Minggu, 5 Oktober 2025

Pejabat Senior Teheran: Oposisi Iran dan Israel Dicurigai dalam Kasus Pembunuhan Ilmuwan Nuklir

Pejabat senior Teheran mengatakan, kelompok oposisi Iran dan pihak Israel dicurigai dalam pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh.

Editor: Gigih
KEMENTERIAN PERTAHANAN IRAN / AFP
Foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Iran pada Senin 30 November 2020 menunjukkan anggota pasukan Iran membawa peti mati ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh selama upacara pemakamannya di ibu kota Iran, Teheran. Dengan pemakaman yang layak untuk "martir" terbesar Republik Islam, Teheran memberikan penghormatan terakhir kepada seorang ilmuwan yang tewas dalam pembunuhan yang disalahkan atas Israel, dan berjanji untuk melanjutkan pekerjaannya. Dalam sebuah dokumen yang bocor, klaim seorang jurnalis Iran, terungkap detail rinci dan rumit pembunuhan ilmuwan nuklir ini, dengan melibatkan 62 orang, 12 di antaranya adalah pembunuh yang memberondongkan peluruh ke mobil Fakhrizadeh, dan 2 sniper. 

Pemakaman Mohsen Fakhrizadeh

TV pemerintah melaporkan, ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh Fakhrizadeh dimakamkan di Teheran utara pada Senin (30/11/2020).

Menteri Pertahanan berjanji bahwa Republik Islam akan membalas pembunuhannya ilmuwan nuklir top tersbeut.

Sementara, para ulama dan penguasa militer Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh.

Kantor berita semi-resmi Iran Fars mengatakan pada Minggu (29/11/2020), bahwa Mohsen Fakhrizadeh telah dibunuh dengan senapan mesin yang dioperasikan dengan remote control.

Sementara TV berbahasa Arab Al Alam melaporkan, senjata yang digunakan dalam serangan itu "dikendalikan oleh satelit".

Ketika ditanya tentang potensi pembalasan Iran, Cohen mengatakan hal ini kepada stasiun radio 103.

"Kami memiliki supremasi intelijen regional, dan dalam hal ini kami siap, kami meningkatkan kewaspadaan, di tempat-tempat yang diperlukan," tuturnya.

Baca juga: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran, Ayatollah Ali Khamenei Janji Kirim Balasan

Baca juga: Presiden Terpilih AS Biden Diprediksi akan Gabung Lagi dengan Kesepakatan Nuklir Iran, Ini Kata Ahli

Donald Trump menandatangani dokumen yang memulihkan sanksi terhadap Iran setelah mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir 2015
Donald Trump menandatangani dokumen yang memulihkan sanksi terhadap Iran setelah mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir 2015 (Sky News)

Iran vs Amerika Memanas

Ketegangan antara Iran dan Amerika memanas sejak 2018.

Saat itu, Presiden AS ke-45 Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir 2015, antara Iran dan enam kekuatan dunia.

Tak lama kemudian, Trump menerapkan sanksi untuk melemahkan ekonomi Iran.

Sebagai pembalasan, Teheran secara bertahap melanggar kesepakatan program nuklirnya.

Tetapi, Trump tahun ini kalah dalam Pilpres AS 2020.

Pengganti Trump, Joe Biden saat kampanyenya mengatakan, akan mengembalikan Amerika Serikat ke kesepakatan jika Iran tetap patuh pada kesepakatan.

Di sisi lain, Teheran selalu membantah mencari senjata nuklir.

Israel secara luas diyakini memiliki satu-satunya persenjataan nuklir di Timur Tengah, meski tidak akan mengkonfirmasi atau menyangkal hal ini.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved