Diculik dan Diperkosa, Gadis 19 Tahun Itu Dibakar Hidup-hidup, Ibu Korban Tuntut Pelaku Dihukum Mati
Jasad korban ditemukan di sebuah pompa bensin yang tak lama digunakan di kota Thenia sekitar 60 kilometer sebelah timur ibu kota Algier.
Pembunuhan yang mengerikan itu memicu kemarahan yang meluas di seluruh Aljazair.
Peristiwa itu menyebabkan kehebohan bahkan di Perancis dan di media sosial di mana tagar # JeSuisChaima adalah salah satu yang paling banyak dibagikan di Twitter pada Senin kemarin.
Keluarga korban telah meminta agar pelaku divonis mati. Para netizen di Twitter menyebarkan secara luas klip video yang menunjukkan ibu Chaima Sadou menuntut pembalasan, dan dia menerima dukungan luas dari masyarakat Aljazair.
“Putri saya dibunuh dan dibakar. Saya menyerukan vonis mati. Cuma itu yang saya minta," kata ibu korban.
Setelah dibebaskan, Rayan kembali untuk melakukan kekerasan seksual terhadap Sadou dan memaksanya untuk bertemu dengannya hanya untuk menculiknya, memperkosanya dan membunuhnya, tambah ibu korban.
Ibu Chaima mengimbau kepada Presiden Aljazair Abdel Majid Tebboune untuk memvonis mati kepada Rayan, pembunuh putrinya.
Tebboune baru-baru ini memerintahkan penerapan hukuman maksimum, setelah tekanan dari sebagian besar masyarakat yang menyerukan pemberlakuan kembali hukuman mati, tanpa kemungkinan pembebasan atau pengampunan terhadap mereka yang dihukum karena melakukan penculikan dan pembunuhan.
Aljazair sebelumnya sering memberlakukan hukuman mati untuk puluhan kasus setiap tahun, terutama untuk pelanggaran terorisme, tetapi hukuman mati belum dilakukan lagi sejak tahun 1993.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gadis 19 Tahun Diculik, Diperkosa, dan Dibakar Sebagai Aksi Balas Dendam