Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Nasib Trump dan Biden Ditentukan Negara Bagian Utama, Tapi Pemilihan Belum Tentu Selesai Cepat
Pertarungan antara Donald Trump dan penantangnya, Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat 2020 masih berlangsung. Bagaimana nasib keduanya?
TRIBUNNEWS.COM - Pertarungan antara petahana Donald Trump dan penantangnya, Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat 2020 masih berlangsung.
Dikutip dari CNN, Donald Trump pada Rabu (4/11/2020) pukul 02.30 dini hari waktu AS, atau pukul 14.30 WIB berusaha mengklaim kemenanganya.
Donald Trump juga menyerukan penghentian perhitungan suara yang sedang berlangsung di seluruh negeri.
Faktanya, pemilu masih jauh dari kata selesai dan jutaan suara di negara bagian utama, yakni Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan belum dihitung.
Namun Trump mengatakan kepada pendukungnya bahwa Demokrat mencoba 'mencuri pemilihan'.
Sampai pukul 17.30 WIB, Joe Biden masih unggul dengan perolehan 238 suara electoral menurut perhitungan MSN.com.
Baca juga: Ekonom Faisal Basri: Indonesia Justru Diuntungkan Jika Trump Menang Pemilu AS
Baca juga: Di Tengah Ketatnya Pilpres AS 2020, Amerika Serikat Resmi Keluar dari Paris Agreement

Sementara Donald Trump tertinggal di angka 213 suara electoral.
Menghadapi kemungkinan kekalahan, Trump tampaknya memanfaatkan kesempatan untuk membingungkan para pendukungnya soal proses demokrasi.
Dia mengindikasikan ada sesuatu yang tidak baik terkait fakta bahwa masih banyak negara bagian yang sedang menghitung suara.
Penghitungan suara yang lama hingga beberapa hari, diantisipasi banyak orang Amerika dengan memberikan suara melalui surat untuk mencegah paparan virus corona.
Baca juga: Di Tengah Ketatnya Pilpres AS 2020, Amerika Serikat Resmi Keluar dari Paris Agreement
Baca juga: Joe Biden atau Donald Trump yang Menang Pilpres AS 2020, Iran Tak Masalah: Bukan Urusan Kami
Sambil menyarankan agar perhitungan suara sah harus dihentikan karena dia melihat marginnya menyempit di beberapa negara bagian, Trump mengancam akan memprosesnya ke Mahkamah Agung.
Trump merayakan kemenangannya atas Florida dan Ohio dan mengklaim akan memenangkan negara bagian utama.
Sejumlah klaim pada pidato Trump ini pun mendapat kritik keras dari pihak Joe Biden.
"(Pidato Trump merupakan) upaya telanjang untuk mengambil hak-hak demokratis warga Amerika," kritik Manajer kampanye Biden Jen O'Malley Dillon.
"Pernyataan Presiden malam ini tentang mencoba menghentikan penghitungan surat suara yang seharusnya diberikan adalah keterlaluan, belum pernah terjadi sebelumnya, dan tidak benar," katanya.
Baca juga: Profil Melania Trump, Istri Donald Trump yang Seorang Mantan Model
Baca juga: Disebut Leluhur Demokrasi, Pilpres Amerika Serikat Kalah Demokratis Dibandingkan Indonesia, Mengapa?

"Itu belum pernah terjadi sebelumnya karena belum pernah sebelumnya dalam sejarah kita seorang presiden Amerika Serikat berusaha untuk mencabut Orang Amerika bersuara dalam pemilihan nasional."
"Setelah mendorong upaya Partai Republik di banyak negara bagian untuk mencegah penghitungan sah surat suara ini sebelum Hari Pemilihan, sekarang Donald Trump mengatakan bahwa surat suara ini juga tidak dapat dihitung setelah Hari Pemilihan," jelas Jen O'Malley.
Nasib Trump dan Biden terkunci dalam hasil pemilihan di Arizona, Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan.
Biden pada dini hari waktu AS juga sempat berbicara pada pendukungnya, mendahului Trump.
"Kami yakin kami berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilihan ini," ujarnya.
Mantan wakil presiden itu mengatakan, bukan terserah dia atau Trump untuk memutuskan pemenang pemilihan dan suara akan dihitung.
"Jaga iman kalian, kami akan memenangkan ini," kata Biden.
Baca juga: Penghitungan 80 Ribu Surat Suara Pilpres AS Tertunda di Georgia, Pipa dan Software Pecah
Baca juga: Hasil Pilpres Amerika: Biden Unggul 238 Electoral Votes & Trump 213 Tapi Mendominasi 6 Negara Bagian
Trump memenangkan Florida, salah satu negara bagian yang diharapkan Biden untuk dikupas dari peta Presiden 2016.
Mantan wakil presiden itu berharap Arizona, di mana ia memiliki keunggulan 8 poin persentase dengan 75% surat suara yang dihitung, bisa menjadi kemenangan pertamanya.

Menurut MSN.com, Arizona sudah dimenangkan Joe Biden dan menyumbang 11 suara electoral.
Menang tidaknya Biden bergantung dari apakah dia bisa mengambil kembali dukungan untuk Partai Demokrat di Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania.
Hasil dari tiga negara bagian utama ini mungkin tidak akan diketahui secepatnya karena perhitungan membutuhkan waktu berhari-hari.
Para ahli telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa hasil pemilu mungkin tidak akan diketahui pada malam pemilihan, atau bahkan beberapa hari setelahnya.
Lantaran para pemilih memberikan suara dalam jumlah besar melalui pos.
Biden saat ini memimpin Electoral College pada tahap awal di malam hari.
Tetapi medan pertempuran utama yang akan memutuskan siapa yang menjabat sebagai presiden untuk empat tahun ke depan masih berlangsung.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)