Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Tim Kampanye Biden Siap Kawal Donald Trump Keluar dari Gedung Putih jika Tolak Akui Hasil Pilpres

Tim kampanye Joe Biden berkelakar siap mengawal Donald Trump untuk keluar dari Gedung Putih, jika dia menolak untuk mengakui hasil PIlpres AS.

Instagram @joebiden
Joe Biden 

TRIBUNNEWS.COM - Tim kampanye Joe Biden berkelakar siap mengawal Donald Trump untuk keluar dari Gedung Putih, jika menolak untuk mengakui hasil PIlpres Amerika Serikat.

"Seperti yang kami katakan pada 19 Juli, rakyat Amerika akan memutuskan pemilihan ini," kata Juru Bicara kampanye Biden, Andrew Bates.

"Pemerintah Amerika Serikat sangat mampu mengawal penyusup keluar dari Gedung Putih," tambahnya.

Mengutip Independent, pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas laporan, Trump tidak berencana untuk menyerah, jika Biden dikukuhkan sebagai presiden terpilih pada Jumat (6/11/2020) waktu setempat.

Baca juga: Donald Trump Tidak Lagi Terima Perlakuan Spesial Twitter Jika Kalah dalam Pilpres Periode Ini

Baca juga: POPULER Internasional: Donald Trump Sebut Pemilu Curang, Marah ke Gubernur Pennsylvania

Data hasil pilpres menurut Decision Desk HQ
Data hasil pilpres menurut Decision Desk HQ (Decision Desk HQ)

Trump kini disebut berada di jalur kekalahan melawan Demokrat.

Ia telah memberi tahu para pembantunya tidak akan menerima situasi seperti itu.

CNN melaporkan, pekan ini, Trump sempat mengatakan kepada para stafnya, dia tak akan menerima kekalahannya.

Para staf Trump, termasuk Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows, juga dilaporkan menolak kekalahan pemilu yang semakin tak terhindarkan.

Baca juga: Berkicau di Twitter, Donald Trump: Biden Jangan asal Klaim Jabatan Presiden

Baca juga: Joe Biden Tanggapi Keunggulannya atas Trump di Pemilu: Kami Akan Memenangkan Perlombaan Ini

Ekspresi lesu Presiden AS Donald Trump saat mengepalkan tinjunya setelah berbicara pada malam pemilihan di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, 4 November 2020. Orang dalam Gedung Putih mengungkapkan, di balik ngototnya Trump menolak hasil Pilpres AS, Trump dilanda ketakutan akan dipenjara bila ia tidak jadi presiden karena begitu banyaknya tuntutan hukum terhadapnya.
Ekspresi lesu Presiden AS Donald Trump saat mengepalkan tinjunya setelah berbicara pada malam pemilihan di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, 4 November 2020. Orang dalam Gedung Putih mengungkapkan, di balik ngototnya Trump menolak hasil Pilpres AS, Trump dilanda ketakutan akan dipenjara bila ia tidak jadi presiden karena begitu banyaknya tuntutan hukum terhadapnya. (MANDEL NGAN / AFP)

Ancaman Hukum

Secara terpisah, Fox News kabarnya memberi tahu staf Biden agar tak menyebutnya sebagai "presiden terpilih".

Jika Biden disebut seperti itu, ada kekhawatiran akan ancaman hukum dari tim kampanye Trump terhadap pejabat pemilihan. 

Perhitungan suara sementara yang dikumpulkan Biden pada Jumat (6/11/2020) waktu setempat menunjukkan kemenangannya atas medan pertempuran penting, yaitu Georgia dan Pennsylvania.

Demokrat berharap sisa suara yang masih dihitung dapat membantu Biden memenangkan pertarungan dengan Trump.

Kemenangan Biden di satu negara bagian diprediksi akan mendorong suara electoralnya melebihi 270 suara.

Namun di sisi lain, Trump mengklaim tanpa dasar bahwa Demokrat mencoba "mencuri" Pilpres.

Untuk dicatat, klaim tak berdasar tersebut tidak benar dan semua suara terus dihitung secara sah.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved