Beruang Grizzly Serang Pemburu hingga Tewas, Jadi Kasus Kematian Pertama di Taman Nasional Alaska
Seekor beruang grizzly atau beruang cokelat menyerang seorang pemburuh hingga tewas.
TRIBUNNEWS.COM - Seekor beruang grizzly atau beruang cokelat menyerang seorang pemburu hingga tewas.
Insiden itu terjadi di Wrangell-St. Elias National Park & Preserve, Alaska, Minggu (20/9/2020).
Kematian pemburu tersebut menandai serangan mematikan oleh beruang yang pertama kali terjadi di taman nasional terbesar di negara itu.
Dilansir CNN, pihak berwenang masih menyelidiki kematian pemburu yang tidak disebutkan identitasnya.
National Park Service (NPS) mengungkapkan, korban sedang memburu rusa pada saat kejadian.
Dia telah berburu rusa selama 10 hari dengan seorang teman di dekat drainaser Sungai Chisana.
Kemudian, serangan pun terjadi pada hari Minggu.

Dalam 40 tahun sejak taman nasional itu didirikan, kematian akibat serangan beruang tidak pernah tercatat sampai sekarang.
Badan tersebut mengimbau pengunjung untuk berhati-hati.
Baca: Jangan Panik! Ini yang Harus Dilakukan saat Bertemu Beruang Liar
Baca: Diduga Memangsa Manusia, Seekor Beruang Ditembak Mati oleh Pejaga Hutan
"Pengunjung perlu berhati-hati terhadap beruang saat bepergian di pedalaman dan mengambil tindakan pencegahan seperti membawa semprotan beruang dan menggunakan wadah makanan anti beruang," tulis NPS dalam rilis berita, Selasa (22/9/2020).
Menurut NPS, biasanya, beruang akan menjauh dari manusia jika melihat atau mendengar mereka datang.
Meskipun serangan beruang jarang terjadi, NPS memberi saran untuk mengantisipasi tindakan agresif beruang grizzly.
NPS merekomendasikan untuk berpura-pura mati dengan berbaring telungkup dan kaki terbuka lebar.
Beruang juga cenderung lebih aktif di bulan-bulan musim gugur.
Sebab, mereka mencari makanan untuk persiapan hibernasi.
Seekor Beruang di Italia Dijatuhi Hukuman Mati karena Menyerang 2 Pendaki, Muncul Petisi Penolakan
Seekor beruang cokelat dijatuhi hukuman mati setelah menyerang dua pendaki di Italia.
Kelompok hak hewan telah meminta penundaan eksekusi setelah serangan itu.
Kejadian itu bermula ketita Fabio Misseroni (59), dan putranya Christian Misseroni (28) mendaki Gunung Peller di Trentino, Italia Senin (22/6/2020) lalu.
Tiba-tiba, seekor beruang melompat ke jalan setapak di depan mereka.
Beruang itu menggigit kaki lelaki Christian.
Refleks, sang ayah melompat ke punggung mamalia itu agar putranya bisa melarikan diri dikutip dari CNN.

Baca: Bergulat dengan Beruang di Kebun Binatang, Pria Ini Kena Denda hingga Rp 107 Juta
Baca: Badan Tercabik, Petani Karet Diterkam Beruang Muara Enim dan Nyaris Tewas
Serangan itu menyebabkan beruang yang mengamuk itu memukul Fabio.
Pukulannya cukup kuat hingga mematahkan kaki Fabio di tiga tempat.
Dalam upaya menyelamatkan ayahnya, Christian melompat-lompat dan bertepuk tangan mengalihkan perhatian beruang.
Christian berhasil mengalihkan perhatian hewan itu yang lari ke hutan.
Menanggapi kejadian tersebut, Gubernur Trentino, Maurizio Fugatti, menandatangani perintah pemusnahan yang memungkinkan penangkapan dan pembunuhan beruang itu.
Sementara itu, Institut Nasional Italia untuk Perlindungan Lingkungan dan peraturan Penelitian menyerukan beruang yang menyerang manusia untuk di-eutanasia atau suntik mati.
Perintah itu mendorong perburuan hewan yang dipimpin oleh pihak berwenang, yang berusaha mengidentifikasi menggunakan air liur dan bulu yang tersisa dalam luka yang diderita ayah dan anak.

Kamera pengintai yang berbasis data DNA digunakan oleh para pejabat di wilayah setempat untuk melacak beruang.
Hal ini dilakukan karena adanya sejumlah serangan serupa dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa pendukung hak-hak binatang mengecam aksi perburuan beruang itu.
Mereka percaya bahwa beruang itu tidak boleh diburu apabila kronologinya belum jelas.
Bahkan muncul sebuah petisi yang diluncurkan oleh World Wide Fund for Nature.
Petisi itu menyerukan larangan hukuman mati mamalia itu.
Hingga Senin (29/6/2020) petisi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 21 ribu pendukung.
Dilansir worldnewj, Menteri atmosfer Italia Sergio Costa dapat menentang hukuman mati.
Dia menyebut kemungkinan beruang itu mungkin seekor ibu yang melindungi anaknya.
"Setelah mengumpulkan informasi ilmiah tentang kasus yang terlibat kecelakaan dengan dua warga negara kami akan dapat mengevaluasi solusi teknisnya."
"Menurut pendapat saya, keputusan yang diambil tidak boleh mengakibatkan hewan itu dihukum mati," kata Sergio Costa.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Bunga P)