Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Hari Terakhir Kampanye, Donald Trump dan Joe Biden Saling Menjatuhkan Satu Sama Lain

Donald Trump dan Joe Biden mengakhiri pertarungan sengit mereka dengan kampanye terakhir pada hari Senin (2/11/2020) di negara bagian yang kritis

JIM WATSON, SAUL LOEB / AFP
(COMBO) Kombinasi foto file yang dibuat pada tanggal 15 Oktober 2020 ini menampilkan Presiden AS Donald Trump (kiri) berjalan ke Marine One setelah berbicara kepada pers saat ia meninggalkan Gedung Putih di Washington, DC, pada 14 Oktober 2020, dan kandidat Presiden dari Partai Demokrat sekaligus mantan Wakil Presiden Joe Biden menyampaikan sambutan pada acara mobilisasi pemilih di Cincinnati, Ohio, pada 12 Oktober 2020 

Sementara Biden berusia 78 tahun, dan akan menjadi presiden periode pertama tertua dalam sejarah jika terpilih.

2. Bagaimana pemenang ditentukan?

Pemenang pemilihan tidak selalu kandidat yang memiliki suara nasional terbanyak.

Inilah yang terjadi pada Hillary Clinton pada 2016 lalu.

Kandidat presiden berkompetisi memenangkan suara Lembaga Pemilihan Umum (electoral college).

Setiap negara bagian mendapatkan jatah suara tertentu berdasarkan populasi.

Ada total 538 anggota Lembaga Pemilihan Umum (elector).

Jadi kandidat harus mendapatkan setidaknya 270 suara untuk menang.

Saat seseorang mencoblos presiden pilihannya, mereka sebenarnya mencoblos elector yang mewakili salah satu kandidat presiden.

jatah suara Electoral College di tiap negara bagian
jatah suara Electoral College di tiap negara bagian (BBC.com)

Hampir semua negara bagian menerapkan peraturan winner-takes-all, di mana kandidat yang memenangkan suara terbanyak diberikan semua suara electoral college.

3. Siapa yang bisa melakukan vote dan bagaimana cara melakukannya?

Jika Anda adalah warga negara AS dan berusia 18 tahun ke atas, maka Anda telah memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden.

Namun, banyak negara bagian telah mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan pemilih untuk menunjukkan dokumen identifikasi untuk membuktikan siapa mereka sebelum mereka dapat memilih.

Undang-undang ini sering diberlakukan oleh Partai Republik untuk berjaga-jaga dari pemilih palsu.

Namun, Partai Demokrat menuduh Partai Republik menggunakan cara itu sebagai bentuk penindasan pemilih karena seringkali pemilih minoritas yang lebih miskin tidak dapat memberikan ID seperti SIM.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved