Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Politik di Malaysia

Anwar Ibrahim: Ambisi dan Perjalanan Panjangnya untuk Menjadi Pemimpin Malaysia

Anwar Ibrahim dikenal karena karier politiknya yang penuh gejolak serta perjuangannya selama puluhan tahun untuk memimpin Malaysia.

Penulis: Tiara Shelavie
Mohd RASFAN / AFP
Dalam foto yang diambil pada 23 September 2020 ini, pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim berbicara saat konferensi pers di sebuah hotel di Kuala Lumpur. 

Dalam peristiwa yang mengejutkan pada tahun 2016, mantan saingannya, Mahathir, mengumumkan bahwa dia akan keluar dari masa pensiunnya untuk kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri.

Pria berusia 92 tahun itu mengatakan dia muak dengan tuduhan korupsi yang melanda perdana menteri saat itu, yaitu mantan anak didik lainnya, Najib Razak.

Tetapi untuk mengembalikannya, Mahathir membuat kesepakatan dengan Anwar yang masih dipenjara.

Anwar saat itu tetap populer di kalangan pendukung oposisi.

Dalam momen yang banyak dipublikasikan, keduanya bertukar jabat tangan, menandai dimulainya reuni politik yang luar biasa.

Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad
Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad (freemalaysiatoday.com)

Mahathir memimpin aliansi Pakatan Harapan meraih kemenangan dalam pemilihan 2018, mengakhiri rekor 61 tahun Barisan Nasional yang tak terputus dalam memerintah negara.

Mahathir sekarang menjadi perdana menteri Malaysia lagi, dan mengindikasikan akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar dalam dua tahun.

Dia juga memenuhi janjinya untuk membebaskan Tuan Anwar dari penjara, dan memberinya pengampunan penuh.

Kerumunan yang gembira meneriakkan "panjang umur Anwar" menyambut pemimpin baru yang menunggu saat dibebaskan dari penjara.

"Sekarang ada fajar baru untuk Malaysia. Saya harus berterima kasih kepada rakyat Malaysia," kata Anwar dalam konferensi pers tentang pembebasannya.

"Seluruh spektrum orang Malaysia, terlepas dari ras atau agamanya, telah berpegang pada prinsip demokrasi dan kebebasan. Mereka menuntut perubahan."

Koalisi yang Terputus

Koalisi Pakatan Harapan yang baru menggabungkan empat partai menjadi koalisi multi-etnis pertama di Malaysia yang mendapat dukungan di antara mayoritas Muslim Melayu serta minoritas China dan India yang cukup besar di negara itu.

Beberapa orang melihatnya sebagai tanda bahwa Malaysia siap bersatu melintasi garis ras yang telah mendominasi kehidupan politik sejak perpecahan yang terjadi di bawah pemerintahan kolonial.

Tetapi aliansi itu, yang ditempa atas janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar, kemudian mulai terlihat genting ketika Mahathir terlihat tidak berniat menepati janjinya menyerahkan jabatan kepada Anwar.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved