Minggu, 5 Oktober 2025

Malam di Laut Okhotsk Mendadak Terang Saat 4 Rudal Antarbenua Rusia Melesat dari Kapal Selam

Rusia berhasil menguji coba empat rudal balistik antar-benua ( ICBM) yang diluncurkan dari kapal selam pada Sabtu (12/12/2020).

AP
Dalam foto yang diambil dari video yang didistribusikan oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia, rudal balistik antar-benua (ICBM) diluncurkan oleh kapal selam Vladimir Monomakh milik Angkatan Laut Rusia dari Laut Okhotsk, Rusia, Sabtu (12/12/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Rusia berhasil menguji coba empat rudal balistik antar-benua ( ICBM) yang diluncurkan dari kapal selam pada Sabtu (12/12/2020).

Empat rudal Bulava tersebut diluncurkan dari kapal selam Vladimir Monomakh kepunyaan Armada Pasifik Rusia yang berlokasi di bawah air di Laut Okhotsk.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan keempat rudal tiruan tersebut berhasil mecapai sasaran di lapangan tembak Chiza di wilayah Arkhangelsk yang jauhnya mencapai 5.471 kilometer.

Kapal selam Vladimir Monomakh adalah salah satu kapal selam bertenaga nuklir kelas Borei sebagaimana dilansir dari Daily Mail.

Rusia sendiri memiliki empat kapal selam kelas Borei dan masing-masing mampu membawa 16 rudal Bulava.

Baca juga: Rusia: Separuh Dunia Bisa Dapatkan Vaksin Sputnik V Jika Sudah Diproduksi Massal

Keempat armada kapal selam ini dimaksudkan Rusia sebagai inti kekuatan nuklir dari komponen Angkatan Laut Rusia selama beberapa dekade mendatang.

Pada 2018, kapal selam lain dari jenis yang sama melakukan meluncurkan empat rudal Bulava yang dimaksudkan sebagai demonstrasi kekuatan penangkal nuklir Rusia.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melapor kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa peluncuran tersebut mengakhiri latihan skala besar dari kekuatan nuklir strategis Rusia yang dimulai pada Rabu (9/12/2020).

Manuver terbaru dari Rusia tersebut juga memperlihatkan kapal selam bertenaga nuklir milik Rusia lainnya yang melakukan latihan peluncuran ICBM dari Laut Barents.

Baca juga: Ini Dia T-14 Armata, Tank Tempur Tercanggih Rusia, Resmi Siap Operasi 2021

Selain itu, ICBM itu berbasis darat juga diluncurkan dari fasilitas Plesetsk di barat laut Rusia.

Tak cukup sampai di situ, Rusia juga memamerkan dua pesawat pengebom strategis Tu-160 dan Tu-95 yang menembakkan rudal jelajah pada target di Samudra Arktik.

Aksi Rusia tersebut berlangsung setelah Rusia memperluas latihan militernya dalam beberapa tahun terakhir.

Apalagi, hubungan Rusia dengan Barat semakin merenggang sejak era Perang Dingin usai karena pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Moskwa pada 2014.

Serangkaian latihan peluncuran rudal tersebut juga dilakukan kurang dari dua bulan sebelum perjanjian kontrol senjata antara Amerika Serikat (AS) dengan Rusia berakhir.

Perjanjian kontrol senjata antara kedua negara adidaya tersebut bernama New Strategic Arms Reduction Treaty (START) dan akan berakhir pada Februari 2021.

Sebenarnya, Moskwa dan Washington telah membahas kemungkinan perpanjangan New START. Namun, kedua belah pihak gagal mencapai kata sepakat.

New START ditandatangani pada 2010 oleh mantan Presiden AS Barack Obama dan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Perjanjian tersebut membatasi kepemilikian hulu ledak nuklir dari kedua negara yakni tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir.

Setelah Moskwa dan Washington menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty yang ditandatangani pada 1987, New START adalah satu-satunya kesepakatan yang mengendalikan kepemilikan senjata nuklir antara kedua negara.

Jika New START benar-benar berakhir dan kedua negara tidak memperpanjangnya, akan menimbulkan kekhawatiran untuk stabilitas global karena tidak ada kontrol terhadap kepemilikan senjata nuklir antara AS dan Rusia.

Rudal hipersonik Amerika

Beberapa waktu lalu, pejabat senior Angkatan Udara AS baru-baru ini mengonfirmasi kehadiran rudal hipersonik terbaru dengan kecepatan luar biasa. Rudal ini juga merupakan senjata hipersonik pertama dari Pentagon.

Dalam sebuah wawancara dengan Air Force Magazine pada 1 Oktober lalu, Mayor Jenderal Andrew Gebara, Direktur Rencana Strategis Komando Serangan Global Angkatan Udara, menjelaskan, rudal hipersonik mampu melesat dengan kecepatan hingga 6.000 mil per jam atau 9.650 km per jam.

"Benda ini mampu melesat hampir 1.000 mil dalam 10-12 menit. Itu luar biasa," ungkap Gebara kepada Air Force Magazine seperti dikutip Sputnik News.

Dengan kecepatan tersebut, rudal hipersonik AS ini mampu melesat 5.000 hingga 6.000 mil per jam atau setara 6,5 sampai 7,5 kali kecepatan suara.

Rudal hipersonik AGM-183A Air-Launching Rapid-Response Weapon (ARRW) akan melakukan peluncuran pertama pada akhir 2021 mendatang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah 22 Oktober: AS Umumkan Keberadaan Rudal Nuklir Soviet di Kuba

Komandan Komando Serangan Global Angkatan Udara AS Jenderal Timothy M. Ray mengatakan, rudal hipersonik tersebut merupakan senjata hipersonik yang dimiliki Pentagon alias Departemen Pertahanan negeri uak Sam.

Baca juga: China Sebar Rudal Hipersonik DF-17 ke Wilayah Pesisir yang Berhadapan dengan Taiwan

Sang jenderal berharap, rudal hipersonik tersebut bisa mencapai kemampuan operasional awal dalam beberapa tahun mendatang.

"Senjata tersebut secara unik akan dibawa oleh bomber B-52 Stratofortress, yang telah menerima sejumlah peningkatan baru yang memungkinkannya untuk menembakkan rudal jarak jauh," kata Ray.

Masih kalah cepat dari rudal hipersonik Rusia

Oktober lalu, militer Rusia sukses uji tembak peluru kendali hipersonik Tsirkon. Rudal berkecepatan super itu diluncurkan dari kapal fregat Admiral Gorshkov di Laut Putih, Selasa (6/10/2020) pagi waktu setempat.

Melesat berkecepatan Match 8 (8 kali kecepatan suara), peluru kendali itu menghantam sasaran kapal di Laut Barentz. Laporan ini dikutip dari kantor berita TASS, Kamis (8/10/2020).

Presiden Rusia Vladimir Putin memuji keberhasilan uji tembak rudal jelajah anti-kapal hipersonik itu sebagai peristiwa besar untuk negaranya.

Jenderal Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum Rusia, melaporkan kepada Putin, Presiden berusia 68 tahun, itu adalah pertama kalinya rudal berhasil mengenai sasaran di laut.

Baca: Rusia mulai operasikan rudal hipersonik Avangard, Putin: Tidak ada sistem pertahanan yang dapat mencegatnya

Baca: Rusia dan Amerika Serikat Siap untuk Berunding Soal Rudal Hipersonik

“Tugas peluncuran sudah terlaksana. Uji coba berhasil, ”katanya kepada Putin. Gerasimov mengatakan rudal itu mencapai targetnya 450 kilometer (280 mil) di Laut Barents.

Rusia dalam beberapa tahun terakhir memuji pengembangan senjata baru futuristik yang diharapkan akan memberikan keunggulan dalam perlombaan senjata dengan AS saat ketegangan meningkat.

Putin mengatakan uji tembak Tsirkon adalah peristiwa besar, tidak hanya dalam kehidupan angkatan bersenjata Rusia, tetapi untuk keseluruhan negara dan rakyat Rusia.

Dia mengatakan senjata itu belum ada bandingannya di dunia.  “Tanpa keraguan dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara kita," kata Putin.  

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan mereka berencana melengkapi kapal perang dan kapal selam Rusia dengan rudal Tsirkon.

Putin telah mengungkapkan pengembangan senjata baru tersebut dalam pidato kenegaraan pada Februari 2019.

Waktu itu ia mengatakan senjata itu dapat mencapai target di laut dan di darat dengan jangkauan 1.000 kilometer (620 mil) dan kecepatan Mach 9.

Rusia membanggakan pengembangan sejumlah senjata tak terkalahkan, yang melampaui sistem yang ada dan termasuk rudal antarbenua Sarmat dan rudal jelajah Burevestnik.

Rudal hipersonik Avangard pertama dioperasikan pada Desember 2019. Program ini bukannya tanpa risiko.

Sudah tujuh orang tewas akibat ledakan di lokasi uji coba rudal pada Agustus 2019. Para ahli barat mengaitkan ledakan itu dengan Burevestnik.

Sistem peluncuran rudal Tsirkon diawali dari komando di kapal fregat Admiral Greschov. Rudal meluncur dari tabung, melenting ke udara dalam jarak beberapa puluh meter, lalu melesat secara melengkung.

Rudal mencapai ketinggian 28 kilometer dari permukaan laut, sebelum terbang dalam kecepatan maksimal Match 8.   

"Penerbangan itu berlangsung selama empat setengah menit. Rudal tersebut memperoleh kecepatan hipersonik lebih dari Mach 8 (delapan kali kecepatan suara)," kata Gerasimov.

Setelah uji coba resmi selesai, Gerazimov memastikan sistem rudal hipersonik Tsirkon akan diadopsi untuk layanan kapal selam dan kapal permukaan Angkatan Laut Rusia.

Rintisan rudal hipersonik Tsirkon dimulai Februari 2011, saat Wakil Menteri Pertahanan Vladimir Popovkin mengumumkan rencana pengembangan sistem lintas kapal Tsirkon dengan rudal hipersonik.

Menurut laporan media, uji terbang rudal tersebut dimulai pada 2015. Dalam pidato kenegaraan di hadapan Majelis Federal pada Februari 2019, Presiden Rusia Putin mengatakan pengerjaan rudal hipersonik Tsirkon berjalan sesuai jadwal.

Seperti yang dikatakan Putin, Tsirkon mampu mengembangkan kecepatan maksimum Mach 9 dan kemampuan jangkauan serangnya bisa melebihi 1.000 kilometer.

Putin memastikan, Tsirkon dapat menyerang target di laut maupun darat. Putin merinci Tsirkon akan ditempatkan di kapal permukaan dan kapal selam.

Rusia menggunakan peluncur lintas kapal universal 3S-14 untuk peluncuran senjata hipersonik Tsirkon dan rudal jelajah Kalibr.

Peluncur ini, khususnya, beroperasi pada fregat Proyek 22350 Angkatan Laut Rusia dan korvet Proyek 20380.

Kementerian Pertahanan Rusia menurut Gerazimov akan melanjutkan uji terbang sistem rudal hipersonik lintas kapal Tsirkon itu.

"Uji terbang rudal hipersonik Tsirkon akan dilanjutkan," kata jenderal itu. Zircon atau 3M22 Tsirkon pernah diluncurkan 3 Juni 2017.

Prototipe diluncurkan pertama kali dari pembom Tu-22M3 pada 2012-2013. Luncuran dari platform darat digelar 2015, dengan keberhasilan pertama dicapai pada 2016.

Pada April 2017, dilaporkan Tsirkon telah mencapai kecepatan Mach 8 (6.090 mph; 9.800 km/jam; 2.722,3 m/s) selama tes berlangsung.

Berita ini tayang di Kompas.com: Rusia Berhasil Uji Coba Rudal Balistik Antar-benua dari Kapal Selam 

Sebagian artikel juga tayang di Kontan dengan judul Meluncur 9.600 km per jam, rudal hipersonik ini akan jadi andalan Angkatan Udara AS 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved