Rabu, 1 Oktober 2025

Analisis Internasional

Meracun Proyek Nord Stream 2, Analisis Terkait Kasus Alexei Navalny

Pemerintahan Trump dan Kongres AS telah mengintensifkan upaya politik menggagalkan pipa gas bawah laut Rusia-Jerman senilai $ 11 miliar.

Kirill KUDRYAVTSEV / AFP
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ambil bagian dalam pawai untuk mengenang pembunuhan kritikus Kremlin Boris Nemtsov di pusat kota Moskow pada 29 Februari 2020. 

Dampak politik terbesar adalah tuntutan keras yang sepertinya harus ditaati, Merkel diminta meninggalkan proyek Nord Stream-2.

Mari kita letakkan peristiwa dalam perspektif ini. Ketika Navalny jatuh sakit dalam penerbangan ke Moskow dari Siberia pada 20 Agustus, dokter Rusia yang merawatnya tidak menemukan jejak racun di tubuhnya.

Rusia menilai penyakit Navalny disebabkan gangguan metabolisme seperti gula darah yang sangat rendah.

Petugas medis Jerman yang merawat Navalny ketika dia diterbangkan ke Berlin pada 22 Agustus juga tidak mendeteksi agen racun tertentu.

Mereka mengklaim hasil tes positif untuk penghambat kolinesterase yang mereplikasi apa yang ditemukan rekan-rekan Rusia mereka.

Tetapi tidak seperti orang Rusia yang mengaitkan zat tersebut dengan berbagai kemungkinan obat farmasi legal, petugas medis Berlin membuat pernyataan dramatis mereka yakin ada racun saraf.

Klaim awal Jerman itu kemudian tampaknya telah "dikonfirmasi" beberapa hari kemudian oleh laboratorium Bundeswehr yang menyatakan mereka mendeteksi Novichok di tubuh Navalny.

Jadi, entah para dokter Rusia mengatakan yang sebenarnya atau orang Jerman, telah mencapai kesimpulan yang sangat berbeda.

Namun, pertanyaan jitu adalah mengapa Jerman tidak memberikan sampel biologis yang mereka klaim positif mengandung Novichok?

Petugas medis Rusia mengatakan mereka memiliki sampel biologis asli yang, menurut mereka, tidak menunjukkan jejak racun saraf.

Tentunya, perselisihan bisa diselesaikan secara independen jika kedua belah pihak bekerja sama.

Tapi hanya itu. Pihak Jerman telah menolak, dengan tegas, untuk terlibat dengan para dokter Rusia atau jaksa penuntut negara untuk mengetahui penyebab penyakit Navalny.

Sebaliknya, Berlin terburu-buru membuat tuduhan berat terhadap Moskow bersama sekutu baratnya seolah-olah dalam tanggapan yang telah ditentukan sebelumnya yang ditujukan untuk memberatkan.

Tanpa memberikan bukti sampel yang menunjukkan penggunaan Novichok terhadap Navalny, maka semua tuduhan yang dibuat oleh Berlin batal demi hokum.

Tuduhan itu gagal memenuhi standar dasar proses hukum yang seharusnya. Berlin bertanggung jawab untuk membenarkan, bukan di Moskow untuk menjawab pertanyaan berdasarkan sindiran dan prasangka.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved