Minggu, 5 Oktober 2025

UEA Normalisasi Hubungan dengan Israel, Palestina Kutuk Kesepakatan Tersebut

Menormalisasi hubungan dengan Israel merupakan langkah berani Uni Emirat Arab (UEA) sebagai solusi konflik Israel-Palestina.

Editor: Willem Jonata
Freepik
Ilustrasi bendera Arab dan Israel 

TRIBUNNEWS.COM - Menormalisasi hubungan dengan Israel merupakan langkah berani Uni Emirat Arab (UEA) sebagai solusi konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama.

"Sebagian besar negara akan melihat ini sebagai langkah berani untuk mengamankan solusi dua negara (Israel-Palestina), memberikan waktu untuk negosiasi," kata Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash pada konferensi pers, seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (13/8/2020).

Ditanya kapan kedua negara akan membuka kedutaan, dia mengatakan tidak ingin berspekulasi mengenai jangka waktu, "tapi ini pasti bukan waktu yang lama".

Baca: Israel dan UEA Normalisasi Hubungan, Aneksasi Tepi Barat Ditunda

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyambut baik "hari bersejarah" pada Kamis tersebut, setelah pengumuman kesepakatan yang dijembatani Amerika Serikat (AS) untuk menormalisasi hubungan antara negara Yahudi dan Uni Emirat Arab.

Kesepakatan penting yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump setelah adanya penandatanganan perjanjian perdamaian, yang akan menjadikan UEA hanya negara ketiga di dunia Arab yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel.

Baca: Normalisasi Hubungan Diplomatik UEA-Israel, Apa yang Disepakati?

Netanyahu menyampaikan pidato tentang perjanjian itu pada pukul 20.00 waktu setempat.

Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menyebut perjanjian itu "penting dan signifikan".

"Saya menyerukan kepada negara-negara Arab lainnya untuk meningkatkan hubungan diplomatik dalam perjanjian perdamaian tambahan," katanya.

Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Israel telah setuju "untuk menangguhkan" rencana untuk mencaplok permukiman Yahudi dan wilayah lain di Tepi Barat yang diduduki, menurut pernyataan bersama dari AS, UEA dan Israel yang diunggah oleh Trump di Twitter.

Para pemimpin Islam di Jalur Gaza, Hamas, pada Kamis menolak perjanjian bersejarah antara Israel dan UEA dengan mengatakan itu tidak melayani kepentingan Palestina.

"Perjanjian dengan UEA adalah hadiah atas pendudukan dan kejahatan Israel," kata juru bicara Hamas, Hazem Qasem kepada AFP.

Palestina kutuk perjanjian damai UEA-Israel

Otoritas Palestina menarik duta besarnya dari Uni Emirat Arab ( UEA) sebagai bentuk protes terhadap kesepakatan damai untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Baca: Iran Kritik Perdamaian Israel dengan UEA: Seperti Menusuk Palestina

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al Maliki mengatakan hal itu sesuai dengan permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

“Sesuai permintaan Presiden, Kementerian Luar Negeri Palestina menarik duta besar dari UEA,” kata Al Maliki sebagaimana dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (14/8/2020).

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rudeineh, Abbas mengutuk kesepakatan antara UEA dengan Israel.

Abu Rudeineh menambahkan kesepakatan itu adalah pengkhianatan terhadap Yerusalem, Al-Aqsa, dan perjuangan rakyat Palestina.

Dia berujar baik UEA maupun pihak lain tidak memiliki hak untuk berbicara atas nama rakyat Palestina.

“Kepemimpinan Palestina tidak akan mengizinkan siapa pun untuk ikut campur dalam urusan Palestina atau memutuskan atas nama mereka mengenai hak-hak sah mereka di tanah air mereka," kata Abu Rudeineh.

Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump mengumumkan pada Kamis (13/8/2020) bahwa Israel dan UEA telah sepakat untuk menormalisasi hubungan.

AS, UEA, dan Israel melalui pernyataan bersama mengatakan "terobosan” tersebut akan mempromosikan perdamaian di kawasan Timur Tengah dan merupakan bukti diplomasi dan visi yang berani dari tiga pemimpin.

Berdasarkan kesepakatan itu, Israel akan "menangguhkan" rencana untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang diduduki.

Pernyataan bersama itu menambahkan Israel akan memfokuskan upaya pada perluasan hubungan dengan negara-negara lain di dunia Arab dan Muslim.

Kesepakatan Israel dengan UEA juga ditolak oleh Hamas dan mengatakan mengatakan kesepakatan itu tidak melayani kepentingan Palestina.

Juru Bicara Hamas Hazem Qassem dalam sebuah pernyataan mengatakan perjanjian itu sama sekali tidak melayani kepentingan Palestina, melainkan melayani narasi Zionis.

“Perjanjian ini mendorong pendudukan (oleh Israel) untuk melanjutkan penyangkalan terhadap hak-hak rakyat Palestina dan bahkan melanjutkan kejahatannya terhadap rakyat kami," kata Qassem.

Dia menambahkan apa yang dibutuhkan saat ini adalah mendukung perjuangan sah rakyat Palestina dalam melawan pendudukan dan tidak membuat kesepakatan dengan penjajah.

“Bukan dengan menandatangani perjanjian normalisasi (hubungan) dengan mereka (Israel)," pungkas Qassem.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul UEA Ambil "Langkah Berani" Menormalisasi Hubungan dengan Israel dan Palestina Kutuk Perjanjian Damai UEA-Israel, Tarik Pulang Dubesnya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved