Senin, 6 Oktober 2025

Semakin Panas, Aktivis Korsel Kembali Kirim 500 Ribu Selebaran ke Korut

Aksi itu dilakukan setelah Korea Utara berulang kali memperingatkan akan membalas tindakan serupa.

Editor: Johnson Simanjuntak
Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara menunjukkan kantor penghubung antar-Korea yang diledakkan Korea Utara pada Selasa (16/6/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL -- Satu kelompok aktivis Korea Selatan meluncurkan ratusan ribu selebaran melalui balon udara ke arah Korea Utara Senin malam (22/6/2020).

Aksi itu dilakukan setelah Korea Utara berulang kali memperingatkan akan membalas tindakan serupa.

Aksi aktivis itu semakin meningkatkan ketegangan yang antara dua Korea.

Baru-baru ini, Korea Utara tiba-tiba bersuara lantang menentang aksi para pembelot mengirim selebaran propaganda dari Korea Selatan.

Bahkan Korea Utara menunjukkan bentuk kemarahan melalui aksi menghancurkan sebuah kantor penghubung Korea Selatan.

Aktivis Park Sang-hak mengatakan organisasinya melayangkan 20 balon besar yang membawa 500 ribu selebaran, uang kertas senilai 2.000 dolar AS dan sejumlah buku kecil.

Pengiriman ratusan ribu selebaran itu dilakukan dari kota perbatasan Paju ke Korea Utara pada Senin malam.

Park, sebelumnya warga Korea Utara yang melarikan diri ke Korea Selatan, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa selebaran itu adalah "perjuangan untuk keadilan demi pembebasan" Korea Utara.

Ia menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong un "jahat" dan pemerintahannya "barbarisme."

Park menegaskan, ia akan terus mengirimkan selebaran anti-Kim.

Baca: 12 Juta Selebaran Kemarahan Korea Utara Bakal Bombardir Korea Selatan

"Meskipun penduduk Korea Utara telah menjadi budak zaman modern tanpa hak-hak dasar, bukankah mereka memiliki hak untuk mengetahui kebenaran?" katanya.

Pejabat Korea Selatan telah berjanji akan melarang aksi pengiriman selebaran ke Korea Utara

Bahkan otoritas Korea Selatan mengatakan akan menuntut Park dan aktivis lainnya, yang telah mengirim selebaran ke arah Korea Utara selama bertahun-tahun.

Park menuduh pemerintah liberal Korea Selatan bersimpati dengan Korea Utara atau takut terhadap ancaman negara yang dipimpin Kim Jong Un itu.

Saudara Park, aktivis lain juga sebelumnya dari Korea Utara, minggu lalu membatalkan rencana untuk melepaskan botol diisi dengan beras kering dan masker dari pesisir pulau.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved