Minggu, 5 Oktober 2025

Warga Korea Utara yang Beragama Ini dan Nonton TV Asing Dipaksa Minum Air Abu Kremasi Mayat Tahanan

Bekas tahanan Korea Utara mengungkap bahwa mereka disuruh meminum air sungai yang terkontaminasi dan berisi abu kremasi narapidana yang meninggal.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Pen News/Digital Globe via Daily Mail
Peta rinci fasilitas di kamp konsentrasi Chongori atau resminya disebut Kyo-hwa-so, kamp yang menampung sekitar 5.000 tahanan 

Napi yang berhasil lari ini juga mengungkap hal mengerikan dalam laporan baru yang diterbitkan Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara (HRNK) yang berbasis di Washington.

Laporan mengungkap bahwa mayat tahanan ditumpuk di gudang sebelum dikremasi.

Mirisnya, beberapa dari mayat dimakan tikus dan membusuk.

Peta rinci fasilitas di Kyo-hwa-so, kamp tahanan yang menampung sekitar 5.000 tahanan
Peta rinci fasilitas di Kyo-hwa-so, kamp tahanan yang menampung sekitar 5.000 tahanan (Pen News/Digital Globe via Daily Mail)

HRNK menggunakan citra satelit untuk mengungkap lokasi krematorium, gedung penjara, dan tempat kerja paksa di kamp tersebut.

Organisasi ini menemukan tambang tembaga, yang diyakini mencemari air sungai yang harus diminum para narapidana.

"Kami tahu orang-orang menderita di luar imajinasi," kata Joseph S. Bermudez Jr. penulis utama laporan itu.

"Kekejaman yang dilakukan di seluruh sistem penjara yang melanggar hukum di Korea Utara membutuhkan perhatian segera dari komunitas internasional."

"Kurangnya martabat manusia yang diberikan kepada para tahanan sangat menjijikkan, dan rezim Kim harus dimintai pertanggungjawaban atas tindakan tersebut," tambah tim penulis, Amanda Mortwedt Oh.

Greg Scarlatoiu, direktur eksekutif HRNK, mengungkapkan bentuk kejahatan yang diceritakan banyak narapidana.

"Perilaku yang sangat normal di sebagian besar negara lain dikriminalisasi di Korea Utara," ujar Greg.

Yang dimaksud Greg diantaranya meyakini agama lain, khususnya kristen, memiliki Al Koitab, dan mengakses informasi dari luar khususnya dari Korea Selatan.

"Bahkan termasuk 'kesalahan penanganan' atau 'tidak menghormati' halaman surat kabar yang memuat gambar pemimpin Korea Utara atau ayah atau kakeknya."

"Apa pun yang seperti itu mengakibatkan hukuman penjara di fasilitas penahanan Korea Utara," cerita Greg.

Baca: Pejabat Korsel yang Ditembak Mati Pasukan Korea Utara Diyakini Membelot karena Banyak Hutang Judi

Baca: PM Jepang yang Baru Bertemu Moon Jae In, Serukan Kerja Sama untuk Melawan Korea Utara

Yeonmi Park gadis pembelot Korea Utara, kini menjadi aktivis HAM dan penulis buku In Order to Live, A North Korean Girls Journey to Freedom.
Yeonmi Park gadis pembelot Korea Utara, kini menjadi aktivis HAM dan penulis buku In Order to Live, A North Korean Girls Journey to Freedom. (INSTAGRAM @yeonmi_park via DAILY MAIL)

Kamp konsentrasi Chongori, secara resmi disebut Kyo-hwa-so (kamp pendidikan ulang) No. 12, berada di Provinsi Hamgyong Utara sekitar 15 mil dari perbatasan China.

Sebanyak 5.000 orang dipenjara di sana, sekitar 60 persen dipenjara karena melintasi perbatasan secara ilegal sementara 40 persen lainnya dihukum karena pelanggaran seperti menonton TV asing.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved