Turki Peringatkan Yunani dan Mesir Terkait Aksi Sepihak di Wilayah Laut Mediterania
Turki berusaha mengeksplorasi migas di Laut Mediterania, berbatasan dengan Libya. Yunani dan Mesir lalu membuat perjanjian maritim baru.
Kapal surveei itu dilengkapi kapal nirawak yang dioperasikan dari jarak jauh, sebuah submersible buatan Turki, dan memiliki kemampuan pemetaan dasar laut, pengukuran dan sistem pengambilan sampel.
Kapal tersebut juga berisi laboratorium geologi, oseanografi, dan peralatan yang dapat mengambil sampel dasar dari dasar laut.
Awak kapal berjumlah 55 orang, terdiri dari 24 pelaut dan 31 administrator dan peneliti.
Sikap keras Turki sejak awal disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Menurutnya, perjanjian Mesir-Yunani tentang demarkasi perbatasan laut "tidak berharga dan tidak berlaku."
Presiden Turki menekankan negaranya akan melanjutkan penjelajahannya di Mediterania timur. Proyek awal survei dihentikan atas permintaan Kanselir Jerman Angela Merkel guna meredakan ketegangan kawasan.
Ternyata Yunani dan Mesir justru membuat perjanjian maritim, mengesampingkan Turki. “Oleh karena itu kami mengirim kapal untuk mengeksplorasi gas, ” tegas Erdogan.(Tribunnews.com/RussiaToday/AlMasdarNews/xna)