Senin, 6 Oktober 2025

Ibu Diperkosa Bergilir depan Anak & Dirampok, PM Pakistan Minta Pelaku Dihukum Gantung atau Dikebiri

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyerukan hukuman berat bagi pelaku kekerasan seksual.

Penulis: Ika Nur Cahyani
fountainhillsrecovery.com
Ilustrasi pemerkosaan 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyerukan hukuman berat bagi pelaku kekerasan seksual.

PM Imran meminta agar pelaku kasus-kasus ini dihukum gantung atau dikebiri kimiawi.

Seruan atas hukuman berat bagi pelaku kekerasan seksual ini terjadi karena baru-baru ini Pakistan digemparkan dengan insiden pemerkosaan.

Dikutip dari Daily Mail, terjadi pemerkosaan bergilir terhadap seorang wanita pekan lalu. 

Insiden ini pun menyulut kemarahan publik Pakistan.

Perdana menteri Khan mengatakan agar para pemerkosa digantung di lokasi kejadian secara langsung.

Baca: Polemik Normalisasi Hubungan UEA-Israel: Pejabat Sudan Dipecat hingga PM Pakistan Tak Akui Israel

Baca: India dan Pakistan Memanas, Kini Rebutan Soal Peta Baru untuk Wilayah Kashmir

hjmbn
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (Daily Mail)

Kendati demikian, Khan menyadari negaranya akan dihukum Uni Eropa bila melegalkan hukuman semacam itu.

Oleh karena itu, dia menyarankan untuk melakukan kebiri kimiawi.

Insiden perkosaan berantai itu menimpa seorang wanita.

Diketahui wanita malang tersebut sempat diseret paksa dari mobilnya yang mogok.

Meski berontak, wanita itu tidak bisa melakukan apapun karena ditodong dengan senjata.

Mirisnya, dia diperkosa di depan kedua anaknya.

Baca: Pakistan Blokir 5 Aplikasi Kencan Populer, dari Tinder, Tagged hingga Grindr

Baca: Dubes AS untuk China Terry Branstad akan Pensiun, Tapi Amerika Belum Beri Kabar tentang Penggantinya

"Cara pembunuhan dinilai: Tingkat pertama, kedua dan ketiga. Ini juga harus dinilai, dan untuk tingkat pertama (kejahatan seks) harus ada pengebirian," ujar Khan.

Kejadian pemerkosaan itu terjadi pada Kamis dini hari waktu Pakistan.

Ilustrasi - Pencabulan
Ilustrasi - Pemerkosaan  (tribunlampung.co.id/dodi kurniawan)

Insiden berawal dari seorang wanita yang sedang mengemudi di jalan raya dekat Lahore namun kehabisan bensin dan mobilnya mogok.

Dia mengunci pintu mobilnya dan meminta pertolongan.

Nahasnya sekelompok pria memecahkan jendela mobil dan menyeret wanita itu keluar.

Setelah selesai memperkosa, wanita itu juga dirampok.

Pekan lalu polisi sudah menangkap 15 pria, namun mereka mengaku tidak terlibat dalam perkosaan.

Sejak saat itu, polisi menetapkan dua tersangka utama perkosaan, yakni Shafqat Ali dan Abid Malhi.

Salah satu pelaku, Shafqat mengakui perbuatannya dan DNA-nya juga ditemukan di TKP.

Shafqat Ali ditahan selama penggerebekan polisi di desa asalnya di Punjab.

Otoritas Punjab, Uzman Buzdar mengatakan penggerebekan sedang dilakukan untuk menangkap Malhi.

Baca: Menteri Kesehatan Pakistan Mengundurkan Diri di Tengah Pandemi Covid-19

Baca: Jadi Korban Perkosaan Ayah Tiri , Bocah Perempuan Ini Diam, Takut Dibunuh dan Ibunya Diceraikan

Khan juga mengatakan, tanpa menjelaskan lebih lanjut bahwa Malhi juga terlibat dalam pemerkosaan bergilir lainnya pada tahun 2013.

Kasus ini menyebabkan kemarahan publik Pakistan, di mana serangan seksual kerap dianggap biasa dan pemerkosaan jarang dituntut.

Mirisnya, kepala polisi Lahore Umar Sheikh justru menyalahkan wanita korban perkosaan tersebut.

Dia menilai korban salah karena keluar tanpa didampingi laki-laki dan kehabisan bahan bakar juga.

Pernyataannya ini berujung tuntutan dari aktivis HAM setempat.

Pemerkosaan berkelompok jarang terjadi di Pakistan, meskipun pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan sering dilaporkan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved