Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Kisah Penyintas Covid-19 saat Tersadar setelah Transplantasi Paru-paru: Tidak Kenal Tubuhnya Sendiri

Wanita 28 tahun asal Chicago menjadi orang pertama di Amerika Serikat yang mendapatkan transplantasi paru-paru karena virus corona.

NBC News
Mayra Ramirez, wanita 28 tahun asal Chicago menjadi orang pertama di Amerika Serikat yang mendapatkan transplantasi paru-paru karena virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM - Wanita 28 tahun asal Chicago menjadi orang pertama di Amerika Serikat yang mendapatkan transplantasi paru-paru karena virus corona.

Di hadapan para wartawan Kamis (30/7/2020) lalu, Mayra Ramirez menceritakan kisahnya menderita penyakit yang hampir merenggut nyawanya itu.

Paru-paru Mayra Ramirez sangat rusak akibat virus corona.

Satu-satunya pilihan agar ia bisa selamat adalah dengan melakukan transplantasi paru-paru ganda.

Baca: Pelawak Polo Dirawat di Ruang ICU karena Infeksi Paru-paru, Sahabat-Sahabatnya Kirim Donasi

Baca: Infeksi Paru-Paru Kembali Kambuh, Keluarga Pastikan Polo Tak Kembali Merokok

Prosedur ini terbilang jarang.

Menurut Associated Press, hanya ada beberapa pasien Covid-19 di China dan Eropa yang mengalami kondisi yang sama.

Mayra Ramirez
Mayra Ramirez (NBC News)

Ramirez mengatakan kepada wartawan bahwa hal terakhir yang diingatnya adalah ia memberi tahu dokternya bahwa ia ingin ibu dan kakak perempuannya yang membuat keputusan medis untuknya.

Itu adalah pada bulan April lalu.

Hal berikutnya yang diingatnya adalah bangun dengan dengan perasaan gelisah pada pertengahan Juni setelah operasi.

"Saya memandang diriku sendiri dan tidak bisa mengenali tubuhku," katanya.

"Saya tidak memiliki kemampuan kognitif untuk memproses apa yang sedang terjadi."

"Yang saya tahu adalah bahwa saya ingin minum."

Ramirez berbicara kepada wartawan dari Rumah Sakit Northwestern Memorial Chicago, bersama dengan pasien kedua yang menjalani transplantasi paru-paru ganda, Brian Kuhns yang berusia 62 tahun.

Dokter Ramirez dan Kuhns mengatakan kepada wartawan bahwa tidak akan ada yang selamat jika transplantasi tidak dilakukan.

"Transplantasi paru-paru bukanlah pilihan bagi semua pasien COVID-19, tetapi prosedur ini menawarkan kesempatan hidup bagi beberapa pasien yang kritis," ujar Dr. Ankit Bharat, seorang ahli bedah toraks dan direktur bedah dari Northwestern Medicine Lung Transplant Program.

Gambar ini dirilis oleh Northwestern Medicine, menunjukkan ahli bedah transplantasi, Ankit Bharat, di Northwestern Memorial Hospital di Chicago
Gambar ini dirilis oleh Northwestern Medicine, menunjukkan ahli bedah transplantasi, Ankit Bharat, di Northwestern Memorial Hospital di Chicago (Laura Brown / Northwestern Medicine / AFP)

"Mayra dan Brian adalah bukti nyata akan hal itu."

Baca: Bocah 5 Tahun Selamatkan Kakaknya Melalui Operasi Transplantasi Sel Punca Covid-19 Pertama di Dunia

Baca: 12 Tahun Menerima Transplantasi Wajah, Connie Culp Korban Penembakan Suami Akhirnya Meninggal

Paru-paru sehat vs paru-paru rusak akibat corona
Paru-paru sehat vs paru-paru rusak akibat corona (NBC News)

Ia menambahkan bahwa transplantasi paru-paru secara bertahap menjadi pilihan yang lebih diterima bagi pasien COVID-19 yang paru-parunya rusak tetapi masih relatif muda dan memiliki beberapa kondisi medis mendasar lainnya.

Ramirez mengatakan kepada The New York Times bahwa ia mengidap virus corona kemungkinan pada bulan April.

Ia terkena virus meskipun ia menjaga jarak dengan yang lainnya serta bekerja dari rumah.

Ramirez mengatakan ia memiliki kondisi autoimun.

Baca: Apa Itu Autoimun Graves Penyakit yang Diidap Jessica Iskandar? Ini Gejalanya Termasuk Libido Menurun

Baca: Autoimun, Penyebabnya Dominan Masalah Lingkungan dan Gaya Hidup Ketimbang Faktor Genetik

Ia mengkonsumsi imunosupresan yang mungkin membuatnya rentan terhadap virus corona.

Ia mengatakan bahwa dia pergi ke rumah sakit pada akhir April setelah berminggu-minggu merasa sakit.

Dokter dengan cepat mengatakan kepadanya bahwa dia akan dipasangi ventilator.

Bahkan setelah virus corona hilang dari tubuhnya, paru-paru Ramirez menjadi sangat rusak.

Dokter kemudian menempatkan namanya dalam daftar penerima transplantasi.

Ramirez mengatakan kepada The Times bahwa ketika ia akhirnya terbangun dari operasi transplantasi 10 jam pada pertengahan Juni, dia yakin itu masih bulan Mei.

operasi transplantasi 10 jam
operasi transplantasi 10 jam (NBC News)

Baru kemudian dia menyadari dirinya menerima transplantasi paru-paru.

"Tidak sampai berminggu-minggu kemudian saya menyadari bahwa ada orang di luar sana yang berduka kehilangan orang yang mereka cintai," kata Ramirez saat konferensi pers.

"Saya memiliki paru-paru orang itu. Dan betapa beruntungnya saya menerimanya."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved