Bisnis Surogasi: Kisah Perempuan Ukraina yang Sewakan Rahimnya
Ribuan perempuan Ukraina menjadi ibu pengganti. Mereka memperbolehkan rahimnya dipakai untuk membesarkan janin milik pasangan lain,…
Jika seorang perempuan memutuskan untuk melakukannya, dia tahu mengapa dia melakukannya. Saya diberi jumlah uang yang akan dihasilkan dan saya tahu apa yang bisa saya beli dengan uang itu. Saya tidak melihat adanya eksploitasi di sini.
Anda pakai untuk apa saja uang itu?
Setelah jadi ibu pengganti pertama, saya membayar setengah dari harga apartemen dengan tiga kamar. Saat kehamilan kedua, saya membayar separuh harga apartemen dua kamar. Saya kemudian menjual kedua apartemen itu dan membeli apartemen satu kamar, yang kemudian saya jual lagi. Lalu ketika saya mendapatkan uang untuk jadi ibu pengganti yang ketiga kali, kami dapat membeli rumah di Kharkiv dan dua mobil. Selain cara ini saya tidak bisa menghasilkan banyak uang selama bertahun-tahun.
Apakah menurut Anda menjadi ibu pengganti itu berat secara fisik maupun mental?
Pertama kali terasa sulit. Saya mengalami mual selama kehamilan, tidak bisa kemana-mana dan punya anak kecil. Saya hanya bisa duduk di rumah. Namun kali kedua dan ketiga saya tahu apa yang akan terjadi. Itu jadi lebih mudah bagi saya. Satu-satunya hal yang tidak menyenangkan adalah Anda harus sering pergi ke klinik untuk melakukan tes dan diberi suntikan. Saya tidak takut mengambil darah, tetapi saya takut disuntik.
Suntikan untuk apa?
Hormon. Anda disuntik progesteron.
Apakah ada batasan selama kehamilan sebagai ibu pengganti?
Anda harus menjaga diri dan makan dengan baik. Anda dapat melakukan apa saja selain seks, merokok, dan minum.
Apa pendapat suami tentang semua ini?
Kami telah menikah selama empat tahun. Saat kami menikah, saya juga pernah menjadi ibu pengganti. Suami saya sangat menentangnya. Tetapi saya katakan kepadanya bahwa tidak ada cara lain. Upahnya sebagai tukang kunci tidak teratur. Karena kami memiliki seorang putra, saya tidak bisa pergi bekerja. Tetapi apartemen harus dibayar dan kami harus makan.
Ketika saya sudah merampungkan pemeriksaan dan tidak juga menyerah, dia akhirnya melunak. Tetapi sulit baginya melihat saya mengandung anak orang lain. Dia mau punya anak perempuan, tetapi saya tidak menginginkan anak lagi. Saya sudah punya dua anak lelaki, itu cukup. Tetapi dia juga pasrah akan hal itu. Dia sekarang memiliki mobil dan merasa nyaman.
Apa ada konflik lain?
Umumnya tidak. Setiap kali saya perlu melakukan ultrasound, dia mengantar saya. Kalau saya mengidam nanas atau delima di malam hari, dia membawakan semuanya untuk saya. Dia bersikap seolah-olah itu adalah kehamilan anak kami sendiri.
Apa ada perbedaan perasaan selama Anda mengandung anak sendiri dan anak orang lain?