masih menangani dan mengendalikan masalah yang berkaitan dengan Korea Selatan.

Sementara itu, Thae Yong Ho, mantan diplomat Korea Utara yang membelot dan kemudian menjadi anggota parlemen di Selatan, mengatakan dia tidak terlalu memperhatikan peran resmi Kim Yo Jong.

"Akses ke Kim Jong Un adalah indikator status kekuasaan yang lebih penting di Korea Utara," kata Thae.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved