Senin, 6 Oktober 2025

Pernah Alami Patah Tengkorak, Lelaki 20 Tahun Ini Kini Jadi Manusia 'Kalkulator' Tercepat di Dunia

Pernah mengalami patah tengkorak, lelaki berusia 20 tahun ini kini menjadi manusia 'kalkulator' tercepat di dunia.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
ASM Mail
Neelakantha Bhanu Prakash dikenal di India sebagai manusia 'kalkulator' tercepat di dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Berapa 869.463.853 dikali 73?

Ketika orang-orang menggunakan kalkulator untuk menghitungnya, seorang laki-laki India ini sudah memiliki jawabannya.

Hanya dalam 26 detik, dia dapat menemukan jawabannya.

Dia adalah Neelakantha Bhanu Prakash.

Bhanu dikenal di India sebagai manusia 'kalkulator' tercepat di dunia.

Dilansir CNN, menurut Limca Book of Records (setara dengan Guiness World Records, hanya saja di India), otak Bhanu memproses angka dengan kecepatan rata-rata 12 per detik.

Kemampuan ini sekitar 10 kali lebih cepat daripada otak biasa.

Baca: Bocah Jenius Ini Raih Gelar Sarjana di Usia 9 Tahun, Akan Lanjut S3 Teknik dan Kedokteran Sekaligus

Bhanu berkata, dia mampu membuat kalkulasi rumit seperti itu dengan sangat cepat melalui latihan yang terstruktur.

"Katakanlah saya sedang menghitung 8.763 dikalikan delapan."

"Saya mungin akan mengalikan 8.000 dengan delapan yaitu 64.000, 700 dengan delapan menjadi 5.600, 60 kali delapan yaitu 480, tiga kali delapan adalah 24. Dan saya menambahkan semua ini. Namun, ini membutuhkan otak manusia untuk mengingat semua itu," terangnya.

Bhanu menyebut, metode yang dia gunakan sangat mirip dengan metode umum.

Namun, hal-hal tertentu berkaitan dengan pengoptimalan otak.

Dia mengoptimalkan metodenya dan membuatnya lebih baik dari sebelumnya.

"Pada akhirnya, apa pun metode saya, terkadang hal itu terjadi begitu saja. Jelas ada proses tertentu, tetapi karena Anda telah melatih otak Anda, hal itu terjadi begitu saja," tutur lelaki berusia 20 tahun itu.

Bhanu dengan dua calon ahli matematika muda.
Bhanu dengan dua calon ahli matematika muda. (Dokumentasi Neelakantha Bhanu Prakash)

Pada 15 Agustus 2020 lalu, lelaki asal Hyderabad, Telangana Selatan itu menjadi orang Asia pertama yang memenangkan medali emas di Mental Calculation World Championship, Mind Sports Olympiad (MSO), di London.

Dia juga merupakan pemenang non-Eropa pertama dalam sejarah 23 tahun acara tersebut.

Dalam debut kompetisinya, Bhanu mengalahkan 29 lawan dari 13 negara untuk memperebutkan emas.

Kecepatannya sangat luar biasa, sehingga dia dapat melewati rintangan ekstra dan menyelesaikan lebih banyak perhitungan untuk memastikan akurasinya.

Meskipun memiliki kemampuan yang sangat hebat, Bhanu enggan disebut 'anak ajaib'.

"Jelas tidak, karena saya menganggap kata 'ajaib' sedikit mengganggu, karena seolah tidak ada upaya dan pengalaman, hanya keadaan yang diperoleh entah dari mana," kata Bhanu, menekankan bahwa kemampuannya dalam matematika yang luar biasa tidak diperoleh dengan mudah.

Cedera yang Mengancam Jiwa

Pada tahun 2005, ketika Bhanu berusia 5 tahun, ia jatuh dari skuter sepupunya saat ditabrak truk.

Kepalanya terbentur aspal jalan.

Alhasil, tengkoraknya patah.

Dia membutuhkan 85 jahitan dan beberapa operasi, sebelum dokter membuatnya koma secara medis.

Ketika Bhanu bangun hampir tujuh hari kemudian, para dokter memberitahu orang tuanya bahwa Bhanu dapat mengalami gangguan kognitif selama sisa hidupnya karena cedera di kepalanya.

Bhanu pun menghabiskan tahun berikutnya dengan berbaring di tempat tidur.

"Kecelakaan itu mengubah cara saya mendefisinikan kesenangan, dan itulah alasan mengapa saya ada di sini hari ini," ujarnya.

Cedera kepala Bhanu meninggalkan bekas luka, tapi dia bertekad untuk tidak membiarkan hal itu mempengaruhi hidupnya.
Cedera di kepala Bhanu meninggalkan bekas luka, tapi dia bertekad untuk tidak membiarkan hal itu mempengaruhi hidupnya. (ASM Mail)

Selama pemulihan, Bhanu belajar cara bermain catur dan memecahkan teka-teki untuk menjaga otaknya tetap aktif.

Latihannya itu kemudian berkembang ke ranah matematika.

"Saya mengingat rasa sakit dengan jelas...ini adalah pengalaman paling traumatis yang saya alami dalam hidup saya," kenangnya.

"Aku bahkan tidak bisa bersekolah selama setahun. Yang harus aku andalkan untuk menjadi lebih baik adalah angka dan teka-teki," imbuh Bhanu.

Baca: Ini 3 Mahasiswa Hebat Indonesia yang Berprestasi di Harvard, Universitas Terbaik Dunia di AS

Baca: 7 Proyek Jenius Belanda Ini Patut Ditiru Negara Lain di Seluruh Dunia

Cedera di kepala Bhanu meninggalkan bekas luka yang tampak 'jelek'.

Untuk melindungi perasaan sang anak, orang tua Bhanu menghilangkan semua cermin di sekitar rumah selama setahun.

Meskipun begitu, Bhanu bertekad untuk tidak membiarkan bekas luka di kepalanya mempengaruhi hidupnya.

"Itu mendorong saya maju dan saya tahu ada sesuatu yang saya kuasai, dan saya akan membuktikan diri di sana," katanya.

Pada tahun 2007, ketika dia berusia 7 tahun, Bhanu menempati posisi ketiga dalam kategori sub-junior pada kompetisi aritmatika kecepatan tingkat negara bagian di Andhra Pradesh.

Performa Bhanu membuat sang ayah menangis.

"Bukan medalinya, tapi yang membawa saya ke sana yang menggerakkan ayah saya," katanya.

Bhanu saat berusia 10 tahun. Dia berpose dengan berbagai piala kompetisi matematika yang ia menangkan.
Bhanu saat berusia 10 tahun. Dia berpose dengan berbagai piala kompetisi matematika yang ia menangkan. (Dokumentasi Neelakantha Bhanu Prakash)

Sejak saat itu, Bhanu telah meraih banyak penghargaan, termasuk kategori terbuka di National Speed Arithmetic Competition di India pada 2011 silam.

Kemudian, sejak usia 13 tahun, dia mewakili India dalam kompetisi internasional.

Lelaki 20 tahun itu telah memecahkan empat rekor dunia untuk manusia dengan penghitungan tercepat, kekuatan perkalian, pengurangan super, dan matematika mental.

Dia juga memecahkan 50 rekor Limca dan dibanding-bandingkan dengan ahli matematika India legendaris, Shakuntala Devi.

"Saat saya mencoba memecahkan rekor dunia, rasanya dunia di sekitar saya melambat," jelas Bhanu.

"Rasanya seperti 'The Flash', di mana ketika dia menjalankan segala sesuatu, di sekitarnya menjadi kabur. Rasanya menyenangkan, tetapi juga terasa sangat membebaskan untuk benar-benar melakukan perhitungan rumit dengan kecepatan ini."

"Neuron yang ditembakkan di otak membuat kita percaya bahwa kita mampu melakukan hal-hal yang tidak kita bayangkan. Anda akan merasa hampir seperti superhero. Hampir," jelas Bhanu.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved