Raja Malaysia Tak Boleh Terima Tamu Selama Sepekan, Anwar Ibrahim Terancam Gagal Jadi PM
Raja Malaysia Sultan Abdullah tidak akan menerima tamu siapa pun selama seminggu ke depan karena sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Raja Malaysia Sultan Abdullah tidak akan menerima tamu siapa pun selama seminggu ke depan karena sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Demikian komisioner Istana Ahmad Fadil Shamsuddin menyampaikan pengumuman Istana Kerajaan, Jumat (25/9/2020), ketika pemimpin oposisi Anwar Ibrahim sedang mencari waktu pertemuan dengan Raja untuk membentuk pemerintahan baru.
"Yang Mulia telah disarankan oleh dokternya untuk tetap di (rumah sakit) selama tujuh hari untuk observasi. Jadi sampai saat itu, dia tidak akan mengadakan pertemuan," kata Ahmad Fadil Shamsuddin seperti dilansir Reuters.
Anwar Ibrahim dijadwalkan untuk bertemu dengan Raja pada Selasa (22/9/2020) lalu, tetapi dibatalkan karena Raja menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca: Konflik Politik di Malaysia, Analis Prediksi Anwar Ibrahim Tak Akan Jadi Perdana Menteri
Anwar mengklaim dirinya telah mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen untuk menggulingkan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Tapi dia harus meyakinkan Raja bahwa ia memiliki jumlah dukungan mayoritas untuk membentuk pemerintahan baru.
Gejolak politik datang hanya tujuh bulan setelah manuver politik yang menyebabkan Muhyiddin mendapatkan jabatan perdana menteri.
Muhyiddin yang memiliki mayoritas dukungan yang tipis di parlemen, telah menolak klaim Anwar Ibrahim dan menantangnya untuk membuktikannya melalui proses konstitusional.
Baca: PM Malaysia Muhyiddin Ragukan Klaim Anwar Ibrahim Kantongi Dukungan Mayoritas Parlemen
Raja memainkan peran penting dalam babak baru politik di Malaysia untuk menunjuk seorang perdana menteri yang akan memimpin mayoritas suara di parlemen.
Seorang Raja juga bisa membubarkan parlemen dan memerintahkan pemilihan perdana menteri.
Ragukan Klaim Anwar Ibrahim
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, mempertanyakan klaim pemimpin oposisi Anwar Ibrahim telah memperoleh dukungan mayoritas anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.
Muhyiddin mengatakan presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu tidak dapat merinci jumlah Anggota Parlemen yang akan mendukungnya.
"Dia membuat pernyataan tapi ketika ditanya tentang jumlah yang mendukungnya dan yang telah memberikan dukungan mereka, dia hanya mengatakan untuk menunggu jawabannya," ujar Muhyiddin, saat berbicara dalam pertemuan Perikatan Nasional (PN), Jumat (25/9/2020), seperti dilansir Kantor Berita Malayasia, Bernama.
Baca: UMNO tidak akan Halangi Kadernya di Parlemen Dukung Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia