Mantan Pejabat Kementerian Keuangan Jepang Bunuh Diri, Sang Istri Tuntut Ganti Rugi Rp 15 Miliar
Mendengarkan tuntutan tersebut, negara dan Sagawa, pejabat tinggi Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan keinginan untuk menolak klaim tersebut.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masako (49), istri dari mantan anggota staf Biro Keuangan Kinki Kementerian Keuangan Jepang, Toshio Akagi menuntut pemerintah Jepang membayar ganti rugi sebesar 112 juta yen atau setara Rp 15,041 miliar.
Toshio Akagi meninggal di usia 54 tahun karena bunuh diri dua tahun lalu, atau tepatnya pada tahun 2018.
Akagi bunuh diri karena masalah pengubahan dokumen resmi yang melibatkan penjualan tanah milik negara ke perusahaan sekolah Moritomo Gakuen Sagawa.
Saat itu Akagi merupakan Direktur Kementerian Keuangan.
Masako, sang istri mengajukan gugatan untuk mendapat ganti rugi sebesar 112 juta yen diajukan ke Pengadilan Negeri Osaka yang dipimpin Hakim Akira Nakao, Rabu (15/7/2020) siang.

Mendengarkan tuntutan tersebut, negara dan Sagawa, pejabat tinggi Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan keinginan untuk menolak klaim tersebut.
Masako membuat pernyataan di pengadilan untuk pertama kalinya, dan mengatakan tentang perusakan yang diperintahkan oleh eksekutif Kementerian Keuangan.
"Suamiku menganggapnya sebagai kejahatan dan memutuskan untuk meminta maaf kepada orang-orang. Memo yang tersisa adalah permintaan maaf kepada orang-orang. Saya pikir negara telah mengkhianati keinginan saya untuk mengetahui kebenaran tentang kematian suamiku," ungkap Masako.
Baca: POPULER Internasional: Fakta Resesi Singapura | Pedofilia Prancis Bunuh Diri Disorot Media Asing
Baca: Mahasiswanya Bunuh Diri Gegara Skripsi Ditolak Dosen, Begini Tanggapan Unmul Samarinda
"Saya ingin orang-orang dari Biro Keuangan Kinki untuk berbagi fakta sebagaimana adanya. Yang paling penting adalah mengklarifikasi penyebab dan keadaan kematian suami saya," ujarnya.
Menurut pengaduan itu, Toshio Akagi menjadi sakit-sakitan dan terkena depresi berat akibat jam kerja yang panjang, dan melakukan bunuh diri pada bulan Maret 2018.
Pada bulan Maret 2020 Masako mengajukan gugatan terhadap negara dan menerbitkan catatan suaminya, yang mengatakan perubahan itu diarahkan oleh Sagawa, yang saat itu menjabat Direktur Keuangan Kementerian Keuangan.
Sebagai tanggapan, negara mengakui bahwa perusakan dan atau pengubahan dokumen didampingi oleh para eksekutif Biro Keuangan pada saat itu dan bekerja sama dengan keputusan eksekutif Biro Keuangan Kinki, tetapi dokumen tandingan harus dibuat secara tertulis nantinya.
Sagawa berpendapat bahwa pegawai negeri yang menyebabkan kerusakan secara ilegal tidak bertanggung jawab atas pertanggungjawabannya kepada negara.
Oleh karena itu klaim ke pengadilan, menurut Sagawa, kompensasi tersebut tidak masuk akal.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: [email protected]