Minggu, 5 Oktober 2025

Trump Berencana Pulangkan Militernya, Sekutu-sekutu Amerika Mulai Cemas

"Donald Trump sangat jelas, kami ingin menarik pasukan dari Suriah, Afghanistan, Irak, dari Korea Selatan, Jepang, dari Jerman,"

pixabay.com
Ilustrasi Tentara AS. Presiden AS Donald Trump berencana mengirim tentara AS untuk awasi perbatasan guna mencegah penyebaran virus COVID-19, namun ditolak Kanada. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Mantan duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Jerman mengatakan, Presiden Donald Trump "sangat jelas", ia ingin membawa pulang pasukan AS dari Korea Selatan, Jepang, dan sekutu lainnya. 

"Ini adalah masalah yang diperdebatkan dengan panas di Amerika Serikat. Donald Trump sangat jelas, kami ingin menarik pasukan dari Suriah, Afghanistan, Irak, dari Korea Selatan, Jepang, dari Jerman," kata Richard Grenell, mantan duta besar AS untuk Jerman, kepada surat kabar Jerman Bild seperti media AS Politikus lansir.

"Itu tidak terasa, seperti sesuatu yang memberikan pesan yang terlalu kuat, selain orang Amerika menjadi sedikit lelah membayar terlalu banyak untuk pertahanan negara-negara lain," ujar dia. "Dan, ini telah menjadi poin yang sangat politis yang dibuat oleh Presiden Trump untuk waktu yang lama".

Kapal perusak USS Preble
Kapal perusak USS Preble (NAVY.MIL)

Sebelumnya, Trump berencana menarik 9.700 tentara AS dari Jerman. Jumlah ini sekitar 30% dari total 34.674 tentara negeri uak Sam di negara Eropa itu.

Setelah laporan media muncul soal AS merencanakan penarikan sebagian pasukan dari Jerman, Gedung Putih, Senin (8/6), mengatakan, Trump "terus-menerus menilai kembali" kehadiran militer AS di luar negeri.

Pembicaraan penarikan pasukan itu berlangsung ketika Washington menekan Seoul untuk meningkatkan kontribusi keuangannya untuk 28.500 tentara AS di bawah kesepakatan pembagian biaya bilateral lewat Perjanjian Tindakan Khusus (SMA) .

Korea beri tawaran terbaik

Di tengah kebuntuan dalam negosiasi SMA antara Seoul dan Washington, kekhawatiran tetap ada bahwa AS bisa menggunakan pengurangan pasukan sebagai posisi tawar-menawar. Dalam negosiasi, Korea Selatan dan AS telah menarik garis pertempuran, melemparkan proposal terbaru mereka sebagai yang terakhir.

Pejabat Seoul mengindikasikan kenaikan 13% dari SMA tahun lalu, menjadi US$ 870 juta, sebagai "tawaran terbaik" yang bisa Korea Selatan buat. Sementara AS telah meminta Korea Selatan untuk membayar US$ 1,3 miliar per tahun, naik 50% dari SMA 2019.

Tentara AS
Tentara AS (CNBC/ U.S. Army handout/Cpl. George Huley)

Tetapi, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan, tidak ada pembicaraan antara Seoul dan Washington tentang kemungkinan penarikan pasukan AS dari Semenanjung Korea.

Baca Juga: Situasi tambah panas, AS kirim rudal pencegat ke pangkalan mereka di Korea

"AS menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan tingkat pasukan Amerika saat ini di sini (Korea). Masalahnya belum dibahas antara kedua pihak," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan kepada kantor berita Yonhap.

Baca: Pakar Militer: Tentara China Gelar Latihan Reguler di Dekat Taiwan untuk Persiapan Militer

Dalam Komunike Bersama Pertemuan Konsultasi Keamanan ke-51 antara Korea Selatan dan Amerika Serikat pada November tahun lalu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper menegaskan kembali komitmen untuk mempertahankan tingkat personil militer AS saat ini di Korea Selatan.

Ini untuk meningkatkan kesiapan tempur, mengingat lingkungan keamanan di Semenanjung Korea belakangan.

Baca: Kerusuhan di AS, Trump Terjunkan Tentara dari Garda Nasional untuk Hadapi Demonstran

"Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS juga melarang pengurangan jumlah pasukan Amerika di Korea Selatan di bawah level saat ini, kecuali Menteri Pertahanan AS menyatakan itu adalah kepentingan keamanan nasional AS," ujar pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Korea di persimpangan

Duta Besar Korea Selatan untuk Amerika Serikat (AS) mengatakan, negaranya sekarang berada dalam posisi untuk "memilih" antara AS dan China di tengah persaingan yang semakin ketat.

Ketegangan AS dan China berkobar mengenai pertanggungjawaban atas pandemi virus corona baru dan langkah Beijing untuk mengekang  kebebasan sipil di Hong Kong lewat Undang-Undang Keamanan Nasional.

Ada kekhawatiran, Seoul, sekutu Washington dan mitra strategis Beijing, mungkin menghadapi tekanan untuk bersatu di belakang kedua pihak.

"Sudah jelas, dalam tatanan internasional baru era pasca-corona, persaingan AS-China akan memegang tempat yang signifikan," kata Duta Besar Korea Selatan untuk AS Lee Soo-hyuck dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/6).

"Saya merasa bangga, kami sekarang adalah negara yang bisa memilih (antara AS dan China), tidak dipaksa untuk memilih," ujarnya seperti dikutip Yonhap.

"Seperti yang kami lakukan dalam tanggapan kami terhadap virus corona, jika kami dengan bijak menyelesaikan berbagai masalah sejalan dengan kepentingan nasional kami, berdasarkan pada demokrasi, partisipasi masyarakat, hak asasi manusia, dan keterbukaan, saya percaya kami akan bisa meningkatkan ruang diplomatik kami di masalah internasional utama," kata Lee.

Undangan Presiden AS Donald Trump ke Korea Selatan untuk menghadiri KTT Kelompok Tujuh (G7) yang diperluas adalah contohnya, menurut Lee. Trump mengundang Korea Selatan, Australia, India, dan Rusia ke KTT G7.

"Itu mencerminkan perubahan paradigma dalam tatanan dunia," ujarnya. "Jika KTT G11 atau G12 diwujudkan, itu akan menjadi titik balik penting bagi tatanan baru di era pasca-corona".

Baca: Biaya Rumah Sakit Lansia 70 Tahun yang Sembuh dari Covid-19 Capai Rp 15 Miliar, Ini Rinciannya

Baca: Gara-gara Pukul Kentongan, Novrianto Tewas Ditusuk Tetangga Sendiri

Baca: Fauzi Baadilah Risih Digenitin di Sosial Media

Dan, Korea Selatan telah menerima undangan untuk mengambil bagian dalam membentuk dan mengelola tatanan dunia baru itu.

Terkait Semenanjung Korea, Lee menyebutkan, Korea Selatan dan AS terus berkomunikasi mengenai pembagian beban dan masalah di wilayah tersebut. 

"Terutama ketika menyangkut Korea Utara atau program nuklirnya, Korea Selatan dan AS mengadakan diskusi yang bermakna untuk memastikan kami dapat menanggapi situasi apa pun," katanya.

Berita ini tayang di kontan: https://internasional.kontan.co.id/news/mantan-dubes-as-trump-juga-bakal-tarik-pasukan-as-dari-korea-jepan-dan-negara-lain?page=all

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved