Minggu, 5 Oktober 2025

Rusia akan Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 Terhadap 40 Ribu Relawan dan Tenaga Medis Minggu Depan

Uji coba ini merupakan salah satu tahapan dari peraturan untuk mendapat persetujuan memproduksi vaksin

Fresh Daily
Ilustrasi vaksin virus corona 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW-- Uji klinis massal (tahap III) vaksin Covid-19 buatan Rusia akan melibatkan lebih dari 40 ribu orang pada minggu depan.

Uji coba vaksin ini juga akan diawasi oleh badan penelitian asing.

Seorang direktur di Moskow Gamaleya Institute, yang mengembangkan vaksin, mengatakan 40.000 orang yang akan terlibat dalam uji coba massal berasal dari 45 pusat medis di sekitar Rusia.

Uji coba ini merupakan salah satu tahapan dari peraturan untuk mendapat persetujuan memproduksi vaksin.

Uji coba ini juga bertujuan untuk menghilangkan kekhawatiran di antara beberapa ilmuwan tentang kurangnya data yang disediakan oleh Rusia terkait vaksin.

Vaksin, yang disebut "Sputnik V" telah dipuji oleh pemerintah Rusia karena aman dan efektif setelah dua bulan uji klinis pada manusia pada tahap II. Meskipun hasilnya belum dipublikasikan.

Baca: Politikus yang Kerap Kritik Presiden Rusia Diracuni di Atas Pesawat, Kondisinya Memprihatinkan

Namun para ahli Barat bersikap skeptis, dan memperingatkan untuk tidak menggunakan  vaksin yang dikembangkan Rusia sampai semua uji klinis disetujui secara internasional dan langkah-langkah peraturan telah diambil dan terbukti sukses.

"Berbagai negara sedang melakukan perang informasi terhadap vaksin Rusia," ujar Kirill Dmitriev, kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang mendukung vaksin, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/8/2020).

"Data vaksin akan diterbitkan dalam jurnal akademik akhir bulan ini," katanya.

"Rusia telah menerima permintaan hingga satu miliar dosis vaksin dari seluruh dunia dan memiliki kapasitas untuk memproduksi 500 juta dosis per tahun melalui kemitraan manufaktur," katanya.

Dmitriev mengatakan beberapa negara mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam uji klinis tahap akhir, termasuk Uni Emirat Arab, India, Brasil, Arab Saudi dan Filipina.

Sputnik V telah menerima persetujuan dari regulator domestik, Presiden Vladimir Putin dan pejabat lain yan membuat Rusia mengklaim diri sebagai negara pertama yang mematenkan vaksin Covid-19.

Baca: Cara Penukaran Uang Baru Rp 75 Ribu Edisi Khusus di Bank Umum, Simak Syaratnya

Ia menjelaskan, pendaftaran awal untuk vaksin ini akan lebih ditujukan untuk mereka dalam kelompok berisiko tinggi, seperti pekerja kesehatan.

Dia mengatakan proses akan dilakukan secara sukarela dan peserta akan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

"Uji klinis itu sendiri akan diawasi oleh organisasi penelitian klinis asing," kata Dmitriev, memastikan pengumpulan data sepenuhnya sejalan dengan standar internasional.

Duterte Siap Jadi "Kelinci Percobaan"

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memuji upaya Rusia dalam mengembangkan vaksin virus coroner (Covid-19).

Bahkan Duterte bersedia berpartisipasi menjadi sukarelawan dalam uji coba Vaksin buatan Rusia.

Karena itu ia menyambut tawaran pasokan dari Moskow yang ia harapkan akan bebas biaya alias gratis.

Baca: Rusak Fasilitas SMA karena Siswa Titipannya Ditolak, Lurah di Tangsel Dijadikan Tersangka

Pada Selasa (11/8/2020), Rusia  menjadi negara pertama di dunia memberikan persetujuan vaksin Covid-19.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan vaksin Corona yang dikembangkan Rusia telah mendapatkan persetujuan regulasi dan telah didaftarkan untuk bisa digunakan secara massal.

Rusia telah menawarkan untuk memasok vaksin di Filipina, atau bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk memproduksinya secara massal.

"Saya akan memberitahu Presiden (Vladimir) Putin, saya memiliki kepercayaan besar dalam studi Anda dalam memerangi Covid dan saya percaya vaksin yang telah Anda hasilkan sangat baik bagi umat manusia," kata Duterte.

Perlombaan sejumlah negara di dunia untuk mengembangkan vaksin Covid-19 telah membawa kekhawatiran bahwa kecepatan dan prestise Nasional dapat membahayakan keselamatan.

Untuk menghilangkan ketakutan publik, Duterte menawarkan diri menjadi kelinci percobaan dan berkata: "saya bisa menjadi yang pertama yang dapat mereka lakukan uji coba."(Reuters/Global Times/AFP)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved