Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Fatwa Pemimpin Tertinggi Iran: Pemerintah Iran Tak Boleh Impor Vaksin dari AS dan Inggris

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei melarang pemerintah Iran mengimpor vaksin Covid-19 dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Kantor Pemimpin Tertinggi Iran melalui AP
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei 

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei pada Jumat (8/1/2021) melarang pemerintah Iran mengimpor vaksin Covid-19 dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

“Impor vaksin dari AS dan Inggris dilarang,” kata Khamenei.

“Saya telah memberitahukan hal ini kepada para pejabat dan saya akan mengatakannya di depan umum sekarang, "kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi dilansir Reuters, Jumat (8/1/2021).

Dalam pidato yang disiarkan televisi, dia mengatakan impor vaksin Amerika dan Inggris "dilarang," mengacu pada lonjakan jumlah kematian akibat virus di kedua negara.

Menurutnya jika AS dan Inggris dapat menghasilkan vaksin, kedua negara tersebut tidak akan mengalami kegagalan dalam menangani pandemi di negaranya masing-masing.

"Jika orang Amerika mampu menghasilkan vaksin, mereka tidak akan mengalami kegagalan virus korona di negara mereka sendiri." ujarnya.

Baca juga: Presiden Iran: Peristiwa di Capitol Hill Bukti Demokrasi Barat Rapuh dan Rentan

Diketahui, Iran negara yang paling terpukul oleh virus korona baru (covid-19) di Timur Tengah.

Negara itu meluncurkan uji coba vaksin pada manusia terhadap kandidat vaksin COVID-19 domestik pertamanya akhir bulan lalu.

Khamenei mengatakan itu dapat membantu Iran mengalahkan pandemi meskipun ada sanksi AS yang mempengaruhi kemampuannya untuk impor vaksin.

Khamenei memuji upaya Iran untuk mengembangkan vaksin dalam negeri.

Namun ia juga mengatakan Iran dapat memperoleh vaksin "dari tempat terpercaya lainnya".

Pemimpin Iran tersebut tidak memberikan rincian negara mana yang dimaksud, akan tetapi China dan Rusia sama-sama sekutu Iran.

"Saya juga tidak optimis tentang Prancis karena sejarah mereka terinfeksi darah," kata Khamenei, merujuk pada skandal darah yang terkontaminasi di negara itu pada 1980-an dan 1990-an.

Kelompok garis keras di Iran telah lama menentang vaksin buatan AS.

Dilansir Dailymail, Pengawal Revolusi Iran pada bulan Desember menolak sama sekali penggunaan vaksin buatan luar negeri.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan