Israel dan UEA Sepakati 28 Penerbangan Setiap Minggu
Perjanjian itu juga memungkinkan penerbangan carter tanpa batas ke bandara yang lebih kecil di Israel selatan dan 10 penerbangan kargo mingguan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) akan menandatangani kesepakatan pada Selasa (20/10/2020) untuk mengizinkan 28 penerbangan komersial setiap minggunya antara Bandara Ben Gurion Israel, Dubai dan Abu Dhabi.
Hal itu disampaikan Kementerian Transportasi Israel dalam pernyataan persnya, pada Minggu (18/10/2020) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Senin (19/10/2020).
Perjanjian itu juga memungkinkan penerbangan carter tanpa batas ke bandara yang lebih kecil di Israel selatan dan 10 penerbangan kargo mingguan.
Baca juga: Israel Kirim Delegasi ke Bahrain Untuk Resmikan Hubungan Diplomatik dengan UEA
Perjanjian ini adalah satu dari banyak kesepakatan yang telah dilakukan, setelah Israel dan UEA setuju untuk menormalkan hubungan diplomatik.
Kesepakatan penerbangan akan ditandatangani di Bandara Ben Gurion di Israel.
“Penerbangan perdana diperkirakan akan dimulai dalam beberapa minggu,” kata kementerian.
Dikabarkan pula Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steve Mnuchin dan pejabat tinggi AS akan bertolak pada Senin (19/10/2020) ke UEA, setelah menyaksikan peresmian normalisasi hubungan Israel-Bahrain.
Pada Selasa (20/10/2020), para pejabat tinggi AS akan menemani delegasi pertama UEA ke Israel.
Baca juga: Drone Tempur Israel dan Turki Tunjukkan Dominasi di Perang Nagorno-Karabakh
Sebelumnya Rabu (16/9/2020), di Gedung Putih, Israel, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian damai untuk membangun hubungan formal, mengakhiri konflik berusia puluhan tahun dalam diplomasi Arab di Timur Tengah.
"Penandatanganan hari ini adalah sejarah baru," ujar Donald Trump, kepada warga yang berkumpul di luar Gedung Putih, setelah penandatanganan perjanjian bersama UEA, Bahrain dan Israel, Selasa (15/9/2020) waktu setempat.
"Ini hari yang luar biasa bagi dunia," kata Trump.
Kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Trump mengatakan "lima atau enam" negara lain hampir mengambil kesepakatan serupa dengan Israel.
Namun sayangnya Trump tidak menyebutkan nama negara-negara yang akan menormalisasi hubungan dengan Israel.
"Saya pikir Israel tidak terisolasi lagi," katanya.
Kedua tokoh itu telah berusaha memanfaatkan kesepakatan perdamaian ini sambil menghadapi kecaman domestik atas penanganan pandemi virus corona.
Hanya beberapa orang di antara puluhan peserta pada upacara Selasa mengenakan masker.
Dengan menandatangani "perjanjian damai" itu, kedua pemimpin dapat membanggakan prestasi kebijakan luar negeri yang signifikan di tengah merosotnya citra mereka di negara masing-masing.
Selain Netanyahu, Trump menjamu Menteri Luar Negeri UEA dan Bahrain, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan Abdullatif bin Rashid Al Zayani, di South Lawn Gedung Putih - tempat yang sama di masa Bill Clinton pada tahun 1993 ketika perdana menteri Israel saat itu, Yitzhak Rabin, dan ketua PLO, Yasser Arafat, berjabat tangan.
Israel berharap negara-negara Teluk lainnya, seperti Oman dan idealnya Arab Saudi, juga akan menandatangani kesepakatan bersama.
Israel, yang menganggap Iran musuh bebuyutannya, tengah berebut simpati negara-negara Arab untuk mengurangi dominasi Iran.
Sementara Arab Saudi, juga bersaing dengan Iran untuk berebut dominasi regional.
"Israel tidak merasa terisolasi sama sekali," kata Netanyahu pada hari Selasa sambil duduk di samping Trump sebelum upacara.
"Ini menikmati kemenangan diplomatik terbesar dalam sejarahnya. Saya pikir orang-orang yang merasa terisolasi adalah tiran Teheran."
Di bawah kesepakatan UEA, Netanyahu hanya setuju untuk "menangguhkan" tetapi tidak sepenuhnya meninggalkan ambisinya untuk mencaplok Tepi Barat yang didudukinya - sebuah klausul yang menurut para pejabat Palestina bahwa mereka telah diabaikan. (Reuters/Guardian)