Rabu, 1 Oktober 2025

Ledakan di Beirut

Ledakan di Beirut Lebanon, Ada Warga Tak Percaya Masih Hidup hingga Mantan Menteri Mengira Gempa

Pihak berwenang Lebanon mengatakan sedikitnya 78 orang tewas dan sekitar 4.000 lainnya luka-luka dalam ledakan besar di pelabuhan di ibu kota, Beirut.

STR / AFP
Tubuh seorang korban terletak di tempat ledakan di pelabuhan di Beirut pada 4 Agustus 2020. Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang gedung-gedung dan mengirimkan asap besar mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan besar telah terjadi di kawasan pelabuhan Beirut, Lebanon.

Pihak berwenang Lebanon mengatakan sedikitnya 78 orang tewas dan sekitar 4.000 lainnya luka-luka dalam ledakan besar di pelabuhan di ibu kota, Beirut.

Ledakan pada Selasa (4/8/2020) membuat warga di seluruh kota menjadi panik.

Salah seorang warga yang juga saksi mata mengatakan kejadian tersebut membingungkan, menghancurkan, mendatangkan malapetaka.

Baca: Pascaledakan di Beirut Lebanon, Prancis Jadi Negara Pertama yang Kirim Bantuan

Dilansir dari Al-Jazeera, saksi bernama Nanda Hamza bahkan mengatakan tak percaya dirinya masih hidup.

"Aku tidak percaya aku masih hidup," ujarnya.

"Saya berada beberapa meter dari pusat listrik di Lebanon, yang sejajar dengan pelabuhan," Nada Hamza, seorang warga Beirut.

"Saya keluar dari mobil saya, saya lari ke pintu masuk salah satu bangunan, kemudian saya menyadari bahwa bangunan itu hancur."

"Kemudian, saya mencoba menelepon orang tua saya, tetapi saya tidak dapat menjangkau siapa pun," tambahnya.

Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020.
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. (STR / AFP)

Baca: Puluhan Orang Tewas Akibat Ledakan di Ibu Kota Lebanon, Trump Sebut Ada Serangan

Lainnya Nasser Yassin, seorang Profesor di American University of Beirut, yang berada di luar Beirut bahkan merasakan ledakan besar tersebut.

"Kami terguncang," tambahnya.

"Ini sangat masif, saya belum pernah melihat ini (sebelumnya), saya menjalani perang saudara di Lebanon, invasi Israel ... tapi ini adalah ledakan terbesar yang terjadi di Lebanon menurut pengalaman dan pengetahuan saya."

"Kami belum tahu apa yang terjadi, tetapi ini akan menjadi besar di Beirut, Kehancuran di luar deskripsi."

Mohamed Khalifeh, mantan menteri kesehatan yang bergegas ke rumah sakit untuk membantu merawat yang terluka, mengatakan dia berada di rumahnya pada saat ledakan.

"Saya berteriak kepada keluarga saya untuk berhati-hati, ada gempa - dan segera, semuanya runtuh," kenangnya.

"Aku nyaris lolos dari ini; aku meninggalkan keluargaku dan melompat ke rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa."

"Kami berada dalam situasi yang sangat buruk secara ekonomi, (ada kekurangan) pasokan medis, kekurangan segalanya, kami berhasil mengatasinya, tetapi kehancurannya tidak bisa dijelaskan," ujar Khalifeh.

Baca: Kemenlu RI Sebut Ada Satu WNI Jadi Korban Luka dalam Ledakan di Beirut, Lebanon: Kondisi Stabil

Sementara itu dilansir Al-Jazeera, ledakan tersebut juga menyebabkan kerusakan luas, bahkan di pinggiran ibu kota.

Penyebab ledakan sampai saat inipun belum diketahui secara pasti.

Para pejabat menghubungkan ledakan itu dengan adanya sekitar 2.700 ton amonium nitrat yang disita dan disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun.

Presiden Lebanon, Michel Aoun, mengumpulkan Dewan Pertahanan Tinggi negara itu setelah ledakan terjadi.

Para pejabat juga mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat.

Baca: Presiden Lebanon Sebut Dugaan Sumber Ledakan Dashyat yang Guncang Beirut

Tampak sejumlah petugas penyelamat berjibaku menggali puing-puing untuk menyelamatkan orang dan mengangkat para korban.

Presiden Michel Aoun menyerukan pertemuan kabinet darurat pada Rabu (5/8/2020) dan mengatakan keadaan darurat.

Trump Sebut Hal Itu 'Serangan'

WASHINGTON, DC - JULI 07: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan siswa, guru, dan administrator tentang cara membuka kembali sekolah dengan aman selama pandemi coronavirus baru di Ruang Timur di Gedung Putih pada 07 Juli 2020 di Washington, DC. Keponakan Trump menulis buku yang mengurai bahwa Trump sudah terbiasa berbuat curang sepanjang hidupnya.
WASHINGTON, DC - JULI 07: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan siswa, guru, dan administrator tentang cara membuka kembali sekolah dengan aman selama pandemi coronavirus baru di Ruang Timur di Gedung Putih pada 07 Juli 2020 di Washington, DC. Keponakan Trump menulis buku yang mengurai bahwa Trump sudah terbiasa berbuat curang sepanjang hidupnya. (Chip Somodevilla / Getty Images / AFP)
Berbeda dengan perkataan dari pihak pemerintah Lebanon, Donald Trump menyebut ledakan di Beirut tampak seperti serangan mengerikan.

Dilansir Business Insider, Presiden Amerika Serikat (AS) itupun bersimpati kepada orang-orang Lebanon.

Ketika ditanya oleh seorang reporter untuk mengklarifikasi komentarnya, Presiden mengatakan penasihat militernya "sepertinya merasa" insiden itu adalah serangan berdasarkan jenis ledakan.

"Saya telah bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa begitu," kata Trump.

Baca: Donald Trump Sebut Ledakan Maut di Beirut Lebanon adalah Serangan: Itu Semacam Bom

"Ini bukan semacam jenis ledakan manufaktur... Mereka akan tahu lebih baik daripada aku, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan - itu semacam bom, ya," tandasnya.

Tidak hanya Donald Trump yang bereaksi pemimpin dunia lainnya pun juga memberikan simpatinya.

Antara lain Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan solidaritas dengan Lebanon dan mengatakan Perancis mengirim sumber daya ke lokasi ledakan.

Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam pidato tahun barunya, Rabu (3/1/2018), di Istana Élysée, Paris, Prancis.
Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam pidato tahun barunya, Rabu (3/1/2018), di Istana Élysée, Paris, Prancis. (Daily Mail/EPA)

"Saya menyatakan solidaritas persaudaraan saya dengan Lebanon setelah ledakan yang menewaskan begitu banyak korban dan kerusakan malam ini di Beirut."

"Perancis berdiri di samping Libanon. Selalu. Bantuan dan sumber daya Perancis sedang diangkut di lokasi [ledakan]," tulis Macron di Twitter.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved