20 Tahun Keranjingan Nonton Film Dewasa, Wanita AS Betobat Usai Kunjungi Bali
Dia mengaku merasakan percampuran antara rasa malu dan kegembiraan seksual yang rumit sejak berusia 12 tahun
Setelah kehilangan keperawanannya pada usia 17, ia hampir sampai pada tahap di mana dia tidak bisa membayangkan hubungan seksual tanpa penopang pada punggungnya.
Setelah kuliah, ia terlibat dalam seks dengan kekerasan dan birisiko saat pindah ke Hawaii, LA, London dan New York.
Sering kali ia berhubungan dengan orang asing tanpa menggunakan pengaman dan preferensi pornonya meningkat pada porno hard-core.
Seringkali, kehidupan seks realita Garza meniru adegan porno di mana wanita diremehkan.
Lama-kelamaan ia akan merasa lelah, tidak dicintai, tidak berharga, dan seperti sampah.
Meski begitu, Garza juga menggunakan pria untuk memenuhi nafsunya.
Menginjak 30-an, Garza mulai menyadari bahwa kegilaan terhadap pornografi menghalanginya untuk memiliki sebuah ikatan dengan pria.
Kesadaran itu makin menguat saat ia bertemu dengan pria yang sekarang menjadi suaminya (perancang aplikasi berusia 39 tahun) dalam perjalanan ke Bali, Indonesia.
Baca: Mengapa Terjadi Pendarahan Pada Miss V Saat Hubungan Seks? Awas! Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya
Awalnya, keduanya menonton film porno bersama-sama, karena itu sudah menjadi kebiasaan Garza.
Lalu pria itu mulai berbicara baik-baik tentang mengapa Garza menonton porno, dan tidak ada orang pernah melakukan hal itu sebelumnya.
Untuk pertama kalinya, Garza benar-benar merasa aman, didukung, dan bisa menjadi dirinya sendiri.
Kembali ke LA, Garza mencoba metode 12 langkah untuk menghilangkan kecanduannya.
Hal itu bekerja sampai batas tertentu, namun Garza tidak setuju dengan filosofi bahwa seseorang tidak berdaya melawan penyakit kecanduan film porno.
Dengan bantuan suaminya, serta yoga dan terapi, Garza berhasil tidak menonton film porno selama enam bulan.
Dia sekarang menggunakannya sesekali untuk tujuan tertentu dan secara sehat.
Garza menyadari bahwa dia tidak sendiri. Dia hanya ingin berhenti merasakan aspek rasa memalukan dari kecanduan porno dan dia berhasil. (Tatik Ariyani)